Suara.com - Komandan Densus 99 Banser PP GP Ansor Nurruzaman menegaskan bahwa GP Ansor menolak keras keberadaan gerakan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) di Indonesia. Menurutnya, apabila pergerakan HTI kerap diabaikan, HTI bisa menjadi PKI di masa kini.
Nurruzaman menjelaskan bahwa HTI merupakan organisasi yang bergerak di bidang politik bukan menyebarkan dakwah keagamaan. Oleh karenanya banyak yang menilai HTI ingin mengubah dasar negara yakni pancasila menjadi syariat Islam.
"HTI itu organisasi politik bukan organisasi dakwah. Kenapa dilarang di negara Islam? Itu pertanyaan. Kalau HTI tidak dilarang di Indonesia, semua negara tidak menolaknya," kata Nurruzaman dalam diskusi bertajuk 'Membedah Agenda Politik PKI dan Khilafah' di Bumbu Desa, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (13/10/2018).
Nurruzaman pun mengungkapkan setidaknya ada tiga tahap yang dijalankan HTI. HTI merekrut setidaknya 1500 orang untuk mengikuti gerakan tersebut, dirinya memastikan ribuan pengikut itu tidak akan berpartisipasi dalam Pemilihan Umum.
Setelah itu, mereka akan melakukan sosialisasi dengan mengibarkan bendera warna hitam dengan bertuliskan Tauhid.
Selanjutnya ialah merebut kekuasaan. Nurruzaman menjelaskan bahwa metode HTI supaya bisa merebut kekuasaan ialah dengan melobi pihak-pihak yang memiliki kekuatan.
Dengan melihat metode HTI di beberapa negara luar, Nurruzaman takut apabila HTI berhasil melakukan kudeta.
"Salah satu metode merebut kekuasan, HTI melakukan lobi kedua orang yang memiliki kekuatan. HTI di Jordania itu parpol, mereka melakukan kudeta. Kalau dibiarkan HTI akan melakukan kudeta, mereka akan sama seperti PKI," ujarnya.
Meskipun begitu, Nurruzaman sempat menantang HTI apabila memang memiliki cita-cita mengubah Indonesia menjadi negara khilafah, HTI harus berani mengubah konsep menjadi partai politik.
"Kalau HTI memiliki cita-cita merubah menjadi khilafah, masuk konstitusi jadi parpol. Perjuangkan konstitusi di negara ini, sistem demokrasi di pemerintahan di Indonesia jadi tauhid," pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Penumpang Asal Medan Tewas di Kursi Tunggu Bandara Soetta, Benarkah 'Death on Arrival' Penyebabnya?
-
Tragedi Pohon Tumbang di Pondok Indah: Pemprov Gercep Siapkan Penyangga dan Pemangkasan
-
Ricuh di PN Jaksel: Polisi dan Pendukung Aktivis Khariq Anhar Saling Dorong Rebut Poster
-
Dua Pria Ditangkap Terkait Pencurian Permata Berharga di Museum Louvre
-
Mengenang Johnson Panjaitan: Kritik Keras untuk Polri dan Ingatkan 'Potong Kepalanya'
-
Jaksa Ungkap Detik-detik Kompol Yogi dan Ipda Aris Habisi Brigadir Nurhadi di Gili Trawangan
-
Pramono Anung Pastikan Kasus Sumber Waras Tuntas, Siap Bangun RS Tipe A di Atas Lahan 3,6 Hektar
-
Kasus Kereta Anjlok Terus Berulang, DPR Minta Kemenhub Lakukan Audit Keselamatan Independen
-
Menhut Raja Juli Minta Maaf ke Warga Papua Usai BKSDA Bakar Mahkota Cenderawasih: Ini Jadi Catatan
-
Prabowo Tak Happy, Mendagri Setrap Pejabat Bojonegoro Gegara Realisasi Belanja Rendah: Jangan Bohong