Suara.com - Eks Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD menyebut kecurangan pada Pemilu sudah terjadi sejak masa Pemerintahan Presiden Soeharto. Kecurangan tersebut kata dia, masih terjadi sampai sekarang.
Mahfud mengatakan, saat itu kecurangan dilakukan penyelenggara pemilu yang dibentuk pemerintah. Sementara sekarang, disebut Mahfud kecurangan dilakukan oleh partai-partai peserta Pemilu.
"Pemilu sekarang ini sama, banyak kecurangan. Cuma bedanya dulu zaman Pak Harto kecurangannya sepihak lewat Lembaga Pemilihan Umum yang dibentuk pemerintah dulu, sekarang curang semua," ujar Mahfud dalam Rapimnas KAHMI di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Kamis (28/3/2019).
Mahfud menerangkan, saat ia menjadi Ketua MK pada tahun 2009, pihaknya pernah menyatakan para kandidat Capres saat itu melakukan kecurangan. Tahun 2009 peserta Pilpres adalah pasangan Susilo Bambang Yudhoyono - Boediono, Megawati Soekarnoputri - Prabowo Subianto, dan Jusuf Kalla - Wiranto.
Menurut Mahfud, pasangan SBY - Boediono saat itu melakukan kecurangan di Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Ia menyebut Partai Demokrat terbukti berbuat curang di kurang lebih tiga TPS seminggu sebelum hari pencoblosan. Sementara PDIP melakukan kecurangan di Manado dan Golkar di Kudus.
"Jadi sama-sama curang. Semuanya curang," kata Mahfud.
Meski partai-partai di 2009 terbukti melakukan kecurangan pada Pemilu, Mahfud mengaku tidak bisa membatalkan hasil Pemilu yang dimenangkan oleh pasangan SBY - Boediono.
Ia menyebut kecurangan yang dilakukan tidak signifikan dan dilakukan secara merata oleh partai peserta Pemilu.
"Jadi apa kesimpulannya kalau sekarang ada kecurangan?, itu bukan dari bawah ke atas, tapi merata, horizontal curangnya," ujar Mahfud.
Baca Juga: Moeldoko: Suara.com Dalam 5 Tahun Ini Terbukti Telah Berjaya
Mahfud kemudian mengimbau agar masyarakat mempercayai KPU sebagai penyelenggara Pemilu. KPU sekarang disebut sudah independen karena kecurangan hanya dilakukan oleh partai-partai peserta Pemilu.
"Sekarang KPU sudah independen, tidak mungkin curang. Yang curang ya partai-partai itu," pungkas Mahfud.
Berita Terkait
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Rais Aam PBNU Kembali Mangkir, Para Kiai Sepuh Khawatir NU Terancam Pecah
-
Puasa Rajab Berapa Hari yang Dianjurkan? Catat Jadwal Berpuasa Lengkap Ayyamul Bidh dan Senin Kamis
-
Doa Buka Puasa Rajab Lengkap dengan Artinya, Jangan Sampai Terlewat!
-
Pedagang Korban Kebakaran Pasar Induk Kramat Jati Mulai Tempati Kios Sementara
-
Buku "Jokowi's White Paper" Ditelanjangi Polisi: Cuma Asumsi, Bukan Karya Ilmiah
-
Gibran Turun Gunung ke Nias, Minta Jembatan 'Penyelamat' Siswa Segera Dibangun
-
Mensos Salurkan Santunan Rp15 Juta bagi Ahli Waris Korban Bencana di Sibolga
-
Pengamat: Sikap Terbuka Mendagri Tito Tunjukkan Kepedulian di Masa Bencana
-
Anjing Pelacak K-9 Dikerahkan Cari Korban Tertimbun Longsor di Sibolga-Padangsidimpuan
-
Ibu-Ibu Korban Bencana Sumatra Masih Syok Tak Percaya Rumah Hilang, Apa Langkah Mendesak Pemerintah?