Suara.com - Kabar duka datang dari dunia jurnalistik Indonesia, jurnalis senior yang juga salah satu pendiri Aliansi Jurnalis Independen, Aristides Katoppo dikabarkan meninggal dunia pada hari ini, Minggu (29/9/2019) sekitar pukul 12.05 WIB.
Kabar meninggalnya eks wartawan senior Sinar Harapan atau Suara Pembaruan itu digaungkan sejumlah akun di laman Twitter, Minggu siang.
"Telah berpulang ke rumah Bapa di surga, eks wartawan senior Sinar Harapan/Suara Pembaruan dan pendiri AJI (Aliansi Jurnalis Independen) *Aristides Katoppo*, pada hari Minggu 29 September 2019, sekitar pk 12:05. (Info dr Ign Haryanto). #RIPAristidesKatoppo," tulis Komisaris Utama PT Adhi Karya (Persero), Fadjroel Rachman di akun Twitternya @fadjroeL.
Cuitan yang sama dengan akun Fadjroel Rachman juga ditulis oleh akun Mamia.
"Rest In Peace, Aristides Katoppo, Tokoh Pers Nasional," tulis akun Denisukotjo.
Dikutip dari laman Sinarharapan.net, pada Maret 2018, Ketua Dewan Pers Stanley Adi Prasetyo menulis, Aristides Katoppo adalah salah satu orang penting di balik koran Suara Indonesia.
Ia bukan hanya berperan sebagai bidan kelahiran Suara Indonesia, tapi ia juga kerap datang dan menginap di kantor redaksi Suara Indonesia yang terletak di Jalan Hasjim Asyari No 7 (dulu bernama: Jalan Talun) Malang itu. Ia kerap mengajak awak redaksi yang dipimpin wartawan kawakan Peck Dijono untuk rapat dan menemukan angle-angle liputan kota yang menarik.
Menurut dia, Aristides Katoppo adalah sosok yang tenang namun powerfull. Di mana ia menceritakan bagaimana kantor Suara Indonesia tempat Aristides bekerja pernah dikirimi kotak karton berisi potongan kepala manusia pada 16 November 1984 pagi.
Di tengah ketegangan dan kepanikan awak redaksi Suara Indonesia, sosok Aristides Katoppo justru digambarkan tetap tenang dan tidak panik.
Baca Juga: Kecam Kriminalisasi Jurnalis, AJI: Demokrasi Indonesia Terancam
"Aristides Katoppo, di mata saya adalah seorang wartawan sejati. Kebandelan, kenakalan, keisengan yang dibuatnya adalah keisengan seorang jurnalis yang tak bisa diam dan selalu resah melihat keadaan nasib orang-orang di sekitarnya. Ia juga seorang aktivis, pecinta alam, seorang guru, pecinta seni. Di balik kebesaran namanya, sosoknya selalu tampil secara sederhana. Berkaos oblong dan bersepatu sandal ke mana-mana," tulis Stanley.
Terpopuler
- Pratama Arhan dan Azizah Salsha Dikabarkan Rujuk, Ini Penjelasaan Pengadilan Agama Tigaraksa
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
- Buktinya Kuat, Pratama Arhan dan Azizah Salsha Rujuk?
Pilihan
-
Waktu Rujuk Hampir Habis! Jumat Minggu Depan Pratama Arhan Harus Ikrar Talak ke Azizah Salsha
-
Nadiem Makarim Jadi Menteri Ke-7 Era Jokowi yang Jadi Tersangka Korupsi, Siapa Aja Pendahulunya?
-
Jadwal dan Link Streaming Timnas Indonesia vs Taiwan Malam Ini di GBT
-
Pelatih Persija Kasihan dengan Gerald Vanenburg, Soroti Situasi Timnas Indonesia U-23
-
Harga Emas Antam Lebih Murah Hari Ini Jadi Rp 2.042.000 per Gram
Terkini
-
Dilema KPK: Sita Mercy Antik Habibie dari Ridwan Kamil, tapi Pembayarannya Ternyata Belum Lunas
-
Bantah Tegas Kabar Darurat Militer, TNI: Tidak Ada Niat, Rencana Memberlakukan
-
Didesak Bebaskan Seluruh Demonstran yang Ditahan, Polri Klaim Tidak Antikritik
-
Zetro Staf KBRI Diduga Tewas di Tangan Pembunuh Bayaran, Presiden Peru Surati Prabowo
-
Kapuspen TNI Jawab Tuntutan 17+8 'Kembali ke Barak': Kami Hormati Supremasi Sipil
-
Tunjangan Rumah Setop, DPR Pastikan Pensiun Tetap Ada: Ini Rincian Gaji Anggota Dewan
-
DPR Setop Kunjungan Kerja ke Luar Negeri, Dasco Janji Buka-bukaan
-
Pemprov DKI Genjot Pengerjaan SJUT, Jakarta Lebih Rapi dan Modern
-
Apa Itu Tobat Nasional? Seruan Kardinal Ignatius Suharyo
-
Nadiem Tersangka Kasus Pengadaan Chromebook, Pukat UGM Soroti Buruknya Tata Kelola Sektor Pendidikan