Suara.com - Kepala Divisi Advokasi dan Hukum Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean buka-bukaan mengenai cara berkampanye Prabowo Subianto-Sandiaga Uno saat mencalonkan diri sebagai capres dan cawapres dalam Pilpres 2019. Menurut Ferdinand Hutahaean, selama proses Pilpres 2019 berlangsung, tim Prabowo-Sandiaga terlalu banyak membangun narasi politik identitas.
Hal tersebut disampaikan oleh Ferdinand Hutahaean melalui akun Twitter miliknya @ferdinandhaean2. Ferdinand Hutahaean sendiri mengaku tidak mengetahui program apa yang akan diberikan oleh Prabowo-Sandi jika terpilih sebagai presiden dan wakil presiden.
Ferdinand Hutahaean juga membandingkan cara berkampanye yang diberikan oleh rivalnya capres nomor urut o1 Jokowi-Maruf. Menurut Ferdinand Hutahaean, Jokowi-Maruf sukses memberikan banyak program dan janji yang jelas.
"Dulu saya pernah sampaikan, bahwa saya yang di depan dalam penggalangan opini publik belum tahu apa yang akan diberikan oleh 02 kepada rakyat, sementara 01 memberi banyak program dan janji," kata Ferdinand Hutahaean seperti dikutip Suara.com, Senin (15/7/2019).
Ferdinand Hutahaean menilai bila Prabowo-Sandi terlalu banyak membangun narasi politik identitas tanpa dibarengi dengan visi yang jelas untuk membangun negeri. Kini, narasi yang dibangun tersebut justru menimbulkan residu politik yang semakin membesar.
"Mengapa saya sampaikan? Karena narasi 02 overdosis politik identitas tanpa visi jelas. Sekarang residunya membesar," ungkap Ferdinand Hutahaean.
Terkait besarnya residu politik juga pernah disampaikan oleh eks Koordinator Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga Dahnil Anzar Simanjuntak.
Sebagai solusi, Dahnil Anzar mengusulkan pemerintah untuk memulangkan pentolan FPI Rizieq Shihab kembali ke Indonesia untuk mengurangi residu politik yang ditimbulkan dari Pilpres.
"Membuka 'pintu' kepulangan Habib Rizieq bisa meminimalisasi residu dendam politik di masa yang akan datang," kata Dahnil Anzar dalam cuitannya.
Baca Juga: Pesan Khusus Relawan Prabowo dari London: Jangan Saling Membenci
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Bedak Viva Terbaik untuk Tutupi Flek Hitam, Harga Mulai Rp20 Ribuan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- Mulai Hari Ini! Sembako dan Minyak Goreng Diskon hingga 25 Persen di Super Indo
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Sekelas Brio untuk Keluarga Kecil
- Sabrina Chairunnisa Ingin Sepenuhnya Jadi IRT, tapi Syaratnya Tak Bisa Dipenuhi Deddy Corbuzier
Pilihan
-
Jokowi Takziah Wafatnya PB XIII, Ungkap Pesan Ini untuk Keluarga
-
Nasib Sial Mees Hilgers: Dihukum Tak Main, Kini Cedera Parah dan Absen Panjang
-
5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
-
Terungkap! Ini Lokasi Pemakaman Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi
-
BREAKING NEWS! Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi Wafat
Terkini
-
Sopir Angkot Cegat Mikrotrans JAK41 di Velodrome, Dishub DKI Janji Evaluasi Rute
-
Ratusan Warga Prasejahtera di Banten Sambut Bahagia Sambungan Listrik Gratis dari PLN
-
Hasto PDIP: Ibu Megawati Lebih Pilih Bendungan dan Pupuk Daripada Kereta Cepat Whoosh
-
Putri Zulkifli Hasan Sambut Putusan MK: Saatnya Suara Perempuan Lebih Kuat di Pimpinan DPR
-
Projo Tetapkan 5 Resolusi, Siap Kawal Prabowo hingga 2029 dan Dukung Indonesia Emas 2045
-
Budi Arie Bawa Gerbong Projo ke Gerindra? Sinyal Kuat Usai Lepas Logo Jokowi
-
Cinta Terlarang Berujung Maut, Polisi Tega Habisi Nyawa Dosen di Bungo
-
Dua Tahun Lalu Sakit Berat, Kini Adies Kadir Didoakan Kembali di Majelis Habib Usman Bin Yahya
-
Makna Arahan Mendagri Tito Karnavian Soal Dukungan Pemda Terhadap PSN
-
Raja Keraton Solo Pakubuwono XIII Wafat, Akhir Perjalanan Sang Pemersatu Takhta Mataram