Suara.com - Ketua DPRD DKI Prasetyo Edi Marsudi diduga mencatut nama Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputeri guna bisa memberikan mantan Sekretaris Daerah Provinsi Riau sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Riau.
Terkait iming-imingan jabatan itu, Prasetyo diduga meminta uang sebesar Rp3,25 miliar kepada Zaini agar bisa mengisi posisi Gubernur Riau Annas Maamun yang tertangkap penyidik KPK pada 2014 lalu.
"(Prasetyo Edi) mengaku dekat dengan Ibu Megawati selaku Ketum PDIP," kata pengacara Zaini, William Albert Zai saat dikonfirmasi, Senin (7/5/2018).
Namun, William mengaku belum mengetahui soal awal kedekatan antara kliennya dengan Prasetyo. Dia hanya menyampaikan, hubungan itu tak berkaitan dengan status Prasetyo sebagai politikus PDI Perjuangan.
"Aku tidak tahu persis tentang perkenalan mereka. Klien kami PNS. Jadi bukan kader Partai," kata dia.
Secara terpisah, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono membenarkan jika polisi telah menerima laporan pengacara Zaini terkait kasus penipuan dan penggelapan yang dituduhkan kepada Prasetyo.
"Ya sudah memang betul ada laporan," kata Argo saat dikonfirmasi.
Argo menyampaikan, bila laporan itu masih dalam tahap penyelidikan.
Dia pun mengaku, belum mengetahui kapan jadwal pemerikssan terhadap pelapor akan dilaksanakan. Dia hanya menyampaikan polisi akan segera menginformasikam kepada awak media apabila penyidik sudah menjadwalkan pemeriksaan terhadap pelapor Prasetyo Edi.
Baca Juga: Megawati dan Airlangga akan Segera Bertemu
"Nanti dikabari ya. Saat ini belum ada agenda klarifikasi," katanya.
Zaini melalui pengacara resmi melaporkan Prasetyo ke Polda Metro Jaya pada 30 April 2018. Laporan yang dibuat itu telah diterima polisi dengan nomor LP/2369/IV/PMJ/Dit. Reskrimum.
Terkait kasus ini, politikus PDI Perjuangan itu dilaporkan dengan Pasal 378 KUHP tentang Penipuan dan Pasal 372 KUHP tentang Penggelapan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Sunscreen Terbaik Harga di Bawah Rp30 Ribu agar Wajah Cerah Terlindungi
- Siapa Shio yang Paling Hoki di 5 November 2025? Ini Daftar 6 yang Beruntung
- 24 Kode Redeem FC Mobile 4 November: Segera Klaim Hadiah Parallel Pitches, Gems, dan Emote Eksklusif
Pilihan
-
6 Kasus Sengketa Tanah Paling Menyita Perhatian di Makassar Sepanjang 2025
-
6 HP Memori 128 GB Paling Murah Terbaru 2025 yang Cocok untuk Segala Kebutuhan
-
4 Rekomendasi Tablet RAM 8 GB Paling Murah, Multitasking Lancar Bisa Gantikan Laptop
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
Terkini
-
Lolos Hukuman MKD, Uya Kuya dan Adies Kadir Baru Bisa Aktif Lagi di DPR Tergantung Ini!
-
Viral! Pasangan Pembuangan Bayi di Ciamis Dinikahkan di Kantor Polisi: Biar Bisa Rawat Anak Bersama?
-
Ditugasi Prabowo Berkantor di Papua, Gibran Tak Merasa Diasingkan: Itu Tidak Benar!
-
Sumpah SF Hariyanto: Saya Bukan Pelapor Kasus Gubernur Riau, Kami Sedang Ngopi Saat KPK Datang
-
DPR Batasi Delegasi Buruh, Komisi IX Absen: Ada Apa di Balik Audiensi Kenaika
-
Jusuf Kalla Ngamuk di Makassar: Tanah Saya Dirampok Mafia, Ini Ciri Khas Lippo!
-
'Acak-acak' Sarang Narkoba di Kampung Bahari Jakut, Kos-kosan Oranye jadi Target BNN, Mengapa?
-
Media Asing Soroti Progres IKN, Kekhawatiran soal Lingkungan dan Demokrasi Jadi Perhatian Utama
-
Sandi 'Tujuh Batang' dan Titah 'Satu Matahari' yang Menjerat Gubernur Riau dalam OTT KPK
-
Rumah Hakim Kasus Korupsi Rp231 M Dibakar, Komisi III DPR: Ini Kejahatan Terencana