Suara.com - Anggota Majelis Pustaka dan Informasi PP Muhammadiyah Mustofa Nahrawardaya menantang balik Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang melaporkan massa #2019GantiPresiden. Mustofa merupakan aktivis dari gerakan #2019GantiPresiden.
PSI melaporkan gerakan #2019GantiPresiden lantaran dugaan adanya intimidasi oleh beberapa orang berkaos #2019GantiPresiden kepada massa relawan Jokowi berkaos #DiaSibukKerja di Car Free Day di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat, Minggu (29/4/2018) sekitar pukul 09.15 WIB
Mustofa yang juga bagian dari kelompok #2019GantiPresiden dan menjadi saksi saat kejadian mengatakan pelaporan tersebut malah berdampak buruk kepada PSI.
"PSI kan partai baru, belum berpengalaman lah. Itu malah merugikan partai dia sendiri. Kalau partai baru itu kan nyari massa bukan memusuhi massa," kata Mustofa kepada wartawan pada Senin (30/4/2018).
Ia pun menambahkan PSI belum memiliki pendukung yang banyak. Mustofa menganggap langkah PSI hanya memperburuk citra partai tersebut.
"Partai ini kan partai masih 'unyu-unyu'. Sebaiknya dia merangkul massa bukan memusuhi massa melapor laporin gituu mana ada yang suka malah pada benci sama PSI. Mestinya kan dia jadi pendamai bukan main lapor polisi untuk apa," tambahnya.
Sebelumnya, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) melaporkan massa #2019GantiPresiden atas kasus intimidasi kepada seorang ibu dan anak saat kegiatan Car Free Day (CFD) di Jakarta ke Polda Metro Jaya, Senin (30/4/2018) siang. PSI anggap kejadian tersebut sebagai bentuk pelecehan kepada pada ibu dan anak.
Berita Terkait
-
PSI Perkarakan #2019GantiPresiden, Pesanan Jokowi?
-
Nahrawardaya Beberkan Kejadian #2019GantiPresiden di Car Free Day
-
Bukti Tak Lengkap, PSI Gagal Laporkan Massa 2019 Ganti Presiden
-
Aksi #2019GantiPresiden, Polri Minta Tak Terjadi Lagi Intimidasi
-
Polisi Telusuri Dugaan Intimidasi Massa #2019GantiPresiden
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
Pilihan
-
Jaminan Laga Seru! Ini Link Live Streaming Bayern Munchen vs Chelsea
-
Kendal Tornado FC vs Persela Lamongan, Manajemen Jual 3.000 Tiket
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Kamera Terbaik September 2025
-
Wakil Erick Thohir Disebut jadi Kandidat Kuat Menteri BUMN
-
Kursi Menteri BUMN Kosong, Siapa Pengganti Erick Thohir?
Terkini
-
Hitung Mundur Dimulai? Analis Sebut Kapolri Diganti Usai Hari TNI, Ini Sinyalnya
-
DPRD 'Geruduk' Parkir Ilegal di Jaktim, Dua Lokasi Disegel Paksa, Potensi Pajak Miliaran Bocor
-
'Keterangan Anda Berubah!' Detik-detik Saksi PT Poison Ditegur Hakim di Sidang Sengketa Tambang
-
Saatnya 'Perbarui' Aturan Main, DPR Genjot Revisi Tiga UU Kunci Politik
-
Noel Dikabarkan Mau Jadi Justice Collaborator, KPK: Belum Kami Terima
-
Jejak Korupsi Noel Melebar, KPK Bidik Jaringan Perusahaan PJK3 yang Terlibat Kasus K3
-
Anggotanya Disebut Brutal Hingga Pakai Gas Air Mata Kedaluarsa Saat Tangani Demo, Apa Kata Kapolri?
-
Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
-
Dikabarkan Hilang Usai Demo Ricuh, Bima Permana Ditemukan di Malang, Polisi: Dia Jualan Barongsai
-
Berawal dari Rumah Gus Yaqut, KPK Temukan Jejak Aliran Dana 'Janggal' ke Wasekjen Ansor