Suara.com - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menginstruksikan jajaran Kementerian Kesehatan untuk terus menurunkan angka stunting atau gangguan pertumbuhan. Jokowi menyebut Indonesia akan sulit bersaing dengan negara-negara lain jika angka stunting di tanah air masih tinggi.
"Tidak mungkin kita bersaing sama negara lain dengan SDM kita. Jika stunting setinggi itu, tidak mungkin," ujar Jokowi di acara pembukaan Rakernas Kesehatan Nasional Tahun 2019 di Nusantara Hall ICE BSD, Tangerang, Banten, Selasa (12/2/2019).
Jokowi mengatakan pada 2014 lalu, angka stunting berada di angka 37 persen. Namun angka tersebut kini turun menjadi 30 persen. Kepala Negara menargetkan angka stunting bisa di bawah 20 persen.
"Ini harus turun lagi menjadi 20 persen, menjadi 10 persen, dan hilang," kata dia.
Dalam kesempatan ini Jokowi juga meminta kepada jajaran terkait untuk fokus menyelesaikan persoalan stunting, khususnya di daerah.
"Oleh karena itu saya minta kepada kepala dinas provinsi, kabupaten/kota konsentrasi di sini. Kalau di kabupaten/kota, provinsi masih ada stunting kejar ini, selesaikan ini," kata dia.
Selain itu mantan Gubernur DKI Jakarta juga meminta jajaran di Kementerian Kesehatan untuk dapat menekan angka kematian pada ibu.
"Tolong hal-hal yang sangat basic seperti ini diperhatikan. Jangan sampai negara lain sudah berbicara virtual realty, internet of things, big data, tapi kita berbicara stunting saja belum selesai," kata Jokowi.
"Urusan angka kematian ibu belum rampung. Bagaimana negara ini akan bersaing, berkompetensi. Seperti ini yang harus kita selesaikan terlebih dahulu," Jokowi menambahkan.
Baca Juga: Ahmad Dhani Nilai Dakwaan Jaksa Tak Jelas, Sulit Dimengerti, Harus Batal!
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi
-
DPW dan DPC PPP dari 33 Provinsi Deklarasi Dukung M Mardiono Jadi Ketua Umum
-
Menteri HAM Natalius Pigai Sebut Orang Hilang 'Belum Terlihat', YLBHI Murka: Denial!
-
Dari Dirut Sampai Direktur, Jajaran BPR Jepara Artha Kini Kompak Pakai Rompi Oranye
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu