Suara.com - Sebagian wilayah pesisir Banten baru saja dilanda bencana tsunami. Kali ini, warga di daerah barat Pulau Jawa itu dihebohkan dengan beredarnya foto ulama Banten yang juga Syuriah Nahdlatul Ulama, Abuya Dimyati Muhtadi direkayasa dan dilabeli tulisan 'kafir' dengan huruf Arab pada bagian dahi.
Foto tersebut beredar luas di media sosial setelah sejumlah usai sejumlah wilayah Banten dilanda gelombang tsunami. Akibatnya, sejumlah warga khususnya Banten pun heboh, tak sedikit yang resah.
Ketua Peguron Pencak Silat Terumbu Banten Yadi Sufiyadi mengatakan, Abuya Ahmad Muhtadi bin Dimyathi Al-Bantani adalah ulama kharismatik dan mufti Syafi’iyyah nasionalis dari Banten.
Ulama NU Pendiri Pondok Pesantren
Abuya Muhtadi adalah putra dari Abuya Muhammad Dimyathi al-Bantani, pendiri Pondok Pesantren Roudotul ‘Ulum Cidahu, Pandeglang.
"Kejadian seperti ini adalah tindakan yang tidak berakhlak,” ujarnya seperti dilansir laman Bantenhits, Kamis (27/12/2018).
Ia menilai, meme yang dibuat oleh penguna medsos tersebut sudah sangat keterlaluan, dan melebihi batas norma sosial. Pihaknya mendorong kepolisian mengusut tuntas kasus ini.
"Makanya kami menyatakan sikap dan mengecam orang yang telah mencela seorang ulama besar di Banten. Oleh karenannya, kami meminta kepada pihak kepolisian untuk mengusut tuntas permasalah ini," tegasnya.
Yadi pun berencana melaporkan pelecehan terhadap ulama besar Banten itu ke polisi.
Baca Juga: Nelayan Korban Tsunami: Kami Tak Minta Banyak, Cuma Ingin Perahu
"Karena Indonesia adalah negera hukum, makannya kita biarkan hukum yang berbicara," ujarnya lagi.
Tokoh NU di Banten, Martin Sarkowi juga mengecam tindakan yang dilakukan oleh sesorang yang telah melecehkan Abuya Muhtadi sebagai ulama besar di Banten.
"Kami sebagai santri sangat terpukul dan prihatin atas pelecehan terhadap ulama Banten ini. Makanya kami siap mendukung peguron pencak silat Banten untuk melaporkan kepada Polda Banten, agar bisa memberikan efek jera. Sehingga tidak ada lagi yang berani menghina ulama Banten," ujar dia.
Berita Terkait
-
Nelayan Korban Tsunami: Kami Tak Minta Banyak, Cuma Ingin Perahu
-
Ucie Sucita Bantu Korban Tsunami Selat Sunda
-
Bupati Serang Bantah RSDP Pungli Korban Tsunami Selat Sunda
-
Trauma dan Cemas Tsunami Susulan, Ratusan Warga Bertahan di Kebuh Cengkeh
-
Sempat Dikabarkan Meninggal, Begini Cerita Sri Hartini Selamat dari Tsunami
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
Terkini
-
RUU KUHAP Dikebut Tanpa Suara Publik, Anggota Komisi III DPR Terancam Dilaporkan ke MKD
-
Viral Hewan Ragunan Kurus Diduga Dana Jatah Makan Ditilep, Publik Tuntut Audit
-
Kabar Duka! Istri Wiranto, Rugaiya Usman Meninggal Dunia di Bandung
-
Geger Bayi di Cipayung: Dibuang di Jurang, Ditemukan Hidup dalam Goodie Bag Saat Kerja Bakti
-
Tegas! Pramono Anung Larang Jajarannya Persulit Izin Pembangunan Rumah Ibadah di Jakarta
-
Pramono Bantah Isu Tarif LRT Rp160 Ribu: Jadi Saja Belum
-
RUU KUHAP Dinilai Ancam HAM, Koalisi Sipil Somasi Prabowo dan DPR: Ini 5 Tuntutan Kuncinya
-
RUU KUHAP Bikin Polisi Makin Perkasa, YLBHI: Omon-omon Reformasi Polri
-
Sepekan Lebih Kritis, Siswa SMP Korban Bullying di Tangsel Meninggal Usai Dipukul Kursi
-
Percepat Penanganan, Gubernur Ahmad Luthfi Cek Lokasi Tanah Longsor Cibeunying Cilacap