Suara.com - Gunung Agung kembali aktif lagi, hari ini Kamis (28/6/2018) dalam enam jam terakhir, Gunung Agung mengeluarkan hembusan setinggi 100 hingga 500 meter di atas puncak gunung.
Berdasarkan data PVMBG secara visual ada asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dan kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal dengan tinggi mencapai hingga 500 meter di atas puncak kawah.
Secara kegempaan terjadi hembusan dengan jumlah 30 kali, dengan Amplitudo 2-10 mm yang berdurasi 26-80 detik.
Sementara itu tadi malam pada Rabu 27 Juni 2018 pukul 22.21 Wita Gunung Agung juga mengalami erupsi dengan mengeluarkan abu ketinggian 2.000 meter di atas puncak.
Saat itu terjadi kegempaan letusan 1 kali, dengan Amplitudo 22 mm, dengan durasi 69 detik. Selain itu terjadi gempa hembusan yang terjadi 1 kali dengan Amplitudo 2 mm yang berdurasi 44 detik, dan gempa Tremor Harmonik terjadi 1 kali dengan Amplitudo 5 mm yang berdurasi 7 detik.
Kepala Sub Bidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Timur PVMBG, Devy Kamil Syahbana mengatakan, situasi Gunung Agung sejak 13 Mei 2018 sampai sekarang, terindikasi ada akumulasi tekanan akibat pergerakan magma menuju ke permukaan.
"Hal ini diindikasikan oleh terekamnya deformasi dengan pola inflasi sejak 13 Mei 2018 lalu. Namun demikian, intensitas aktivitas saat ini masih di bawah aktivitas erupsi November 2017 lalu," terangnya.
Dia menambahkan, dalam seminggu terakhir pihaknya merekam kegempaan di sisi Utara Gunung Agung yang mengindikasikan adanya suplai magma dari kedalaman.
"Kemarin terakhir juga ada Gempa Tremor Harmonik muncul mengindikasikan bahwa aktivitas sudah semakin dangkal dan akhirnya kemarin malam ada erupsi," paparnya.
Pihaknya mengaku belum ada rencana untuk menaikan status Gunung Agung, meskipun intensitas aktivitasnya di atas normal tapi belum tinggi sekali.
Dengan situasi ini PVMBG merekomendasikan masyarakat di sekitar Gunung Agung dan pendaki, pengunjung serta wisatawan agar tidak melakukan pendakian dan tidak melakukan aktivitas apapun di Zona Perkiraan Bahaya yaitu di seluruh area di dalam radius 4 Km dari kawah puncak gunung.
Zona perkiraan bahaya sifatnya dinamis dan terus dievaluasi dan dapat diubah sewaktu-waktu mengikuti perkembangan data pengamatan Gunung Agung yang paling aktual.
Selain itu masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di sekitar aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung agar mewaspadai potensi ancaman bahaya sekunder berupa aliran lahar hujan yang dapat terjadi terutama pada musim hujan dan jika material erupsi masih terpapar di area puncak. [Luh Wayanti]
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Snapdragon Paling Murah untuk Kebutuhan Sehari-hari, Mulai dari Rp 1 Jutaan
-
7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
-
Nova Arianto Ungkap Biang Kerok Kekalahan Timnas Indonesia U-17 dari Zambia
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
Terkini
-
Keji! Nenek Mutmainah Tewas, Jasadnya Diduga Dibakar dan Dibuang Perampok ke Hutan
-
Subsidi Menyusut, Biaya Naik: Ini Alasan Transjakarta Wacanakan Tarif Baru
-
Strategi Baru Turunkan Kemiskinan, Prabowo Akan Kasih Fasilitas buat UMKM hingga Tanah untuk Petani
-
Empat Gubernur Riau Tersandung Korupsi, KPK Desak Pemprov Berbenah
-
Nasib Gubernur Riau di Ujung Tanduk, KPK Umumkan Status Tersangka Hari Ini
-
Pemprov Sumut Dorong Ulos Mendunia, Masuk Daftar Warisan Budaya Dunia UNESCO
-
Alamak! Abdul Wahid jadi Gubernur ke-4 Terseret Kasus Korupsi, Ini Sentilan KPK ke Pemprov Riau
-
Nasib Diumumkan KPK Hari Ini, Gubernur Riau Wahid Bakal Tersangka usai Kena OTT?
-
OTT KPK di Riau! Gubernur dan Kepala Dinas Ditangkap, Siapa Saja Tersangkanya?
-
KPK Sebut OTT di Riau Terkait dengan Korupsi Anggaran Dinas PUPR