Suara.com - Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon “diserang” warganet setelah mengunggah tulisan ke akun Twitter, mengomentari aksi teror bom bunuh diri di tiga gereja Kota Surabaya, Jawa Timur, Minggu (13/5/2018).
Politikus elite Partai Gerindra tersebut mengunggah tujuh tulisan mengenai aksi teroris tersebut. Namun, “kicauannya” yang ketujuh atau terakhir, membuat warganet marah.
Dalam tulisannya yang terakhir, Fadli menyebut tindakan terorisme marak karena negara Indonesia memunyai pemimpin yang lemah.
"Terorisme biasanya berkembang di negara yg lemah pemimpinnya, mudah diintervensi, banyak kemiskinan, ketimpangan dan ketidakadilan yang nyata," tulis lelaki yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Gerindra ini.
Tulisan tersebut mendapatkan perhatian dari para warganet. Hingga berita ini diunggah, Minggu sore, tweet tersebut sudah 650 kali disebar ulang dan disukai 1.500 orang.
Sejumlah warganet menilai Fadli tak berempati terhadap korban.
"Saya rasanya pengin maki-maki orang ini, tapi percuma, tak mempan. Cuma pengin doa saja jadinya, semoga keluarganya tak jadi salah satu dari korban aksi para teroris itu," kata @fahraniee.
"Bung, saya seperti anda, ikut berduka cita atas serangan di Surabaya. Saya juga mengutuk serangan yang terjadi. Tapi tolong Bung, jangan menyelipkan pesan atau kepentingan politik di atas tragedi kemanusiaan ini, Bung. Salam," tulis @ojirodriguez.
Untuk diketahui, tiga bom meledak di Surabaya, Minggu pagi, bertepatan dengan pelaksanaan misa dan ibadah mingguan di gereja.
Baca Juga: Bom Gereja Surabaya, Polisi Bersiaga di Ratusan Gereja di Tangsel
Bom pertama meledak di Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela. Selang beberapa menit, Gereja Kristen Indonesia di Jalan Diponegoro diserang teroris.
Selanjutnya, Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) juga dibom. Akibat dari peristiwa tersebut, sementara terdata 11 orang tewas dan puluhan lainnya luka.
Berita Terkait
-
Bom Meledak di Gereja Santa Maria, Sempat Dikira Gempa Bumi
-
Bom Gereja Surabaya, MUI Tegaskan Aksi Terorisme Itu Haram!
-
Ini Cara Ojek Online Bersolidaritas Usai 3 Gereja Dibom Teroris
-
KPAI Kecam Teror Bom Surabaya Makan Korban Bocah 11 Tahun
-
Bom Gereja Surabaya, Pintu Masuk Bali Dijaga Ketat dari Teroris
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO