Suara.com - Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur telah membangun posko trauma healing untuk bisa melakukan pendampingan psikologi untuk keluarga korban pesawat Lion Air JT 610. Berbagai curhat dari keluarga ditumpahkan kepada tim dokter Polri selama hari 3 proses trauma healing itu dilaksanakan.
Anggota psikologi Polri AKP Angela Yohan mengaku kebanyakan keluarga korban masih belum mengikhlaskan terkait peristiwa nahas yang menimpa para penumpang Lion Air JT 610
"Kondisi keluarga yang bisa kami sampaikan jangkauannya luas. Dari yang bisa menerima maupun belum bisa menerima informasi yang disampaikan," kata Angela di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Kamis, (1/11/2018).
Lebih lanjut, timnya selalu siap siaga melayani keluhan para keluarga dari korban kecelakaan Lion Air. Salahsatunya menjadi tempat menuangkan cerita atau curhat para keluarga. Hal ini dilakukan demi membuat nyaman kondisi psikologis para keluaraga korban.
"Kita siap menerima masalahnya, curhatnya akan kami dampingi. Ada yang masih sedih, masih belum bisa menerima keadaan," ujarnya.
Kepala Rumah Sakit Polri Keramat Jati, Kombes Pol Musyafak mengatakan, ada sebanyak 189 keluarga yang sudah memberika data-data ke posko antemortem.
Menurutnya, terjadi kesalahan angka pada penghitungan awal jumlah keluarga yang melakukan pelaporan. Ia mengatakan banyak data ganda yang diberikan keluarga korban.
"Jadi yang melapor ke kita sebanyak 212 tetapi hasil dari verifikasi ada yang dobel karena memang yang lapor untuk satu korban dengan nama yang sama itu ada 2 orang," ucapnya.
Namun ia memastikan semua keluarga mendapatkan perawatan trauma healing. Ia juga menambahkan pos antemortem terbuka bagi para keluarga korban yang ingin melaporkan kehilangan.
Baca Juga: Rayakan Halloween, Rihanna Berubah jadi Zombie Seksi
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi
-
DPW dan DPC PPP dari 33 Provinsi Deklarasi Dukung M Mardiono Jadi Ketua Umum
-
Menteri HAM Natalius Pigai Sebut Orang Hilang 'Belum Terlihat', YLBHI Murka: Denial!
-
Dari Dirut Sampai Direktur, Jajaran BPR Jepara Artha Kini Kompak Pakai Rompi Oranye
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu