Suara.com - Partai Demokrat dinilai punya agenda politik sendiri untuk memajukan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dalam kontestasi Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 2019.
"Safari politik AHY ke sejumlah daerah dan pemampangan balihonya secara masif di berbagai pelosok negeri menjadi indikasi kuat dari agenda itu," kata pengamat politik dari Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi Indonesia (Sigma) Said Salahudin, di Jakarta, Kamis (2/8/2018).
Menurutnya, para elit Demokrat pun selama ini tak henti bersuara tentang peluang AHY untuk menjadi Calon Presiden (Capres) atau Calon Wakil Presiden (Cawapres).
"Terlebih, aksi demi aksi deklarasi dukungan terhadap AHY juga terus digelar tanpa henti. Beberapa hari lalu dibuat di Gedung Joang 45, dan hari ini saya dengar juga akan digelar lagi di Djakarta Theater," kata Said.
Dari semua fakta-fakta itu, menurutnya, sebetulnya sudah sangat terang benderang dan tidak bisa lagi dibantah bahwa Demokrat memang sungguh-sungguh sedang memperjuangkan AHY sebagai Capres atau Cawapres.
"Saya sendiri sudah pernah mengatakan bahwa saya memuji sikap PKB, PKS, dan termasuk juga Partai Demokrat yang kukuh memperjuangkan kadernya sendiri untuk mengisi jabatan-jabatan di pemerintahan, dalam hal ini jabatan capres atau cawapres," katanya.
Apa yang mereka perjuangkan itu, kata dia, dipandang sebagai salah satu perwujudan dari fungsi rekrutmen politik yang semestinya diadopsi oleh seluruh partai politik. Dalam Undang-undang mengenai Partai Politik (UU Parpol) pun hal tersebut diatur.
Permasalahannya adalah di saat AHY dan sejumlah elemen dari Partai Demokrat lainnya gencar berpromosi agar AHY bisa diterima sebagai Cawapres Joko Widodo (Jokowi) atau Prabowo Subianto (setelah pintu capres mulai menyempit), Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) justru mengelak dirinya menjadi bagian dari upaya itu.
Dalam setiap keterangan yang disampaikan oleh SBY setelah dirinya melakukan komunikasi politik dengan Jokowi, Ketua Umum PAN, pimpinan PKS, dan khususnya dengan Prabowo Subianto, SBY selalu menekankan bahwa pertemuan di antara mereka tidak pernah membahas, apalagi meminta dukungan agar AHY bisa diterima sebagai Cawapres Jokowi atau Prabowo.
"Apa yang dikatakan oleh SBY itu, menurut saya, agak mengganggu akal sehat kita. Tidak logis. Sebab, agenda untuk mengusung AHY sebagai Cawapres tentu tidak bisa dilakukan secara pasif, melainkan harus dibarengi oleh sebuah proses komunikasi yang intens dengan pihak capres dan parpol lainnya," ujarnya.
Baca Juga: Alfredo Vera Lengser dari Kursi Pelatih Persebaya
Saat menceritakan tentang pertemuannya dengan Jokowi, lanjut Said, SBY sebetulnya sempat keceplosan dengan mengatakan mereka sempat membahas soal jatah kursi menteri untuk Demokrat jika partai itu bersedia bergabung di koalisi petahana.
"Nah, kalau untuk isu sekunder soal posisi menteri saja sudah dibicarakan, maka logikanya apalagi untuk hal yang lebih primer seperti posisi cawapres," kata Said Salahudin. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Aktivitas Tambang Emas Ilegal di Gunung Guruh Bogor Kian Masif, Isu Dugaan Beking Aparat Mencuat
-
Sidang Ditunda! Nadiem Makarim Sakit Usai Operasi, Kuasa Hukum Bantah Tegas Dakwaan Cuan Rp809 M
-
Hujan Deras, Luapan Kali Krukut Rendam Jalan di Cilandak Barat
-
Pensiunan Guru di Sumbar Tewas Bersimbah Darah Usai Salat Subuh
-
Mendagri: 106 Ribu Pakaian Baru Akan Disalurkan ke Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Angin Kencang Tumbangkan Pohon di Ragunan hingga Tutupi Jalan
-
Pohon Tumbang Timpa 4 Rumah Warga di Manggarai
-
Menteri Mukhtarudin Lepas 12 Pekerja Migran Terampil, Transfer Teknologi untuk Indonesia Emas 2045
-
Lagi Fokus Bantu Warga Terdampak Bencana, Ijeck Mendadak Dicopot dari Golkar Sumut, Ada Apa?
-
KPK Segel Rumah Kajari Bekasi Meski Tak Ditetapkan sebagai Tersangka