Suara.com - Pemandangan berbeda terlihat dari lereng Gunung Salak, tepatnya di salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) Kementerian Pertanian, yakni Balai Embrio Ternak (BET) Cipelang, Bogor. Puluhan sapi jenis unggul Belgian Blue dilepas di padang penggembalaan.
Sejak dikembangbiakkan di Indonesia pada 2016, sapi-sapi raksasa ini digadang-gadang menjadi masa depan swasembada sapi di Indonesia.
Sampai September 2018, telah ada 43 ekor kelahiran sapi Belgian Blue yang berhasil dikembangbiakkan, baik dari hasil inseminasi buatan maupun hasil transfer embrio. Bahkan pada 10 September 2018, telah lahir pedet kelima hasil transfer embrio yang diberi nama Bimasakti.
Anak sapi jenis kelamin jantan itu lahir dengan berat 55 kg.
"Bimasakti adalah pedet kelima jenis Belgian Blue murni, keturunan pejantan Folon De Cras Avernas dan induk Judy Van Daisel. Sebelumnya ada Gatot Kaca, Belgian Blue murni yang lahir pada Juni 2017, lalu ada Srikandi (betina), Denur (jantan), dan Arimbi (betina)," kata Sugiono, Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak saat berkunjung ke BET Cipelang, Bogor, Rabu (19/9/2018).
Program pengembangan sapi jenis ras baru Belgian Blue ini merupakan instruksi Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, sebagai upaya pemenuhan kebutuhan daging dan bibit sapi unggul nasional. Belgian Blue memang bukan sapi biasa, pertambahan bobot badannya bisa mencapai 1 - 1,5 kg. Sejak dicanangkan, Kementan menargetkan kelahiran 1.000 pedet Balgian Blue pada 2019, baik melalui inseminasi buatan maupun transfer embrio.
"Saat ini, kami masih menunggu kelahiran pedet-pedet Belgian Blue lainnya, karena berdasarkan informasi dari masing-masing UPT, pada tiga bulan ke depan, mulai Oktober, November dan Desember 2018, merupakan bulan-bulan yang dinanti untuk kelahiran," ucap Sugiono.
Ia menambahkan, sapi yang dilaporkan bunting dari hasil transfer embrio saat ini sudah ada 126 ekor, sedangkan sapi yang bunting hasil inseminasi saat ini sebanyak 145 ekor. Ia berharap, pedet-pedet Belgian Blue tersebut dapat lahir dengan selamat dan meramaikan keanekaragaman jenis sapi di Indonesia.
Saat ini, pengembangan sapi Belgian Blue masih bersifat tertutup di 11 UPT lingkup Kementerian Pertanian, dengan beberapa kajian yang dilakukan oleh peneliti dan tim pakar pendukung. Program ini dilaksanakan melalui kerja sama antara Ditjen PKH, Badan Litbang Pertanian, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia, dan perguruan tinggi.
Seribu Cara untuk Seribu Belgian Blue
Pada kesempatan yang sama, Kepala BET Cipelang, Oloan Parlindungan, menyampaikan, pengembangbiakkan Belgian Blue dilakukan dengan beberapa cara. Salah satunya dengan transfer embrio.
Dengan komposisi darah 100 persen Belgian Blue, metode ini menghasilkan jenis Belgian Blue murni. Kemudian sapi yang merupakan hasil persilangan dengan sapi eksotik/lokal dengan semen beku memiliki komposisi darah 50 persen Belgian Blue disebut sapi persilangan.
"Cara lain terus dikembangkan, seperti mengawinkan kembali sapi Belgian Blue 50 persen ini dengan menggunakan semen beku Belgian Blue untuk menghasilkan sapi Belgian Blue dengan komposisi darah 75 persen. Lalu dilakukan kawin suntik lagi dengan semen beku Belgian Blue untuk menghasilkan pedet komposisi darah Belgian Blue 87,5 persen, demikian seterusnya," beber Oloan.
Ia menambahkan, sapi-sapi keturunan Belgian Blue yang telah mencapai dewasa mulai dicoba untuk produksi semen dan produksi embrionya. Untuk pengembangannya ke seluruh Indonesia, bibit Belgian Blue ini akan disebar ke masyarakat peternak setelah mendapat rekomendasi dari komisi bibit.
"Sapi jantan hasil transfer embrio akan digunakan sebagai pejantan untuk diambil semennya, sedangkan sapi betina akan digunakan sebagai sapi donor (pemberi embrio) untuk diproduksi embrionya," ungkap Oloan.
Saat ini, BET Cipelang merupakan satu-satunya UPT Ditjen PKH Kementan yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana untuk produksi embrio dan telah dilakukan uji coba untuk memproduksi embrio sapi-sapi donor, baik dari sapi lokal maupun eksotik dengan semen beku Belgian Blue.
Berita Terkait
-
Harga Cabai Rawit Merah Terus Melonjak, Tembus Rp 60.000 per Kg
-
Harga Cabai Makin Pedas Hari Ini, Rata-rata Alami Kenaikan
-
Viral! Turis India Ngamuk di McD Malaysia karena Dapat Burger Daging Sapi Bukannya Vegetarian
-
Harga Jengkol Meroket Tembus Rp100 Ribu, Resmi Saingi Harga Daging Sapi!
-
Berdikari Bakal Pasok Daging Sapi dan Kerbau untuk 80 Ribu Kopdes Merah Putih
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Sidang Ditunda! Nadiem Makarim Sakit Usai Operasi, Kuasa Hukum Bantah Tegas Dakwaan Cuan Rp809 M
-
Hujan Deras, Luapan Kali Krukut Rendam Jalan di Cilandak Barat
-
Pensiunan Guru di Sumbar Tewas Bersimbah Darah Usai Salat Subuh
-
Mendagri: 106 Ribu Pakaian Baru Akan Disalurkan ke Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Angin Kencang Tumbangkan Pohon di Ragunan hingga Tutupi Jalan
-
Pohon Tumbang Timpa 4 Rumah Warga di Manggarai
-
Menteri Mukhtarudin Lepas 12 Pekerja Migran Terampil, Transfer Teknologi untuk Indonesia Emas 2045
-
Lagi Fokus Bantu Warga Terdampak Bencana, Ijeck Mendadak Dicopot dari Golkar Sumut, Ada Apa?
-
KPK Segel Rumah Kajari Bekasi Meski Tak Ditetapkan sebagai Tersangka
-
Si Jago Merah Mengamuk di Kemanggisan, Warung Gado-Gado Ludes Terbakar