Suara.com - Proses rekapitulasi perhitungan suara pilwalkot Makassar yang digelar di Hotel Max One mendapat pengamanan ketat dari personel kepolisian maupun TNI, Kamis (5/7/2018). Pengamanan berlapis hingga ring tiga diterapkan. Terlihat personel kepolisian sejak pagi melakukan blokade jalur masuk Jalan Taman Makam Pahlawan Panaikang.
Selanjutnya sekira 100 meter dari gerbang lokasi rekapitulasi, sejumlah tentara juga memblokade jalan di ring dua. Hanya boleh masuk penyelengaraan pilkada, saksi, dan media dengan ID yang diterbitkan KPU Makassar.
Kepala Polda Sulsel Irjen Pol Umar Septono menegaskan, memasuki tahapan rekapitulasi di KPU, pihaknya masih berfokus pengamanan di tiga daerah. Salah satunya pilwalkot Makassar, serta dua daerah lain, yakni Kota Parepare dan Kabupaten Sinjai.
"Kita masih atansi beberapa daerah, seperti Kota Makassar, Parepare dan Sinjai. Kita tidak pernah underestimate, namun selalu overestimate," jelas Umar ditemui seusai menggelar syukuran HUT ke 72 Bhayangkara di SPN Batua tadi.
Umar menerangkan, pengamanan di lokasi rekapitulasi Pilwalkot Makassar sendiri disiagakan 400 personel Sabhara, Brimob dan Polrestabes Makassar. Sejak pagi, kepolisian dibantu TNI melakukan pengamanan secara berlapis dan sterilisasi.
"Kita lebih atensi pengamanan disana (Max One), sudah ada Karo Ops, Dansat Brimob dan Kapolresta. Karena kita ketahui disana ada masalah. Kita dari pagi sterilisasi supaya tidak ada massa masuk sevata beramai-ramai. Ada ring 1 dan ring dua," jelas Umar.
Dari pantauan Suara.com, puluhan massa pendukung paslon Munafri Arifuddin-Andi Rachmatika Dewi (Appo-Cicu) sudah berkumpul di Jalan TMP Panaikang. Namun mereka tertahan blokade aparat. (Lirzam Wahid)
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi
-
DPW dan DPC PPP dari 33 Provinsi Deklarasi Dukung M Mardiono Jadi Ketua Umum
-
Menteri HAM Natalius Pigai Sebut Orang Hilang 'Belum Terlihat', YLBHI Murka: Denial!
-
Dari Dirut Sampai Direktur, Jajaran BPR Jepara Artha Kini Kompak Pakai Rompi Oranye
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu