Suara.com - Sejumlah massa yang tergabung dalam Aliansi Peduli Ulama Indonesia dan Front Penegakan Keadilan Sosial (F-PKS) menggeruduk Balai Kota, Jakarta, Kamis (5/7/2018). Koordinator aksi Dullah mengatakan kedatangannya ke Balai Kota untuk meminta Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyetop gerakan aksi, Jumat (6/7/2018) besok yang diinisiasi oleh Persaudaraan Alumni 212.
"Kami minta Anies segera membujuk mereka (PA 212) untuk menyetop gerakan yang diinisiasi oleh PA 212," ujar Dullah dalam orasinya di depan Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Kamis (5/7/2018).
Unjuk rasa tersebut menyusul rencana Persaudaraan Alumni (PA) 212, yang akan kembali menggelar aksi pada Jumat (6/7/2018) besok.
Kata Dullah, Anies memiliki kedekatan dengan PA 212 lantaran merupakan pendukungnya saat sebelum menjadi Gubernur Jakarta. Ia meyakini Anies mampu membujuk PA 212 untuk menghentikkan aksinya besok karena bersamaan dengan pertemuan ulama dan dai internasional.
"Karena Anies memiliki kedekatan karena dikawal dari awal sejak jadi gubernur. Kami yakin Anies pasti bisa memanggil PA 212," katanya.
Lebih lanjut, peserta aksi memberi tenggat waktu 1x24 jam kepada Anies untuk menghentikkan gerakan yang diinisiasi oleh PA 212 pada Jumat esok.
Kata Dullah, jika mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu tak bisa menghentikkan aksi besok, Anies sama saja mendukung aksi tersebut sekaligus menghianati pertemuan ulama.
"Ketika Anies tidak bisa menghentikkan aksi besok, maka saya sampaikan, bahwa Anies ikut mendukung dan mencederai ulama di DKI umumnya di Indonesia serta merusak nama baik ulama dan dai senusantara," tandasnya.
Untuk diketahui, PA 212 akan kembali menggelar aksi pada Jumat (6/7/2018), untuk menolak mantan Kapolda Metro Jaya Komjen Mochammad Iriawan menjadi Penjabat Gubernur Jawa Barat.
Baca Juga: Selain Dijaga Wapres, Anies Juga Intens Bertemu Prabowo
Selain itu, mereka juga menuntut pengusutan kasus KTP elektronik, penolakan SP3 kasus Sukmawati Soekarnoputri, pengusutan kasus dugaan kebencian dan SARA oleh Ketua Fraksi Nasdem Viktor Laiskodat, penangkapan Ade Armando, dan penangkapan Gubernur Kalimantan Barat Cornelis.
Massa aksi juga menuntut pembebasan terhadap terpidana kasus pencemaran nama baik dan fitnah, yakni Alfian Tanjung.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Profil Wali Kota Prabumulih: Punya 4 Istri, Viral Usai Pencopotan Kepsek SMPN 1
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu
-
Misi Penyelamatan Pekerja Tambang Freeport Berlanjut, Ini Kabar Terbarunya
-
Buntut Aksi Pemukulan Siswa ke Guru, Dikeluarkan Sekolah dan Ayah yang Polisi Terancam Sanksi
-
Perkuat Pertahanan Laut Indonesia, PLN dan TNI AL Jalin Kolaborasi
-
Korban Pemerkosaan Massal '98 Gugat Fadli Zon: Trauma dan Ketakutan di Balik Penyangkalan Sejarah