Suara.com - Veronica Koman, pejuang HAM sekaligus pengacara Aliansi Mahasiswa Papua yang kekinian ditetapkan sebagai tersangka kasus provokator, kembali menyuarakan pendapatnya ke publik melalui akun Twitter pribadi, Minggu (15/9/2019).
Dalam pernyataan berbahasa Inggris dan ditujukan kepada dunia internasional tersebut, Veronica juga sempat menyebut nama Menteri koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan RI Wiranto.
Ia mengatakan, Wiranto dalam konferensi pers tanggal 5 September 2019, telah menggambarkan dirinya sebagai provokator.
Tak hanya itu, kata dia, Wiranto juga mengatakan Interpol sedang memburu Veronica. Namun, sambung Veronica, klaim Wiranto itu salah.
"Jenderal (purnawirawan) Wiranto, Menkopolhukam, menggambarkan saya sebegai provokator dan mengutip peran saya sebagai pengacara untuk mahasiswa Papua Barat sambil mengklaim—ternyata salah—Interpol 'memburu saya'," tulis Veronica.
Selain menegaskan Wiranto memberikan klaim palsu, Veronica juga mengatakan pemerintah dan Polri melakukan upaya kriminalisasi agar dirinya diam atau tak lagi menyuarakan perjuangan bangsa Papua.
”Secara mengejutkan, ada kampanye pemerintah untuk menekan saya agar diam. Polisi Indonesia mengintimidasi keluarga saya di Jakarta. Sementara kepala imigrasi mengatakan bakal menyetujui permintaan polisi untuk mencabut paspor saya.”
Menurut Veronica, pemerintah Indonesia selama bertahun-tahun hanya membuang waktu melancarkan perang propaganda, ketimbang serius menyelidiki dan mengakhiri pelanggaran HAM di Papua.
"Papua Barat telah selama beberapa dekade berada di antara wilayah yang paling terisolir di seluruh dunia. Kriminalisasi terhadap saya, tak lebih dari kelanjutan strategi lama untuk mencegah informasi bocor ke seluruh dunia," kata Veronica.
Baca Juga: Veronica Koman Sangkal Tuduhan Adanya Aliran Dana Besar di Rekeningnya
Kontributor : Arry Saputra
Berita Terkait
-
Resmi Dibuka, Intip Restoran Baru Teuku Rassya yang Bertema Papua
-
Lukas Enembe: 61 Tokoh Papua yang Bertemu Jokowi Tak Miliki Kapasitas
-
Haris Azhar Sebut Ada Rangkaian Intimidasi Terhadap Aktivis HAM Papua
-
Veronica Koman Sangkal Tuduhan Adanya Aliran Dana Besar di Rekeningnya
-
Veronica Koman Jawab Tuduhan Polda Jatim, Ini Pernyataannya
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Bantuan Tahap III Kementan Peduli Siap Diberangkatkan untuk Korban Bencana Sumatra
-
Kasus Bupati Lampung Tengah, KPK: Bukti Lemahnya Rekrutmen Parpol
-
Era Baru Pengiriman MBG: Mobil Wajib di Luar Pagar, Sopir Tak Boleh Sembarangan
-
BGN Atur Ulang Jam Kerja Pengawasan MBG, Mobil Logistik Dilarang Masuk Halaman Sekolah
-
BGN Memperketat Syarat Sopir MBG Pasca Insiden Cilincing, SPPG Tak Patuh Bisa Diberhentikan
-
Bupati Kini Jadi 'Dirigen' Program MBG, Punya Kuasa Tutup Dapur Nakal
-
Program MBG Bikin Ibu di Lumajang Kantongi Ratusan Ribu, Ekonomi Lokal Melesat
-
Babak Penentuan Kasus Ijazah Palsu Jokowi, Polisi Gelar Perkara Khusus Senin Depan
-
Kebahagiaan Orangtua Siswa SMK di Nabire Berkat Program Pendidikan Gratis
-
Sosialisasi Program Pendidikan Gratis, SMK Negeri 2 Nabire Hadirkan Wali Murid