Suara.com - Prajurit TNI yang tergabung dalam Komando Tugas Gabungan Terpadu (Kogasgabpad) penanggulangan bencana gempa bumi, tsunami terus berupaya memulihkan trauma para korban bencana gempa Palu terutama para anak-anak.
Kali ini, prajurit TNI menggelar lomba mewarnai gambar tingkat anak-anak di camp pengungsian di Kelurahan Kayumalue, Kecamatan Palu Utara, Kota Palu, Sulawesi Tengah, Rabu (24/10/2018). Lomba bagi anak-anak PAUD ini bertujuan untuk menghilangkan trauma atas kejadian bencana yang mereka alami.
Lomba mewarnai gambar ini diikuti sebanyak 200 orang anak-anak usia dini dari PAUD di wilayah Palu Utara yang didampingi guru pengawas sebanyak 20 orang.
"Kegiatan ini diselenggarakan agar anak-anak merasa senang karena bisa bermain dengan teman-teman sebayanya. Kegiatan ini juga merupakan kegiatan trauma healing untuk anak-anak supaya tidak merasa takut lagi untuk pergi belajar dan tidak merasa trauma dengan kejadian bencana alam yang telah mereka alami," kata Kabidpenum Puspen TNI, Kolonel Sus Taibur Rahman dalam keterangan tertulis.
Menurut dia, kegiatan ini sangat bagus untuk melatih kemandirian, kerja sama anak-anak dengan teman-temannya.
"Ini penting untuk pembinaan anak usia dini," ujar dia.
Sebelumnya, psikolog klinis dari Personal Growth, Veronica Adesla mengatakan, gempa dan tsunami yang melanda kota Palu berisiko mengalami trauma psikologis. Ada beberapa gejala trauma psikologis yang bisa terlihat, sehingga korban bisa mendapat rujukan untuk perawatan.
"Gejala trauma psikologis biasanya muncul selama lebih dari satu bulan semenjak terjadinya bencana alam terjadi," ujar Veronica kepada Suara.com, baru-baru ini.
Dijelaskan Veronica, gejala trauma psikologis yang paling mudah terlihat adalah perubahan suasana dan mood korban. Korban bisa saja teringat kembali kejadian saat terjadinya gempa dan tsunami secara terus menerus dan terjadi di keseharian tanpa pemicu.
Baca Juga: Potongan Tubuh Khashoggi Ditemukan di Sumur Rumah Konjen Saudi
Pada anak kecil, gejala trauma psikologis ini dapat muncul ketika sedang bermain. Salah satu contohnya adalah memunculkan tema cerita atau simbol-simbol terkait gempa dan tsunami yang mereka alami.
Korban gempa dan tsunami juga rentan mengalami mimpi buruk terkait bencana alam yang mereka alami. Hal ini akan membuat perasaan mereka tidak nyaman, sedih, frustasi, bahkan takut dan terancam.
Sekali lagi, dampak trauma psikologis ini akan lebih berat dirasakan pada anak-anak. Mereka bisa saja menangis atau mengompol akibat mimpi buruk dan rasa takut yang dialami.
Dalam jangka panjang, trauma psikologis yang tidak ditangani dapat menimbulkan masalah serius. Korban gempa dan tsunami akan lebih sering berada dalam kondisi emosi negatif, mudah marah, cemas, dan panik yang berlebihan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
 - 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
 - 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
 - 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
 - 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
 
Pilihan
- 
            
              Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
 - 
            
              Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
 - 
            
              Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
 - 
            
              5 HP RAM 12 GB Paling Murah, Spek Gahar untuk Gamer dan Multitasking mulai Rp 2 Jutaan
 - 
            
              Meski Dunia Ketar-Ketir, Menkeu Purbaya Klaim Stabilitas Keuangan RI Kuat Dukung Pertumbuhan Ekonomi
 
Terkini
- 
            
              Episode Final Shopee Jagoan UMKM Naik Kelas, Ajang Pembuktian Kehebatan UMKM Lokal
 - 
            
              Bareskrim Polri Bongkar Tambang Pasir Ilegal di Taman Nasional Gunung Merapi Bernilai Rp 48 Miliar
 - 
            
              Sidang MKD: Ahli Hukum Warning Pelaku Hoaks, Video Uya Kuya Jadi Bukti
 - 
            
              Bukan soal Whoosh, Ini Isi Percakapan Dua Jam Prabowo dan Ignasius Jonan di Istana
 - 
            
              KontraS Pertanyakan Integritas Moral Soeharto: Apa Dasarnya Ia Layak Jadi Pahlawan Nasional?
 - 
            
              Viral Pria Gelantungan di Kabel Jalan Gatot Subroto, Ternyata Kehabisan Ongkos Pulang Kampung
 - 
            
              Dorong Kedaulatan Digital, Ekosistem Danantara Perkuat Infrastruktur Pembayaran Nasional
 - 
            
              AJI Gelar Aksi Solidaritas, Desak Pengadilan Tolak Gugatan Mentan Terhadap Tempo
 - 
            
              Temuan Terbaru: Gotong Royong Lintas Generasi Jadi Kunci Menuju Indonesia Emas 2045
 - 
            
              PSI Kritik Pemprov DKI Pangkas Subsidi Pangan Rp300 Miliar, Dana Hibah Forkopimda Justru Ditambah