Suara.com - Di balik peristiwa gempa Banten 7,4 SR (dimutahirkan 6,9 SR) ada kisah sembilan mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) menyelamatkan diri dari guncangan gempa Banten di Sukabumi, Jawa Barat.
Mereka lari ke dataran yang lebih tinggi seperti daerah perbukitan di Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Saat itu status peringatan tsunami dari BMKG.
"Keberadaan kami di Kecamatan Simpenan ini untuk melaksanakan IPB Goes To Field dan saat kejadian gempa saya dan rekan yang lain langsung melarikan diri ke datararan yang lebih tinggi," kata mahasiswa IPB semester V Jurusan Perikanan Muhamad Dzikri di Sukabumi, Jumat (2/8/2019) malam.
Sembilan mahasiswa IPB tersebut dibagi menjadi dua tim. Tim pertama berjumlah lima orang melakukan penelitian di Desa Cidadap dan tim lainnya berjumlah empat orang di Desa Sangrawayang.
Dia yang bergabung dengan tim yang berada di Desa Cidadap panik karena lokasi penelitiannya berada di daratan rendah dan dekat dengan pesisir pantai sehingga saat gempa langsung naik ke tempat yang lebih tinggi yakni di Jalan Babakanwareng, Binakarya.
Namun, empat rekannya yang berada di Desa Sangrawayang masih belum diketahui keberadaannya karena tidak bisa dihubungi. Tapi, informasinya rekannya itu sudah berada di tempat tinggi dan bergabung dengan warga lainnya.
"Tidak hanya saya sebagian warga yang tinggal dengan dengan pesisir pantai pun ikut mengungsi ke tempat yang lebih tinggi dan hingga kini kami belum berani turun dan masih takut ada gempa susulan serta terjadi tsunami," katanya.
Dzikri mengatakan ia dan rekannya tetap bertahan di daerah tersebut hingga pukul 22.00 WIB atau setelah peringatan potensi tsunami dicabut oleh BMKG.
Baca Juga: PLN Klaim Pasokan Listrik ke Daerah Gempa Banten Aman
Sebab, informasinya air laut di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Palabuhanratu pasang, namun info itu tidak benar. Sehingga ia dan rekannya berani turun jika kondisi benar-benar sudah aman. (Antara)
Berita Terkait
-
PLN Klaim Pasokan Listrik ke Daerah Gempa Banten Aman
-
Pernah Ada Mega Tsunami, Waspada Gempa Raksasa 9 SR Guncang Selatan Jawa
-
8 Daerah di Jawa Timur Ikut Rasakan Getaran Gempa Banten
-
Gempa Banten 7,4 SR, Satu Orang Tewas Kena Serangan Jantung
-
106 Rumah di Banten Hancur Akibat Gempa, Warga Butuh Bantuan
Terpopuler
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- Panglima TNI Kunjungi PPAD, Pererat Silaturahmi dan Apresiasi Peran Purnawirawan
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
Pilihan
-
Desy Yanthi Utami: Anggota DPRD Bolos 6 Bulan, Gaji dan Tunjangan Puluhan Juta
-
Kabar Gembira! Pemerintah Bebaskan Pajak Gaji di Bawah Rp10 Juta
-
Pengumuman Seleksi PMO Koperasi Merah Putih Diundur, Cek Jadwal Wawancara Terbaru
-
4 Rekomendasi HP Tecno Rp 2 Jutaan, Baterai Awet Pilihan Terbaik September 2025
-
Turun Tipis, Harga Emas Antam Hari Ini Dipatok Rp 2.093.000 per Gram
Terkini
-
'Jangan Selipkan Kepentingan Partai!' YLBHI Wanti-wanti DPR di Seleksi Hakim Agung
-
Tak Tunggu Laporan Resmi; Polisi 'Jemput Bola', Buka Hotline Cari 3 Mahasiswa yang Hilang
-
Skandal Korupsi Kemenaker Melebar, KPK Buka Peluang Periksa Menaker Yassierli
-
Siapa Lelaki Misterius yang Fotonya Ada di Ruang Kerja Prabowo?
-
Dari Molotov Sampai Dispenser Jarahan, Jadi Barang Bukti Polisi Tangkap 16 Perusuh Demo Jakarta
-
BBM di SPBU Swasta Langka, Menteri Bahlil: Kolaborasi Saja dengan Pertamina
-
Polisi Tetapkan 16 Perusak di Demo Jakarta Jadi Tersangka, Polda Metro: Ada Anak di Bawah Umur
-
Skandal 600 Ribu Rekening: Penerima Bansos Ketahuan Main Judi Online, Kemensos Ancam Cabut Bantuan
-
Misteri Foto Detik-Detik Eksekusi Letkol Untung, Bagaimana Bisa Dimiliki AFP?
-
Kebijakan Baru Impor BBM Ancam Iklim Investasi, Target Ekonomi Prabowo Bisa Ambyar