Suara.com - Masyarakat Indonesia kembali dikejutkan dengan aksi bom bunuh diri hingga memakan korban jiwa. Kali ini aksi bom bunuh diri terjadi di Markas Polrestabes Medan, Sumatera Utara pada pukul 08.45 WIB Rabu (13/11/2019).
Ledakan bom bunuh diri tersebut terjadi saat banyak warga Medan sedang mengurus SKCK (Surat Keterangan Catatan Kepolisian) di lokasi kejadian.
Cuplikan video amatir dan rekaman CCTV tentang detik-detik bom bunuh diri mematikan itu beredar di jagad maya.
Aksi tersebut menewaskan satu orang yang diduga pelaku dan melukai lima anggota kepolisian serta satu orang warga sipil. Terduga pelaku bom bunuh diri diduga melakukan aksi seorang diri dan langsung tewas usai ledakan.
Teror bom tidak hanya terjadi di Medan, namun juga berlangsung di bagian belahan lain Bumi.
Di antaranya pada Minggu (21/4/2019), enam ledakan bom mengguncang Sri Lanka, negara yang berada di Asia Selatan. Ledakan terjadi di tiga gereja dan tiga hotel.
Serangan bom bunuh diri itu terjadi saat umat kristiani sedang melakukan ibadah paskah di gereja. Peristiwa paling mematikan dalam sejarah negara itu menewaskan 207 orang dan melukai 450 orang.
Setahun sebelumnya, terjadi serangan paling berdarah di Pakistan saat acara kampanye Pemilu pada 13 juli 2018.
Aksi bom bunuh diri itu terjadi pada rapat umum pemilihan Balochistan Awami Party (BAP) di kota barat daya Drigarh, sekitar 35 kilometer di selatan ibu kota Provinsi Quetta, Jumat sore waktu setempat.
Baca Juga: Bom Bunuh Diri di Medan, Kemenhub Minta Jaket Ojek Online Tak Dijual Bebas
Jumlah korban tewas 149 jiwa dan 189 orang lainnya terluka dalam serangan bom bunuh diri itu, seperti dilansir Aljazeera.
Serangan mematikan bom bunuh diri juga terjadi di Stasiun Metro Saint Petersburg, Rusia, pada 3 April 2017. Dilansir dari Reuters, pelaku bunuh diri bernama Akbarzhon Jalilov berusia 22 tahun yang berasal dari Kyrgyzstan.
Ledakan terjadi antara Stasiun Sennaya Ploshchad dan Tekhnologichesky Institut sekitar jam 2:40 sore waktu setempat.
Usai ledakan, bom kedua dengan daya ledak yang lebih besar ditemukan dan dijinakkan di stasiun lain, Stasiun Ploshchad Vosstaniya, dan diyakini telah ditanam Jalilov. Serangan teror itu menewaskan 15 orang, termasuk Jalilov.
Sementara itu pada tahun yang sama tepatnya pada 23 mei 2017, serangan bom terjadi saat konser penyanyi Ariana Grande di Manchester Arena, Inggris, Senin malam waktu setempat.
Menurut kepolisian Inggris, 22 orang, termasuk beberapa anak, tewas dalam serangan bom itu. Sementara 59 penonton lain dikabarkan terluka dalam serangan bom bunuh diri tersebut.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Pramono Anung Beberkan PR Jakarta: Monorel Rasuna, Kali Jodo, hingga RS Sumber Waras
-
Hujan Ringan Guyur Hampir Seluruh Jakarta Akhir Pekan Ini
-
Jelang Nataru, Penumpang Terminal Pulo Gebang Diprediksi Naik Hingga 100 Persen
-
KPK Beberkan Peran Ayah Bupati Bekasi dalam Kasus Suap Ijon Proyek
-
Usai Jadi Tersangka Kasus Suap Ijon Proyek, Bupati Bekasi Minta Maaf kepada Warganya
-
KPK Tahan Bupati Bekasi dan Ayahnya, Suap Ijon Proyek Tembus Rp 14,2 Miliar
-
Kasidatun Kejari HSU Kabur Saat OTT, KPK Ultimatum Segera Menyerahkan Diri
-
Pengalihan Rute Transjakarta Lebak Bulus - Pasar Baru Dampak Penebangan Pohon
-
Diduga Lakukan Pemerasan hingga Ratusan Juta, Kajari dan Kasi Intel Kejaksaan Negeri HSU Ditahan KPK
-
Boni Hargens: 5 Logical Fallacies di Argumentasi Komite Reformasi Polri Terkait Perpol 10/2025