Suara.com - Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto mengklaim partai berlambang pohon beringin belum membahas dan menjaring nama-nama bakal calon wakil presiden untuk Pilpres 2019.
Setelah menyatakan akan mendukung calon petaha Joko Widodo di Pilpres 2019, Airlangga mengatakan, untuk saat ini Partai Golkar tengah fokus pemenangan di Pilkada serentak 2018.
"Golkar belum menjaring. Yang sudah, memutus untuk mendukung bapak presiden (capres 2019). Kalau yg lain belum. Kami masih konsentrasi Pilkada," ujar Airlangga di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Kamis (15/3/2018).
Hal itu dikatakan Airlangga saat ditanya wartawan soal kabar eks Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo bakal dideklarasikan sebagai capres oleh para pendukungnya pascapensiun 1 April mendatang.
Terkait kabar deklarasi Gatot, Airlangga menilai hal tersebut merupakan hak masing-masing individu seseorang. Tetapi, hingga saat ini, kata dia, Golkar belum melakukan penjaringan tokoh untuk diusulkan menjadi pendamping Jokowi.
"Ya artinya kalau di luar itu kan kewenangan dari masing masing apakah itu partai lain atau individu-individu. Jadi kami tidak memberikan komentar," katanya.
Airlangga mengaku belum tahu kapan konsolidasi antara partai pengusung Jokowi dimulai. Ia lagi-lagi mengatakan tengah fokus Pilkada serentak.
"Sekarang ini karena kami masih konsentrasi pemilukada. karena koalisi sifatnya pelangi. Di satu daerah dengan daerah lain kan berbeda," kata dia.
"Jadi karena kita masih berkoalisi untuk provinsi provinsi maka tentu akan dibahas sesudah pilkada selesai," lanjut Airlangga.
Baca Juga: Gerindra Persilakan Mahfud MD Jika Mau Jadi Cawapres Jokowi
Selain Partai Golkar, sejumlah parpol juga sudah menyatakan dukungannya untuk Jokowi di Pilpres 2019.
Parpol yang dimaksud adalah PDI Perjuangan, Partai Hanura, dan PPP. Kemudian dua partai baru seperti Partai Perindo dan Partai Solidaritas Indonesia juga siap mendukung Jokowi.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO