Suara.com - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menilai belum perlu adanya kurikulum yang khusus diperuntukkan bagi tanggap bencana. Pendidikan mengenai bencana sebenarnya sudah diajarkan sejak 2005. Tepatnya pasca terjadi gempa dan tsunami di Aceh.
Kemendikbud memberikan pelatihan kepada 244 daerah rawan bencana. Sekolah dilatih untuk melihat tanda dan mitigasi bencana.
"Sebenarnya, mau pakai kurikulum apapun bisa dilakukan. Tidak usah dibuat secara khusus," kata Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Kemendikbud, Hamid Muhammad, usai konferensi pers Gala Siswa Indonesia (GSI) di Jakarta, Senin (8/10/2018).
"Bahkan kita membuat pusat pengungsian di sekolah, jika terjadi bencana. Jadi tidak hanya bisa digunakan siswa ,tapi juga masyarakat," lanjut Hamid.
Pendidikan mengenai bencana, lanjut dia, merupakan bagian dari ko-kurikuler. Diajarkan minimal setahun sekali pada siswa. Menurut Hamid, pendidikan mengenai bencana memang belum masuk ke dalam kurikulum, tetapi pendidikan mengenai bahwa Indonesia merupakan negara yang rawan bencana masuk ke dalam kurikulum.
Dia menjelaskan bahwa hingga saat ini, baru masuk satu laporan sekolah yang beraktivitas, yakni SMPN 13 Palu.
Sekolah belum diwajibkan untuk beraktivitas, karena masa tanggap darurat hingga 11 Oktober dan sekolah masih diliburkan.
"Sekolah yang masuk sebenarnya hanya untuk mencegah terjadinya kejenuhan siswa," tandas Hamid.
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) meminta Kemendikbud dan Kemenag menyiapkan kurikulum sekolah darurat yang nantinya diberlakukan di sekolah-sekolah yang terdampak bencana alam. (Antara)
Baca Juga: Isu Pertemuan IMF-Bank Dunia Pakai Dana Bencana Gempa Lombok
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Mardiono Didukung Jadi Caketum PPP Jelang Muktamar X, Amir Uskara Komandoi Tim Relawan Pemenangan
-
Terkuak! Alasan Ustaz Khalid Basalamah Cicil Duit Korupsi Haji ke KPK
-
Periksa Dirjen PHU Hampir 12 Jam, KPK Curiga Ada Aliran Uang Panas dari Kasus Korupsi Kuota Haji
-
Mardiono Tanggapi Munculnya Calon Ketum Eksternal: PPP Punya Mekanisme dan Konstitusi Baku
-
Dirut BPR Jepara Artha Dkk Dapat Duit hingga Biaya Umrah dalam Kasus Kredit Fiktif
-
Muncul ke Publik Usai Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Eko Purnomo: Maaf Bikin Khawatir
-
KPK Wanti-wanti Kemenkeu soal Potensi Korupsi dalam Pencairan Rp 200 Triliun ke 5 Bank
-
Mendagri Jelaskan Pentingnya Keseimbangan APBD dan Peran Swasta Dalam Pembangunan Daerah
-
Dukungan Mengalir Maju Calon Ketum PPP, Mardiono: Saya Siap Berjuang Lagi! Kembali PPP ke Parlemen!
-
KPK Beberkan Konstruksi Perkara Kredit Fiktif yang Seret Dirut BPR Jepara Artha