Suara.com - Kepolisian Turki menyatakan telah menangkap 137 demonstran di Istanbul pada Rabu (1/5) karena mereka berupaya menggelar aksi unjuk rasa secara ilegal di sejumlah kota terkait Hari Buruh atau May Day.
Polisi mengepung alun-alun Taksim di pusat kota Istanbul, namun sejumlah kelompok unjuk rasa tetap berada di sana.
"Alun-alun milik rakyat dan tidak bisa ditutup. Hidup Hari Buruh!" teriak para demonstran ketika polisi menyeret mereka pergi sambil menutup mulut mereka.
Aksi Hari Buruh, yang merupakan hari libur pekerja di seluruh dunia, digelar setiap tahunnya di Turki. Dulu, aksi Buruh diwarnai dengan tindakan polisi terhadap para demonstran. Aksi protes kerap dipusatkan di alun-alun Taksim, tempat 34 orang tewas pada 1 Mei 1977.
Kepolisian Turki biasanya mencegah unjuk rasa dilakukan di pusat kota Istanbul dan daerah lainnya. Ankara memperketat sejumlah pembatasan setelah aturan darurat diberlakukan, menyusul upaya kudeta 2016. Status itu dicabut pada Juli lalu.
Sebelumnya pada Rabu, polisi mengizinkan upacara oleh segelintir pemimpin serikat, yang berlanjut hingga ke alun-alun Taksim. Kelompok lainnya meletakkan anyelir di jalan yang berada di dekatnya.
Polisi Istanbul mengatakan hingga pukul 16.00 GMT pihaknya telah menangkap 137 demonstran di berbagai daerah di Istanbul, termasuk di Distrik Besiktas, Sisli dan Beyoglu. (Antara)
Berita Terkait
-
Aksi Vandal Demonstran May Day 2019, PT TransJakarta Mau Lapor Polisi
-
Ratusan Pelaku Vandal May Day di Bandung Dibotaki Secara Massal
-
May Day di Surabaya, Lima Aktivis Anarko Ditangkap Polda Jatim
-
Coretan Aksi May Day di Jakarta: Aku Sakit karena Jam Kerja
-
Siapa Demonstran Hitam-hitam saat Aksi May Day 2019?
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi
-
DPW dan DPC PPP dari 33 Provinsi Deklarasi Dukung M Mardiono Jadi Ketua Umum
-
Menteri HAM Natalius Pigai Sebut Orang Hilang 'Belum Terlihat', YLBHI Murka: Denial!
-
Dari Dirut Sampai Direktur, Jajaran BPR Jepara Artha Kini Kompak Pakai Rompi Oranye
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu