Suara.com - Lembaga studi demokrasi dan keberagaman, SETARA Institut menilai tuduhan yang menyebar jika Presiden Joko Widodo bagian dari kelompok PKI (Partai Komunis Indonesia) karena ada kesengajaan. Ada pihak yang sengaja menyebar isu itu.
Koordinator SETARA Institute Hendardi menjelaskan kepemimpinan Jokowi menghadapi serangan serius stigma mendukung PKI. Sejak menjelang Pemilu 2014, isu ini terus dihembuskan oleh lawan politik Jokowi yang secara sistematis akan berpotensi melemahkan elektabilitas Jokowi pada 2019.
"Bagaimana pun, di era pascakebenaran (post-truth era), hoax yang diproduksi secara sistematis dan berkelanjutan akan dianggap kebenaran oleh para pembaca/penerima pesan," kata Hendardi dalam keterangan persnya, Kamis (15/3/2018).
Hendardi mengatakan penyebaran hoax Jokowi PKI bertujuan untuk kepentingan politik yang dilakukan secara profesional.
"Hoax semacam ini jelas merupakan kerja politik oleh pihak-pihak yang disengaja untuk tujuan-tujuan politik tertentu, bisa dilakukan oleh pendukung parta-partai politik, bisa juga oleh kelompok professional yang dipekerjakan sebagai pihak yang bertugas melemahkan legitimasi kepemimpinan Jokowi," kata dia.
Informasi hoaks mengenai Jokowi kader PKI maupun anggota keluarga PKI, mulai marak sejak dirinya mencalonkan diri sebagai presiden pada Pilpres 2014.
Tak hanya itu, seorang penulis bernama Bambang Tri Mulyono, pernah menulis buku berjudul "Jokowi Undercover", yang di dalamnya mengklaim orang tua Jokowi kader PKI.
Bambang dituntut ke pengadilan, dan divonis bersalah serta dihukum 3 tahun penjara oleh majelis hakim Pengadilan Negeri Blora, Jawa Tengah, 29 Mei 2017.
Baca Juga: Buru Penyebar Hoaks Dirinya PKI, Jokowi: Ketemu Saya Gebuk!
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Sepatu Lokal Senyaman Skechers, Tanpa Tali untuk Jalan Kaki Lansia
- 9 Sepatu Puma yang Diskon di Sports Station, Harga Mulai Rp300 Ribuan
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- 5 Mobil Bekas yang Lebih Murah dari Innova dan Fitur Lebih Mewah
Pilihan
-
In This Economy: Banyolan Gen Z Hadapi Anomali Biaya Hidup di Sepanjang 2025
-
Ramalan Menkeu Purbaya soal IHSG Tembus 9.000 di Akhir Tahun Gagal Total
-
Tor Monitor! Ini Daftar Saham IPO Paling Gacor di 2025
-
Daftar Saham IPO Paling Boncos di 2025
-
4 HP Snapdragon Paling Murah Terbaru 2025 Mulai Harga 2 Jutaan, Cocok untuk Daily Driver
Terkini
-
Warga Antusias Rayakan Tahun Baru di Bundaran HI Meski Tanpa Kembang Api: yang Penting Jalan-Jalan
-
Transportasi Aceh-Medan Pulih, Mobilitas Warga dan Roda Perekonomian Regional Kembali Bergerak
-
Tersangka Korupsi Pokir Dinsos Lombok Barat Belum Ditahan, Kejari Mataram Beberkan Alasannya
-
Elit PDIP soal Wacana Pilkada Dipilih DPRD: Rakyat Akan Marah, Hak-haknya Diambil
-
Kondisi Terkini Bundaran HI Jelang Malam Tahun Baru 2026, Warga Mulai Merapat
-
Penjualan Terompet Tahun Baru di Asemka Sepi, Pedagang Keluhkan Larangan Kembang Api
-
Prediksi Cuaca Malam Tahun Baru untuk Semua Wilayah di Indonesia
-
Dua Kunci Syahganda Nainggolan Agar Rakyat Kaya dalam 5 Tahun: Upah dan Redistribusi Tanah
-
Diteror Bom Molotov usai Kritik Pemerintah, Ini 7 Fakta Serangan di Rumah DJ Donny
-
Kenapa Penerima Bansos di Kantor Pos Harus Foto Diri dengan KTP dan KK? Ini Penjelasan Dirut PT Pos