Suara.com - Seorang petani bernama Kusnanto (57) dikabarkan tewas di kebun kopi miliknya di Kabupaten Lahat Sumatera Selatan. Kusnanto dikabarkan tewas setelah diterkam harimau pada Minggu (17/11/2019) sekira pukul 09.00 WIB.
Hal tersebut sekaligus memastikan jenis hewan buas yang menerkam warga, lantaran sebelumnya masih diselidiki lebih dalam oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA).
Kepala BKSDA Sumsel Genman Suhefti Hasibuan mengatakan kepastian tersebut didapat dari keterangan saksi-saksi yang melihat langsung korban, Kuswanto (57) yang diserang oleh harimau di kebun kopinya pada Minggu pukul 09.00 WIB.
"Untuk kepastiannya kami akan memasang camera trap di jalur-jalur yang diduga merupakan perlintasan harimau," ujar Genman seperti dilansir Antara di Palembang pada Minggu (17/11/2019).
Genman mengemukakan berdasarkan keterangan saksi Dedi (32), yang merupakan keluarga korban dan menemani korban di kebun, sekitar pukul 09.00 WIB saat keduanya menebang pohon tiba-tiba muncul seekor harimau dengan ciri-ciri berwarna putih dominan serta bercorak kuning hitam di sebagian tubuhnya. Jarak harimau dengan korban dan saksi hanya empat meter.
Kuswanto dan Dedi berusaha menyelamatkan diri dengan berputar ke arah lain agar pandangan harimau teralihkan, namun tak lama kemudian harimau menghadap ke arah keduanya.
Keduanya berupaya menghalangi gerakan harimau menggunakan kayu, tapi nahas saat keduanya bergerak turun justru harimau menerkam Kuswanto dan langsung menggigit lehernya.
Dedi memilih berlari mencari pertolongan warga, kemudian warga datang dan berhasil mengusir harimau lalu mengevakuasi Kuswanto yang sudah meninggal dunia.
"Kami coba menenangkan masyarakat dan mengimbau untuk tidak berkebun sementara waktu, kami juga meminta agar warga segera melapor jika bertemu harimau ataupun jejaknya," jelas Genman.
Baca Juga: Teror Harimau Sumatera di Pasaman, Dalam Sepekan 4 Kambing Hilang Dimangsa
Menurut dia lokasi kejadian jaraknya sekitar 600 meter dari kawasan hutan lindung, sedangkan jarak ke pemukiman warga sekitar tujuh kilometer.
"Dimungkinkan posisi kebun berada di dalam kawasan hutan lindung," kata Genman.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 4 Rekomendasi Cushion dengan Hasil Akhir Dewy, Diperkaya Skincare Infused
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Daftar Promo Alfamart Akhir Tahun 2025, Banyak yang Beli 2 Gratis 1
Pilihan
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
Terkini
-
Malam Tahun Baru 2026 Jalur Puncak Berlaku Car Free Night, Cek Jadwal Penyekatannya di Sini
-
Rilis Akhir Tahun 2025 Polda Riau: Kejahatan Anjlok, Perang Lawan Perusak Lingkungan Makin Sengit
-
Rekaman Tengah Malam Viral, Bongkar Aktivitas Truk Kayu di Jalan Lintas Medan-Banda Aceh
-
'Beda Luar Biasa', Kuasa Hukum Roy Suryo Bongkar Detail Foto Jokowi di Ijazah SMA Vs Sarjana
-
Kadinsos Samosir Jadi Tersangka Korupsi Bantuan Korban Banjir Bandang, Rugikan Negara Rp 516 Juta!
-
Bakal Demo Dua Hari Berturut-turut di Istana, Buruh Sorot Kebijakan Pramono dan KDM soal UMP 2026
-
Arus Balik Natal 2025: Volume Kendaraan Melonjak, Contraflow Tol Jakarta-Cikampek Mulai Diterapkan!
-
18 Ribu Jiwa Terdampak Banjir Banjar, 14 Kecamatan Terendam di Penghujung Tahun
-
UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,7 Juta Diprotes, Rano Karno: Kalau Buruh Mau Demo, Itu Hak Mereka
-
Eks Pimpinan KPK 'Semprot' Keputusan SP3 Kasus Korupsi Tambang Rp2,7 Triliun: Sangat Aneh!