Suara.com - Tim nasional Arab Saudi dipermalukan Rusia dalam laga pembuka Piala Dunia 2018 sekaligus yang pertama dalam sejarah sepak bola negeri Raja Salman tersebut.
Namun, perempuan Saudi yang menjadi suporter dan langsung menonton di Rusia mengatakan, masih banyak perayaan yang bisa mereka rasakan setelah larangan untuk mereka menghadiri pertandingan olah raga dicabut kerjaan mulai awal tahun 2018.
Yakir Zaki adalah salah satu dari banyak perempuan Saudi yang tak ambil pusing ketika tim kesayangannya dikalahkan Rusia dengan skor telak 5-0.
"Ya, mereka tidak bermain bagus. Mereka kalah dalam pertandingan. Mereka tidak tahu harus berbuat apa. Tapi bagi kami, perempuan Saudi, masih banyak yang perlu dirayakan setelah bebas menghadiri laga semacam ini," kata Zaki di dekat Lapangan Merah Moskow, kepada Reuters, Sabtu (16/6/2018).
Ia mengatakan, bisa melihat secara langsung laga-laga sepak bola di stadion adalah kemenangan besar.
"Dulu, ketika masih kanak-kanak dan remaja, aku tak bisa menonton laga seperti itu. Padahal, aku adalah penggemar sepak bola fanatik,” tutur perempuan berusia 35 tahun itu.
Zaki menuturkan, setelah pemerintah Saudi membolehkan kaum perempuan menonton pertandingan olah raga di stadion, ia mengajak kedua anaknya serta keponakan, suami, dan ipar ke Rusia.
"Itu adalah salah satu impian saya untuk menghadiri pertandingan di stadion. Untuk anak-anak saya, putri saya, memiliki kesempatan untuk melakukan itu, itu luar biasa."
Larangan perempuan menonton laga sepak bola di stadion dicabut Saudi sejak Januari 2018. Itu adalah bagian reformasi sosial kebudayaan yang dicanangkan Putra Mahkota Mohammed bin Salman.
Baca Juga: Bukan Tim Besar, Ini Negara Pilihan Wakapolri di Piala Dunia 2018
Zaki mengatakan, dia telah menonton liga laga sepak bola di Saudi sejak larangan itu dicabut. Sementara menonton PD 2018 di Rusia, adalah kali pertama ia menonton laga di luar negeri.
Kamis (14/6), sesaat sebelum timnas Saudi berlaga melawan Rusia, perempuan-perempuan Saudi membentuk kelompok-kelompok kecil memasuki stadion Luzhniki.
"Ini adalah langkah besar di negara kami," Hajar Al-Murais, perempuan Saudi berusia 28 tahun yang berprofesi sebagai dokter mata.
Hajar menuturkan sengaja ke Rusia untuk menyaksikan timnasnya berlaga. Ia menuturkan, sejak dulu penggemar sepak bola dan klub FC Barcelona.
”Aku biasanya hanya bisa menonton dari televisi, di rumah. Tapi kini, aku sangat senang karena bisa menonton langsung di stadion,” tuturnya.
Hajar bertambah senang karena merasa bisa membaur dengan fans negara lain, karena tak lagi diharuskan memakai abaya (penutup kepala) hitam dan jubah panjang.
Berita Terkait
Terpopuler
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Sunscreen Terbaik Harga di Bawah Rp30 Ribu agar Wajah Cerah Terlindungi
- Siapa Shio yang Paling Hoki di 5 November 2025? Ini Daftar 6 yang Beruntung
- 24 Kode Redeem FC Mobile 4 November: Segera Klaim Hadiah Parallel Pitches, Gems, dan Emote Eksklusif
Pilihan
-
Bos Pajak Cium Manipulasi Ekspor Sawit Senilai Rp45,9 Triliun
-
6 Kasus Sengketa Tanah Paling Menyita Perhatian di Makassar Sepanjang 2025
-
6 HP Memori 128 GB Paling Murah Terbaru 2025 yang Cocok untuk Segala Kebutuhan
-
4 Rekomendasi Tablet RAM 8 GB Paling Murah, Multitasking Lancar Bisa Gantikan Laptop
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
Terkini
-
Gelar Pahlawan untuk Soeharto, KontraS: Upaya Cuci Dosa Pemerintah
-
Ketua BAM DPR Aher Janji UU Ketenagakerjaan Baru akan Lebih Baik Usai Temui Buruh KASBI
-
Lewat Kolaborasi dengan Iko Uwais di Film TIMUR, BNI Dukung Industri Film Nasional
-
Internet di Indonesia Masih Belum Merata, Kolaborasi Infrastuktur adalah Jalan Pintasnya
-
Aksi Buruh KASBI di DPR Bubar Usai Ditemui Aher, Janji Revisi UU Ketenagakerjaan
-
Komoditas Nikel Indonesia Menguat, Hilirisasi Jadi Kunci
-
Bahlil Sarankan Mantan Presiden Dapat Anugerah Gelar Pahlawan Nasional, Termasuk Soeharto
-
Ajukan PK, Adam Damiri Akan Hadirkan Enam Ahli di Sidang Asabri
-
Komisi VII DPR Sentil Industri Film Nasional: 60 Persen Dikuasai Kelompok Tertentu, Dugaan Monopoli?
-
Warga Baduy Korban Begal Ditolak RS? Ini Klarifikasi Gubernur Pramono Anung