Suara.com - Sepak terjang Akbar Daeng Ampuh alias Rangga (32) otak pembakaran di Jl Tinumbu, Kota Makassar, Sulawesi Selatan tak putus meski di penjara di Lapas Kelas 1 Makassar.
Selain dikenal mampu mengendalikan sekelompok napi di Lapas, Ampuh juga dikabarkan kerap dikunjungi banyak perempuan. Dari tamu tersebut, diduga napi 12 tahun itu memperoleh gawai untuk berkomunikasi dengan pengedar sabu di luar penjara.
Kepala Lapas Kelas 1 Makassar Budi Sarwono menerangkan, saat menggeledah kamar sel Ampuh di Blok F, ditemukan empat alat komunikasi dan timbangan elektrik. Diduga barang-barang ilegal itu diperoleh dari tamu yang berkunjung.
Sangkaan itu diamini setelah petugas lapas berhasil mengamankan perempuan cantik yang mencoba memberikan gawai kepada Ampuh, 17 Juni lalu. Tamu napi itu belakangan diketahui Diah Tifani (19) gadis cantik kelahiran Jakarta.
"Hp itu berasal dari pengunjung yang kedapatan yakni, Diah Tifani (19) penjenguk. Saat ini kita sudah pasang fotonya di depan dan dilarang untuk membesuk lagi ke Lapas," terang Budi.
Akbar Daeng Ampuh alias Rangga yang dipenjara sejak 2013 karena tiga kasus berbeda (pencurian dan pembunuhan) itu tak pernah jerah. Jauh sebelum mendalangi pembakaran rumah hingga menewaskan enam anggota keluarga karena utang narkoba, napi 12 tahun itu sudah lama memusingkan petugas lembaga pemasyarakatan.
Bahkan sejumlah lapas mengaku menyerah menangani Ampuh tiap kali dipindahkan ke tempatnya. Hingga sempat direncanakan akan dipindahkan ke Nusakambangan.
Kepala Lapas Kelas 1 Makassar Budi Sarwono menerangkan, Ampuh merupakan narapidana yang sangat nakal dan selalu membuat masalah dimanapun dipenjara.
Awalnya Ampuh merupakan napi Lapas Maros, namun membuat petugas lapas kewalahan hingga dipindahkan ke Lapas Makassar. Lalu, dipindahkan lagi ke Bulukumba, hingga Palopo.
"Di Palopo juga bikin masalah sehingga dipindahkan lagi ke sini (Lapas Kelas 1 Makassar). Dia selalu mempengaruhi teman-temannya, melawan petugas dan memasukkan barang-barang terlarang," jelas Budi ditemui di ruang kerjanya.
Karena ulahnya yang menjadi bos dan sering mengendalikan tahanan lain, Ampuh selalu ditempatkan di sel khusus di Blok F. Blok itu hanya diisi 16 kamar dengan sekira 40 tahanan yang dianggap sering membuat masalah.
Karena sepak terjangnya itu, setiap kali Ampuh membuat masalah, petugas harus berhati-hati melakukan penangkapan dan memindahkannya. Sebab, tiap kali petugas datang, anak buah Ampuh sudah siap melawan petugas.
"Saat kami ketahui kasus pembakaran didalangi napi di Lapas, kami langsung koordinasi dan mengamankan yang bersangkutan tanggal 9 Agustus. Tapi kita harus liat, waktunya, kita lakukan malam biar teman-temannya tidak sadar," cerita Budi saat petugas mengamankan Ampuh.
Kontributor : Lirzam Wahid
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi
-
DPW dan DPC PPP dari 33 Provinsi Deklarasi Dukung M Mardiono Jadi Ketua Umum
-
Menteri HAM Natalius Pigai Sebut Orang Hilang 'Belum Terlihat', YLBHI Murka: Denial!
-
Dari Dirut Sampai Direktur, Jajaran BPR Jepara Artha Kini Kompak Pakai Rompi Oranye
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu