Suara.com - Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa yang baru terpilih pada Senin (18/11) mengirimkan pesan kepada masyarakat internasional bahwa pemerintahannya akan tetap netral dan menghindari konflik.
"Kami berharap dapat bekerja dengan semua negara dengan cara yang bersahabat dan netral untuk menghindari konflik di antara kekuatan-kekuatan dunia," tegas Rajapaksa dalam pidato perdananya sebagaimana dikutip dari kantor berita Anadolu, Selasa (19/11).
Pernyataan itu disampaikan di tengah adanya kekhawatiran bahwa Rajapaksa akan mengambil kebijakan-kebijakan yang pro-China, serupa dengan saudaranya Mahinda Rajapaksa, yang menjabat sebagai presiden hingga 2015.
Upacara pengambilan sumpah berlangsung di kuil Ruwanwelisaya di Anuradhapura, sekitar 200 kilometer dari ibu kota Sri Lanka, Kolombo.
Rajapaksa yang meraih kemenangan besar pada Sabtu mengumumkan bahwa prioritas utamanya adalah memperkuat keamanan nasional.
"Saya akan menerapkan semua mekanisme yang diperlukan untuk memastikan negara kita bebas dari terorisme, narkoba, pemerasan, dan ancaman lainnya, sehingga negara ini aman bagi perempuan dan anak-anak," kata dia lagi.
"Tapi, sebagai presiden baru Anda, saya meminta Anda semua orang Sri Lanka sejati untuk bergabung dengan saya dalam perjalanan saya ke depan," tambah Rajapaksa.
Dia juga meyakinkan semua komunitas di negara itu akan memiliki kebebasan untuk menjalankan ibadah mereka masing-masing.
"Kami akan selalu melindungi hak ini. Saya juga meminta semua warga Sri Lanka untuk membantu saya mewujudkannya," ujar presiden baru itu.
Baca Juga: Picu Protes dan Ketegangan, Makam Pelaku Bom Gereja di Sri Lanka Dipindah
Di negara yang mayoritas penduduknya beragama Buddha itu, komunitas Tamil di Sri Lanka mencapai 12,6 persen dari populasi, sementara Muslim berjumlah 9,7 persen.
Selain itu, dalam pidatonya, Rajapaksa juga menegaskan sikap anti-korupsinya.
Sri Lanka berada di peringkat ke-89 di dunia dan ke-3 di Asia Selatan, tepat di belakang Bhutan (ke-25) dan India (ke-78) dengan skor 38 dalam Indeks Persepsi Korupsi (CPI) 2018.
Berita Terkait
-
Ngamuk di Upacara Keagamaan, Gajah Lukai Belasan Orang
-
Picu Protes dan Ketegangan, Makam Pelaku Bom Gereja di Sri Lanka Dipindah
-
Tersembunyi di Balik Kostum, Gajah Kurus Kering Dipaksa Ikut Festival
-
Diduga Berisi Organ Manusia, Sri Lanka Kembalikan 213 Peti Kemas Inggris
-
OKI Khawatirkan Meningkatnya Insiden Anti Muslim di Sri Lanka
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Aktivitas Tambang Emas Ilegal di Gunung Guruh Bogor Kian Masif, Isu Dugaan Beking Aparat Mencuat
-
Sidang Ditunda! Nadiem Makarim Sakit Usai Operasi, Kuasa Hukum Bantah Tegas Dakwaan Cuan Rp809 M
-
Hujan Deras, Luapan Kali Krukut Rendam Jalan di Cilandak Barat
-
Pensiunan Guru di Sumbar Tewas Bersimbah Darah Usai Salat Subuh
-
Mendagri: 106 Ribu Pakaian Baru Akan Disalurkan ke Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Angin Kencang Tumbangkan Pohon di Ragunan hingga Tutupi Jalan
-
Pohon Tumbang Timpa 4 Rumah Warga di Manggarai
-
Menteri Mukhtarudin Lepas 12 Pekerja Migran Terampil, Transfer Teknologi untuk Indonesia Emas 2045
-
Lagi Fokus Bantu Warga Terdampak Bencana, Ijeck Mendadak Dicopot dari Golkar Sumut, Ada Apa?
-
KPK Segel Rumah Kajari Bekasi Meski Tak Ditetapkan sebagai Tersangka