Suara.com - Anggota Komisi III DPR Arsul Sani menilai kritikan Ketua Umum Prabowo Subianto kepada Pemerintahan Joko Widodo - Jusuf Kalla dirasanya sangat tidak adil. Dalam hal ini, Arsul melihat tuduhan Prabowo salah sasaran.
Arsul mengatakan bahwa penguasaan pihak asing di Indonesia telah terjadi sejak kepemimpinan presiden-presiden sebelumnya.
Ia mencontohkan pada era Soeharto diberlakukan kewajiban Indonesianisasi, saham bagi Penanaman Modal Asing (PMA) dihilangkan, lalu deregulasi yang memperbesar porsi kepemilikan asing.
Selain itu, pada saat Amien Rais menjabat sebagai ketua MPR pun ada amandemen Undang-Undang Dasar yang memberikan peluang besar bagi pihak asing.
"Pada saat Amien Rais menjadi Ketua MPR, Undang-Undang Dasar pasal 33 diamandemen yang makin memperbesar pintu masuk asing," kata Arsul kepada Suara.com, Rabu (21/06/2018).
Arsul menambahkan, pada saat pemerintahan Susilo Bambang Yudhono dan Megawati Soekarnoputri dibuat kebijakan yang memudahkan pihak asing.
"Zaman pemerintahan SBY, pembentuk UU yakni DPR dan Pemerintah membuat UU Penanaman Modal baru yang liberal," tambahnya.
Oleh karena itu, Arsul menganggap tuduhan Jokowi berpihak pada pemodal asing keliru, karena Jokowi kini hanya memikul beban dari kepemimpinan sebelumnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa Prabowo hanya mampu mengkritisi tanpa memberikan solusi kebijakan yang konkret.
"Prabowo hanya mengkritisi keadaan yang telah terjadi tapi tidak memberikan alternatif platform kebijakan yang konkret dan applicable," pungkasnya.
Berita Terkait
-
7 Poin Isi Pidato Prabowo Subianto di KTT PBB: Seruan Tegas Perdamaian Palestina-Israel
-
Mahfud MD Kasih Dua Jempol untuk Prabowo: Ada Apa Ini?
-
Respons 'Santai' Nasdem Soal Jokowi Arahkan Relawan Dukung Prabowo-Gibran 2 Periode
-
Buka Opsi Akui Israel dengan Syarat, Pidato Prabowo Subianto di PBB Picu Emosi Rakyat
-
Manuver Jokowi Dukung Prabowo-Gibran 2 Periode, Puan Maharani Bereaksi Dingin: Pemilu Masih Jauh
Terpopuler
- Siapa Zamroni Aziz? Kepala Kanwil Kemenag NTB, Viral Lempar Gagang Mikrofon Saat Lantik Pejabat!
- Terpopuler: Geger Data Australia Soal Pendidikan Gibran hingga Lowongan Kerja Freeport
- Prompt Gemini AI untuk Edit Foto Masa Kecil Bareng Pacar, Hasil Realistis dan Lucu
- 10 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 September 2025, Kesempatan Klaim Pemain OVR 110-111
- Bali United: 1 Kemenangan, 2 Kekalahan, Johnny Jansen Dipecat?
Pilihan
-
Petaka Arsenal! Noni Madueke Absen Dua Bulan Akibat Cedera Lutut
-
Ngamuk dan Aniaya Pemotor, Ini Rekam Jejak Bek PSM Makassar Victor Luiz
-
Menkeu Bakal Temui Pengusaha Rokok Bahas Cukai, Saham-saham 'Tembakau' Terbang
-
Jurus Menkeu 'Koboi' Bikin Pasar Cemas Sekaligus Sumringah
-
IHSG Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah, Saham-saham Rokok Jadi Pendorong
Terkini
-
Semua Kalangan Bisa Akses Sekolah Garuda, Termasuk Masyarakat Miskin
-
Aktivis Kecam Pemerintah: Pajak Rakyat Dinaikkan, Cukai Rokok Dibiarkan Stagnan
-
Usman Tewas Membusuk Terikat Tali di Kamar, Temannya Panik saat Main ke Rumah
-
Status Tersangka Nadiem Makarim Digugat! Kejagung: Urusan Kerugian Negara Bukan di Sini
-
7 Poin Isi Pidato Prabowo Subianto di KTT PBB: Seruan Tegas Perdamaian Palestina-Israel
-
Tragis! Terpental usai Tabrak Pembatas Jalan, Pemotor Tewas Terlindas Truk di Flyover Pesing Jakbar
-
Dari Bank Sampah Hingga Truk Listrik, Pemprov DKI Genjot Pengelolaan Sampah di Jakarta
-
Belum Tetapkan Tersangka Korupsi Kuota Haji, KPK Bantah Ada Intervensi dari Penegak Hukum Lain
-
Komplotan Pembunuh Kacab Bank BUMN Incar Rekening Dormant Rp70 M: Polisi Buru Sosok S, Apa Perannya?
-
Ridwan Kamil Tolak Pintu Damai! Akui Rumah Tangga Rusak Gara-gara Lisa Mariana