Suara.com - Ajakan rekonsiliasi yang ditujukan untuk capres 01 Joko Widodo (Jokowi) dan 02 Prabowo Subianto dinilai berlebihan oleh Koordinator Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) paslon 02 Prabowo-Sandiaga Uno Dahnil Anzar Simanjutak.
Dahnil Anzar menyebutkan, rekonsiliasi hanya diperlukan saat terjadi konflik dan Jokowi serta Prabowo tidak membutuhkannya.
Menurut Dahnil Anzar, baik Prabowo dan Jokowi ataupun BPN dan Tim Kampanye Nasional (TKN) paslon 01 Jokowi-Maruf Amin tidak sedang mengalami konflik.
Ia beranggapan bahwa situasi yang berlangsung saat ini biasa terjadi dalam kompetisi dan bukanlah bentuk konflik. Maka dari itu, ia mengimbau warganet untuk berhenti menebar isu konflik.
"Ajakan rekonsiliasi nasional, oleh orang-orang seolah netral, agaknya berlebihan. Rekonsiliasi dilakukan kalau ada konflik. Ini tidak ada konflik antara Pak @prabowo dan Pak @jokowi atau antara BPN dengan TKN. Yang ada adalah kompetisi yang masih berlangsung. Jadi, stop menebar seolah ada konflik," tulisnya di akun Twitter @Dahnilanzar, Kamis (25/4/2019).
Pada cuitan yang dibagikan 20 menit kemudian, Dahnil Anzar menambahkan, yang diperlukan saat ini bukanlah rekonsiliasi, melainkan keadilan dan kejujuran. Ia menyiratkan, telah terjadi ketidakadilan dan ketidakjujuran dalam kompetisi antara paslon 01 dan 02.
"Ketidakadilan dan ketidakjujuran obatnya bukan rekonsiliasi, tapi keadilan dan kejujuran," kicaunya.
Diketahui, belakangan ini tengah marak tagar #RakyatButuhDamai lantaran situasi panas dan tegang masih menyelimuti pasca-pemungutan suara Pemilu 2019 pada 17 April kemarin. Aksi klaim kemenangan, saling cemooh, dan saling tuduh dilakukan oleh masing-masing kubu paslon.
Sejumlah warganet pun berharap agar kedua kubu melakukan rekonsiliasi atau pemulihan hubungan.
Baca Juga: Marak Tagar #RakyatButuhDamai, Warganet Minta Prabowo - Jokowi Rekonsiliasi
Tag
Berita Terkait
-
Dilema Petugas KPPS: Kerja Tak Kenal Waktu, Honor Kecil Bayar Telat
-
Update Real Count KPU Jumat Pagi: Jokowi 56,07% - Prabowo 43,93%
-
39 Petugas Pemilu Meninggal, KPU Jateng Gelar Salat Gaib Hari Ini
-
BPN Prabowo Subianto - Sandiaga Uno Sudah Kumpulkan 400.000 Form C1
-
Zulkifli Hasan ke Istana, PAN Pertimbangkan Alihkan Dukungan ke Jokowi
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Profil Wali Kota Prabumulih: Punya 4 Istri, Viral Usai Pencopotan Kepsek SMPN 1
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu
-
Misi Penyelamatan Pekerja Tambang Freeport Berlanjut, Ini Kabar Terbarunya
-
Buntut Aksi Pemukulan Siswa ke Guru, Dikeluarkan Sekolah dan Ayah yang Polisi Terancam Sanksi
-
Perkuat Pertahanan Laut Indonesia, PLN dan TNI AL Jalin Kolaborasi
-
Korban Pemerkosaan Massal '98 Gugat Fadli Zon: Trauma dan Ketakutan di Balik Penyangkalan Sejarah