Suara.com - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menyesalkan akan keberadaan Pedagang Kaki Lima (PKL) yang masih berdagang di trotoar Jalan Jati Baru Tanah Abang, Jakarta Pusat. Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan diminta untuk konsisten membenahi hal tersebut.
Anggota DPRD DKI Jakarta terpilih dari PSI periode 2019-2024, William Aditya Sarana mengatakan mendukung adanya Jembatan Penyebrangan Multiguna (JPM) atau sky bridge Tanah Abang. Namun Anies disebutnya kurang memaksimalkan sky bridge untuk PKL berdagang.
"PKL-PKL yang di trotoar masih ada. Maksud saya, konsisten dong kalau sudah membangun sky bridge artinya bersih semua yang ada di jalan," ujar William di kantor DPP PSI, Rabu (21/8/2019).
Ia membandingkan dengan masa kepemimpinan Gubernur DKI sebelumnya, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Menurutnya pada zaman Ahok tanpa ada sky bridge, pedagang tidak lagi berjualan di trotoar.
"Dulu zaman Gubernur DKI sebelumnya, belum ada sky bridge sudah bersih loh sudah tertib," kata William.
Ia menganggap dengan masih adanya PKL di trotoar, maka pedagang di sky bridge atau di gedung akan rugi. Pasalnya, para pembeli akan lebih memilih untuk belanja di PKL yang jualan di trotoar.
"Jadi tolong dituntaskan saja Pemprov DKI, PKL yang ada di trotoar ini ditata dengan baik," pungkasnya.
Sebelumnya, William Aditya Sarana memenangkan gugatan melawan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan soal penutupan jalan untuk Pedagang Kaki Lima (PKL) di Tanah Abang. William menyatakan Anies tak berhak menutup jalan untuk PKL.
Gugatan tersebut dilayangkan oleh William dan Zico Leonard Djagardo ke Mahkamah Agung (MA). Hal tersebut tertuang dalam putusan MA Nomor 38 / P.PTSVIII/2019/42 P/HUM/2018 tentang Penutupan Jalan sebagai Tempat Berdagang.
Baca Juga: Menang Gugatan di MA, PSI: Anies Tak Berhak Tutup Jalan buat PKL
William melayangkan gugatannya dengan alasan Anies menutup Jalan Jati Baru untuk PKL berdagang. Kebijakan Anies tersebut merujuk pada Perda Nomor 8 Tahun 2007 tentang Ketertiban Umum 25 ayat (1).
"Kebijakan ini jelas sangat tidak layak karena telah mengorbankan kepentingan yang lebih besar, yakni pejalan kaki dan kendaraan umum," ujar William saat dihubungi, Selasa (20/8/2019).
Berita Terkait
-
Menang Gugatan di MA, PSI: Anies Tak Berhak Tutup Jalan buat PKL
-
Tolak Pakai Pin Emas DPRD 22 Karat, Gerindra DKI: PSI Mau Pakai Kayu?
-
Tolak Anggaran Rp 1,3 Miliar untuk Pin DPRD, PSI Pilih Beli di Online Shop
-
PSI Tolak Pengadaan Pin Rp 1,3 Miliar DPRD DKI: Bentuk Penghinaan ke Publik
-
Ramai Mobil Parkir di Trotoar di Depan Kantor PSI, Sedan Ini Jadi Sorotan
Terpopuler
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Sunscreen Terbaik Harga di Bawah Rp30 Ribu agar Wajah Cerah Terlindungi
- Siapa Shio yang Paling Hoki di 5 November 2025? Ini Daftar 6 yang Beruntung
- 24 Kode Redeem FC Mobile 4 November: Segera Klaim Hadiah Parallel Pitches, Gems, dan Emote Eksklusif
Pilihan
-
6 Kasus Sengketa Tanah Paling Menyita Perhatian di Makassar Sepanjang 2025
-
6 HP Memori 128 GB Paling Murah Terbaru 2025 yang Cocok untuk Segala Kebutuhan
-
4 Rekomendasi Tablet RAM 8 GB Paling Murah, Multitasking Lancar Bisa Gantikan Laptop
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
Terkini
-
Usai dari Cilegon, Prabowo Ratas di Istana Bahas 18 Proyek Hilirisasi Senilai Rp600 Triliun
-
Geger Ekspor Ilegal CPO: 87 Kontainer Disita, Negara Terancam Rugi Ratusan Miliar
-
Lolos Hukuman MKD, Uya Kuya dan Adies Kadir Baru Bisa Aktif Lagi di DPR Tergantung Ini!
-
Viral! Pasangan Pembuangan Bayi di Ciamis Dinikahkan di Kantor Polisi: Biar Bisa Rawat Anak Bersama?
-
Ditugasi Prabowo Berkantor di Papua, Gibran Tak Merasa Diasingkan: Itu Tidak Benar!
-
Sumpah SF Hariyanto: Saya Bukan Pelapor Kasus Gubernur Riau, Kami Sedang Ngopi Saat KPK Datang
-
DPR Batasi Delegasi Buruh, Komisi IX Absen: Ada Apa di Balik Audiensi Kenaika
-
Jusuf Kalla Ngamuk di Makassar: Tanah Saya Dirampok Mafia, Ini Ciri Khas Lippo!
-
'Acak-acak' Sarang Narkoba di Kampung Bahari Jakut, Kos-kosan Oranye jadi Target BNN, Mengapa?
-
Media Asing Soroti Progres IKN, Kekhawatiran soal Lingkungan dan Demokrasi Jadi Perhatian Utama