Suara.com - Igor Dirgantara, Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Universitas Jayabaya, Jakarta, mengimbau Presiden Joko Widodo meminta maaf kepada Presiden Rusia Vladimir Putin.
Permintaan maaf itu harus diajukan setelah politikus muda Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Tsamara Amany Alatas, dinilai media Rusia Beyond menghina Putin dan situasi politik ekonomi negeri tersebut.
"Sebaiknya Presiden Jokowi melakukan inisiatif, dan mengambil langkah elegan dengan menyampaikan permintaan maaf kepada Presiden Putin dan pemerintah Rusia. PSI kan pendukung presiden," kata Igor melalui siaran tertulis, Senin (9/4/2018).
Menurut Igor, langkah elegan seperti itu penting dilakukan pemerintahan Jokowi, karena pernyataan Tsamara bernada fitnah serta merendahkan pemerintahan negara tersebut. Hal itu bisa merusak hubungan Rusia dengan Indonesia.
"Hubungan baik yang terjalin selama ini, antara Indonesia dan Rusia jangan sampai terganggu oleh elite politik yang tidak memahami pentingnya hubungan bilateral," ujar Igor.
Igor menjelaskan, hubungan Rusia dan Indonesia sudah berjalan sangat baik, bahkan mencapai usia lebih dari 65 tahun.
Tak hanya itu, Igor menuturkan Rusia adalah negara yang mendukung penuh kebijakan rezim Jokowi, terutama soal poros maritim, antiterorisme, pemberantasan narkoba, modernisasi persenjataan TNI, serta penenggelaman kapal-kapal asing pencuri ikan.
Dalam pertemuan antara Putin-Jokowi di acara APEC di China 2014, misalnya, kedua kepala negara telah bersepakat meningkatkan kerjasama sosial, budaya, teknologi, dan energi.
Putin juga sudah menjadwalkan mengunjungi Indonesia setelah kembali terpilih sebagai presiden pada 19 Maret 2018.
Baca Juga: Polisi Tangerang Tembak Mati Bandar Narkoba Bawa 140 Gram Sabu
"Indonesia membutuhkan Rusia tidak hanya soal pembelian alutsista dan kenaikan investasi bilateral, tetapi juga dalam konteks Eurasian Economic Union, di mana Rusia adalah negara anggota yang berpengaruh dan dihormati," tutur Igor.
Untuk diketahui, pernyataan Tsamara yang menyinggung soal kondisi politik, kebebasan pers dan tingkat korupsi di Rusia, ditanggapi serius oleh pihak Rusia.
Bahkan, media asal Rusia, yakni Russia Beyond The Headline (RBTH), langsung meminta supaya Kedutaan Besar Rusia di Jakarta mengajak Tsamara berdiskusi.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
Ada Adrian Wibowo! Ini Daftar Pemain Timnas Indonesia U-23 Menuju TC SEA Games 2025
-
6 Fakta Demo Madagaskar: Bawa Bendera One Piece, Terinspirasi dari Indonesia?
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Pertamax Tetap, Daftar Harga BBM yang Naik Mulai 1 Oktober
-
Lowongan Kerja PLN untuk Lulusan D3 hingga S2, Cek Cara Daftarnya
Terkini
-
Eks Dirut PGN Ditahan KPK! Terima Suap SGD 500 Ribu, Sempat Beri 'Uang Perkenalan'
-
Ikutilah PLN Journalist Awards 2025, Apresiasi Bagi Pewarta Penggerak Literasi Energi Nasional
-
Soal Arahan Jokowi Dukung Prabowo-Gibran 2 Periode, Gus Yasin: PPP Selalu Sejalan dengan Pemerintah
-
Rayakan HUT ke-80 TNI di Monas, Tarif Transportasi Umum Jakarta Jadi Rp80
-
Kepala BPHL Dicecar Pembangunan Jalan di Kawasan IUP PT WKM, Hakim: Saudara Kok Nggak Bisa Jawab!
-
Anggota DPR Ngamuk! Minta BGN 'Spill' Nama Politisi Peminta Jatah Dapur MBG
-
Gus Yasin 'Sentil' Balik Kubu Mardiono: Aturan AD/ART Sudah Diubah di Muktamar!
-
Cucu Mahfud MD Jadi Korban, Pakar Sebut Keracunan MBG Bukti Kegagalan Sistemik Total
-
Motif Sejoli Tega Buang Bayi di Palmerah, Malu Nikah Siri Tak Direstui
-
PPP Memanas! Kubu Mardiono Klaim Duluan Daftar, Agus Suparmanto Tidak Sah Jadi Ketum?