Suara.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla menegaskan, besar kemungkinan tak lagi maju sebagai peserta dalam Pilpres 2019.
Ia mengatakan, dirinya mempertimbangkan faktor usia untuk kembali mendampingi Presiden Joko Widodo sebagai calon petahana pada Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden RI 2019.
"Ya kan saya sudah katakan, saya ini mempertimbangkan juga dari segi umur, biar yang muda-muda," kata Wapres Jusuf Kalla di Kantor Wakil Presiden Jakarta, seperti dilansir Antara, Selasa (13/2/2018).
JK memprediksi Jokowi akan kembali mencalonkan diri sebagai capres, mengingat usianya masih muda. Kalla mengatakan pihaknya siap mendukung Jokowi dalam Pemilu 2019.
"Pak Jokowi kan masih muda dibandingkan saya, ya otomatis beliau akan maju. Ya tentu saya mendukung beliau, bagaimana caranya? Nanti kita lihat," tambah Kalla.
Sebelumnya, beredar tulisan wartawan senior John McBeth yang mengulas bahwa nama Jusuf Kalla berpeluang untuk kembali digandeng Joko Widodo dalam Pilpres 2019.
McBeth, yang mengklaim telah menghabiskan 11 tahun kariernya menulis mengenai politik Asia Tenggara termasuk Indonesia, mengaku mendapatkan konfirmasi dari sumber terdekat Jusuf Kalla bahwa tawaran sebagai cawapres itu pernah ada.
Jusuf Kalla sendiri pernah menjabat sebagai wapres selama satu periode di masa kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono pada 2004-2009.
2 Kriteria
Baca Juga: Alasan Daihatsu Tak Bawa All-New Sirion Mesin 1.5 L ke Indonesia
JK menyebutkan dua kriteria bagi seorang tokoh untuk menjadi calon wapres pendamping Jokowi dalam Pilpres 2019.
"Ya saya kira memang semua tokoh itu berbeda-beda dia punya pengalaman, (berbeda) caranya. Tetapi bagaimana seorang tokoh yang bisa dua hal," kata JK.
Pertama, menurut dia, tokoh yang disiapkan menjadi calon wapres harus memiliki kekuatan dukungan dan politis untuk membantu elektabilitas Jokowi.
Kedua, tokoh calon wapres tersebut harus memilii kemampuan dan kapabilitas untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapi bangsa, mulai dari persoalan ekonomi, sosial dan politik.
Meskipun mengakui tidak lagi akan maju dalam pilpres, JK mengatakan pihaknya belum memiliki nama yang akan direkomendasikan kepada Jokowi untuk dijadikan calon pendamping.
"Belum (ada nama). Musti dua hal itu harus memenuhi syarat, dan disamping itu juga tentu yang bisa memperluas jangkauan keterpilihan. Mungkin 'you' punya saran, itu boleh saja," tutur JK kepada wartawan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO