Suara.com - Kepala Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI AL (Kapushidrosal) Laksamana Muda TNI Harjo Susmoro menyatakan pencarian puing dan korban pesawat Lion Air JT 610 yang jatuh di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat, pada 29 Oktober 2018 lalu dihentikan. Pencarian itu dihentikan setelah Cockpit Voice Recoder (CVR) yang merekam percakapan di pesawat ditemukan Senin (14/1/2019) pagi.
"Dari hasil observasi sebenarnya sudah tidak ditemukan lagi, serpihan yang lain sudah tidak terlalu bermanfaat untuk penyidikan, jadi tidak akan diteruskan untuk pengambilan," kata Harjo Susmoro di Terminal Internasional Container Jakarta, Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Setelah CVR ditemukan di dasar laut dengan kedalaman sekitar 30 meter, kemudian diserahkan kepada KNKT untuk diunduh datanya. Proses ini diprediksi KNKT memakan waktu paling cepat tiga hari.
"Selanjutnya CVR akan diproses di fasilitas black box KNKT melalui pengeringan dan pengunduhan data. Proses ini 3 sampai 5 hari bisa unduh data," kata kepala KNKT, Soerjanto Thanjono.
Sebelumnya, Pushidrosal bersama KNKT berhasil menemukan Cockpit Voice Recorder (CVR) Pesawat Lion Air JT 610 yang jatuh di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat beberapa waktu lalu. CVR itu pertama kali ditemukan oleh Serda Ttg Satria Margono.
Serda ttg Satria Margono yang tergabung dalam tim penyelam gabungan Dinas Penyelam Bawah Air (Dislambair Koarmada) dan Komando Pasukan Katak (Kopaska) TNI Angkatan Laut menemukan CVR pada Senin (14/1/2019) pukul 08.40 WIB.
Berita Terkait
-
KNKT Target CVR Lion Air JT 610 Selesai Diunduh dalam 5 Hari
-
CVR Lion Air JT 610 Bisa Diunduh Selama 1 Jam Jika Kondisi Baik
-
Tim Penyelam Penemu CVR Lion Air JT 610 Akan Dapat Penghargaan
-
CVR Lion Air yang Jatuh di Karawang Ditemukan, Ini Respon Luhut
-
Kotak Hitam Lion Air JT 610 Masih Dicari, KNKT Minta Bantuan TNI AL
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- Ditunjuk Prabowo Reformasi Polri: Sosok Ahmad Dofiri Jenderal Rp7 Miliar Berani Pecat Ferdy Sambo!
- Sosok Kompol Anggraini, Polwan Diduga Jadi 'Badai' di Karier Irjen Krishna Murti, Siapa Dia?
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Profil dan Rekam Jejak Alimin Ribut Sujono, Pernah Vonis Mati Sambo dan Kini Gagal Jadi Hakim Agung
Pilihan
-
Dari Baper Sampai Teriak Bareng: 10+ Tontonan Netflix Buat Quality Time Makin Lengket
-
Menkeu Purbaya Janji Lindungi Industri Rokok Lokal, Mau Evaluasi Cukai Hingga Berantas Rokok China
-
Usai Dicopot dari Kepala PCO, Danantara Tunjuk Hasan Nasbi jadi Komisaris Pertamina
-
4 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Baterai Besar Minimal 6000 mAh, Terbaik September 2025
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
Terkini
-
Gerakan Cinta Prabowo Tegaskan: Siap Dukung Prabowo Dua Periode, Wakil Tak Harus Gibran
-
Usai Dipecat PDIP, Anggota DPRD Gorontalo Wahyudin yang 'Mau Rampok Uang Negara' Bakal di-PAW
-
Siapa Bupati Buton Sekarang? Sosoknya Dilaporkan Hilang di Tengah Demo, Warga Lapor Polisi
-
Stok Beras Bulog Menguning, Komisi IV DPR 'Sentil' Kebijakan Kementan dan Bapanas
-
Prabowo Terbang ke Jepang, AS, hingga Belanda, Menlu Sugiono Beberkan Agendanya
-
Jokowi Gagas Prabowo - Gibran Kembali Berduet di 2029, Pakar: Nasibnya di Tangan Para "Bos" Parpol
-
Pidato di Sidang Umum PBB, Presiden Prabowo Mengulang Sejarah Perjuangan Diplomasi Prof Sumitro
-
Prabowo Ubah IKN jadi Ibu Kota Politik Dinilai Picu Polemik: Mestinya Tak Perlu Ada Istilah Baru!
-
11 Tahun DPO hingga Lolos Nyaleg, Jejak Litao Pembunuh Anak Ditahan usai Jabat Anggota DPRD
-
Apa Itu Tax Amnesty? Menkeu Purbaya Sebut Tidak Ideal Diterapkan Berulang