Suara.com - Calon Presiden nomor urut 01 Joko Widodo atau Jokowi menyarankan para calon anggota legislatif perempuan yang berasal dari partai politik yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Kerja untuk melakukan kampanye door to door. Ini disampaikan Jokowi dalam deklarasi calon legislatif perempuan untuk pemenangan Jokowi - Ma'ruf Amin di Hotel JHL Solitare Serpong, Tangerang, Minggu (4/11/2018).
Jokowi menerangkan, gaya kampanye door to door sudah dilakukan sejak dirinya masju sebagai Wali Kota Solo.
"Saya titip ini cerita lama saja, saat saya mencalonkan diri jadi wali kota pada 2005. Ibu-ibu itu pada 2004 tanya yang namanya Jokowi tidak ada yang tahu, di Solo saja tidak ada yang tahu," kata Jokowi seperti dikutip dari Antara.
Dalam kesempatan ini Jokowi juga menceritakan saat berhadapan dengan calon petahan di Pilkada Jakarta 2012 lalu. Saat itu, Jokowi bisa memenangi pesta demokrasi karena menggunakan cara baru saat berkampanye.
“Kemudian pilkada berlangsung apa yang saya lakukan? Menghadapi 'incumbent' memang berat, tapi saya tidak pakai cara-cara lama mengmpulkan orang di lapangan, butuh uang, jadi pikiran saya, 'door to door', ada orang lalu salaman, salamannya gak enak 'ooh gak dukung ini', salaman ragu saya datang lagi," kata Jokowi.
Selain itu pada Pilkada Kota Solo, Jokowi menang tipis dan meraih suara 37 persen, mengalahkan petahan. Jokowi lalu bercerita ia mulai membuat program kartu sehat di Solo, kartu pintar dan membangun total 43 pasar.
"Pilkada kedua sebetulnya saya tidak mau, saya mau balik ke dunia usaha tapi karena disuruh ya sudah mencalonkan lagi. Saya tidak mau keluar duit, tidak mau karena duitnya sudah habis di pilkada pertama dan kedua memang tidak punya duit. Saya nggak mau kampanye dengan cara mengumpulkan massa di lapangan, di daerah biayanya bisa Rp 400 juta – Rp 500 juta jadi saya tetap 'door to door'," ungkap Jokowi.
Meski demikian, Jokowi mengatakan ada perbedan dengan periode pertama. Sebagai calon petahana, Jokowi sudah memiliki program dan dapat diceritakan kepada warga Solo.
"Dulu tidak bisa cerita apa-apa, dan hanya cerita pengalaman pribadi tapi setelah 5 tahun wali kota, saya bisa cerita, 'bapak ibu terima kartu sehat belum? Oh terima, sudah dimanfaatkan belum? 1-2 kali, Bapak ibu tahu itu program saya? Oh tahu Pak, kartu pintar juga, saya tahu anak-anak yang dapat kartu pintar lalu saya datangi rumahnya," jelas Jokowi.
Baca Juga: Jasad Korban Lion Air JT610 Hanyut ke Darat, Tim SAR Sisir Pantai
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini kemudian menerangkan kalau pendekatan dari pintu ke pintu merupakan kunci kesukseskan di Pemilu. Apalagi, kata Jokowi, tidak harus mengeluarkan uang banyak.
“Dari pintu ke pintu adalah kunci, kita dapat dua, tidak keluar uang dan tanpa kalimat bertele-tele, tapi keringat bercucuran, karena harus berani dari pintu ke pintu, hasilnya 91 persen menang," cerita Jokowi disambut tepuk tangan para caleg.
Jokowi kemudian bercerita saat mencalonkan diri sebagai calon wali kota Solo. Jokowi mengatakan saat itu ia tidak terlalu dikenal oleh warga, dan hanya melakukan pendekatan yang sama, yakni dengan datang dari kampung ke kampung, dari RT ke RT.
"Saya melakukan hal yang sama dari subuh sampai subuh, karena saya tahu, dan saya juga sama tidak punya duit, dan semua orang kaget, putaran pertama menang 43 persen, 'incumbent' dapat suara 32 persen. Putaran kedua sebanyak 82 persen suara semua partai di sana, di sini hanya 18 persen, tapi saya yakin karena saya turun ke bawah, saya yakin insya Allah menang akhirnya juga menang," kata Jokowi.
Sebagai calon petahana di Pilpres 2019, Jokowi mengatakan sudah banyak program yang terwujudk dalam 5 tahun terakhir. Utamanya pembangunan infrastruktur seperti bandara, jalan tol, pembangkit listrik, bendungan yang tidak hanya dibangun di Jawa tapi juga di luar Jawa.
"Pembangunan infrastruktur ini bisa diceritakan, Kartu Indonesia Sehat juga sudah dibagikan sebanyak 96 juta yang tanpa iuran, Kartu Indonesia Sehat ada 19 juta, belum urusan dana desa,” kata Jokowi.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- Ditunjuk Prabowo Reformasi Polri: Sosok Ahmad Dofiri Jenderal Rp7 Miliar Berani Pecat Ferdy Sambo!
- Sosok Kompol Anggraini, Polwan Diduga Jadi 'Badai' di Karier Irjen Krishna Murti, Siapa Dia?
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Profil dan Rekam Jejak Alimin Ribut Sujono, Pernah Vonis Mati Sambo dan Kini Gagal Jadi Hakim Agung
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Janji Lindungi Industri Rokok Lokal, Mau Evaluasi Cukai Hingga Berantas Rokok China
-
Usai Dicopot dari Kepala PCO, Danantara Tunjuk Hasan Nasbi jadi Komisaris Pertamina
-
4 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Baterai Besar Minimal 6000 mAh, Terbaik September 2025
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
-
Ratu Tisha Lengser: Apa yang Sebenarnya Terjadi di Balik Layar PSSI?
Terkini
-
Usai Dipecat PDIP, Anggota DPRD Gorontalo Wahyudin yang 'Mau Rampok Uang Negara' Bakal di-PAW
-
Siapa Bupati Buton Sekarang? Sosoknya Dilaporkan Hilang di Tengah Demo, Warga Lapor Polisi
-
Stok Beras Bulog Menguning, Komisi IV DPR 'Sentil' Kebijakan Kementan dan Bapanas
-
Prabowo Terbang ke Jepang, AS, hingga Belanda, Menlu Sugiono Beberkan Agendanya
-
Jokowi Gagas Prabowo - Gibran Kembali Berduet di 2029, Pakar: Nasibnya di Tangan Para "Bos" Parpol
-
Pidato di Sidang Umum PBB, Presiden Prabowo Mengulang Sejarah Perjuangan Diplomasi Prof Sumitro
-
Prabowo Ubah IKN jadi Ibu Kota Politik Dinilai Picu Polemik: Mestinya Tak Perlu Ada Istilah Baru!
-
11 Tahun DPO hingga Lolos Nyaleg, Jejak Litao Pembunuh Anak Ditahan usai Jabat Anggota DPRD
-
Apa Itu Tax Amnesty? Menkeu Purbaya Sebut Tidak Ideal Diterapkan Berulang
-
Sebut Hasil Rekrutmen Damkar Diumumkan Pekan Depan, Pramono: Saya Minta Jangan Terlalu Lama