Suara.com - Publik tengah digegerkan oleh akun Facebook bernama Ahmada Al Fatih, yang menghina Pahlawan Nasional Raden Ajeng Kartini.
Ketika publik tengah merayakan Hari RA Kartini, Sabtu (21/4/2018), akun Al Fatih justru mengunggah tulisan yang menuding perempuan pejuang emansipasi era kolonial tersebut penuh kehinaan.
"Kartini perempuan pemuas sex Belanda sekarang menjadi pahlawan. Pembodohan sejarah, sayang sekali," tulis akun tersebut.
Penghinaan tersebut dituliskan akun Al Fatih di kolom komentar akun Facebook resmi milik Ketua MPR Zukifli Hasan, yang mengunggah video tentang perempuan pejuang buruh era Orde Baru, Marsinah.
Tulisan akun Al Fatih itu kontan mengundang amarah warganet lainnya.
“Ahmada AL Fatih maaf pembodohan sejarah kamu maksud? Kamu ini tidak pernah berjuang apa-apa, malah dari jaman aku kecil Ibu Kartini selalu diperingati tiap tahun. Berarti ada nilai plusnya di masa perjuanganya dulu,” sanggah akun bernama Ab Dul.
Namun, akun Al Fatih membela diri. "Pembodohan sejarah masa kolonel belanda setelah indonesia merdeka makanya baca sejarah bung siapa Kartini. Setelah Indon merdeka permintaan Belanda untuk mengenang kartini diperingati setiap tahun."
Setelah tulisan penghinaannya menyebar, warganet ramai-ramai menelisik jati diri pemilik akun tersebut. Mereka menemukan, foto akun itu adalah kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Aceh Utara.
Namun, DPP PKS melalui akun resmi Twitternya, @PKSejahtera, membantah hal tersebut.
Baca Juga: Amankan Hari Buruh, Kapolri Beri Instruksi ke Seluruh Kapolda
"Kami ingin mengklarifikasi bahwa informasi yang disebarkan ini adalah sebuah hoaks dan fitnah. Tidak ada ditemukan kader PKS di daerah setempat dengan nama tersebut," tulis DPP PKS, Senin (23/4).
PKS mengklaim, akun Al Fatih mencatut foto kader mereka yang bernama Sayed Mansur Al Idrus.
“Perkataan yang diucapkan oleh akun yang disebut sebagai kader PKS itu tidak menggambarkan kader PKS. Sebab Kader PKS mendapatkan pendidikan moral dan politik rutin bulanan bahkan pekanan.”
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO