Suara.com - Rencana islah Partai Persatuan Pembangunan (PPP) antara kubu Suharso Monoarfa dengan Humphrey Djemat mendapat penolakan. Pernyataan tersebut disampaikan Dewan Pimpinan Wilayah (DPW PPP) Jawa Timur dan Jawa Tengah dari kubu Suharso Monoarfa.
Menurut dua DPW PPP tersebut, dualisme di tubuh PPP dianggap telah usai sejak kepengurusan berada di bawah Plt Ketua Umum Suharso Monoarfa yang resmi terdaftar di kemenkumham.
“Sudah masuk semua kepengurusan PPP untuk menjadi satu. Dualisme sudah tamat,” ujar Sekretaris DPW PPP Jatim Norman Zein Nahdi usai pertemuan dengan Ketua DPW PPP Jateng Masruhan Samsuri di Surabaya seperti diberitakan Jatimnet.com-jaringan Suara.com pada Rabu (27/11/2019).
Norman menegaskan, islah sudah tidak seharusnya dibahas kembali. Lantaran, setelah pelaksanaan muktamar Pondok Gede, semua kepengurusan tetap berada di bawah kepemimpinan Suharso Monoarfa.
Sementara itu, Ketua DPW PPP Jateng Masruhan Samsuri mengatakan, kepengurusan tandingan saat ini tidak sama-sama kuat, baik secara hukum maupun akar rumput.
“Islah itu dilakukan ketika dua pihak dilakukan dalam posisi yang sama dan kekuatan yang sama. Sedangkan untuk posisi PPP saat ini yang sah hanya ada PPP di bawah kepemimpinan Plt Suharso Monoarfa dan sekjen Arsul Sani. Tak ada lagi PPP lainnya,” katanya.
Dia juga menyayangkan pernyataan islah kubu Humphrey Djemat. Sebab menurutnya, kepengurusan yang sekarang dinilai sudah kuat hingga ke akar bawah. Pada pengalaman Pilkada 2018 dan Pemilu 2019 akan terus dilanjutkan ke Pilkada 2020.
Karena itu, DPW PPP se-Indonesia sudah sepakat muktamar hanya bisa dilakukan di bawah kepemimpinan Plt Suharso Monoarfa dan sekjen Arsul Sani.
“Ini nggak ada angin, nggak ada mendung, tiba-tiba hujan. Artinya, ini ngga ada masalah, tiba-tiba ada islah. Ini sangat disayangkan," ungkapnya.
Baca Juga: Dualisme PPP Bakal Berakhir, Humprey: Masing-masing Mukernas Bahas Islah
Sebelumnya, Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) versi Muktamar Jakarta (MJ) Humphrey Djemat menyatakan, upaya mempersatukan dua kubu PPP yang saling berseberangan kini semakin menemukan titik terang.
Hal itu disimpulkannya setelah dirinya menggelar pertemuan dengan Plt Ketua Umum PPP versi Pondok Gede, Suharso Monoarfa selama beberapa kali. Kemudian pada hari Sabtu (16/11/2019) lalu, Humphrey Djemat menyambangi Mantan Ketum PPP yang juga mantan Wakil Presiden RI Hamzah Haz.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Mobil Bekas dengan Sunroof Mulai 30 Jutaan, Kabin Luas Nyaman buat Keluarga
- 6 Mobil Bekas untuk Pemula atau Pasangan Muda, Praktis dan Serba Hemat
- Sulit Dibantah, Beredar Foto Diduga Ridwan Kamil dan Aura Kasih Liburan ke Eropa
- 5 Mobil Bekas 3 Baris 50 Jutaan dengan Suspensi Empuk, Nyaman Bawa Keluarga
- 5 Motor Jadul Bermesin Awet, Harga Murah Mulai 1 Jutaan: Super Irit Bensin, Idola Penggemar Retro
Pilihan
-
Bencana Sumatera 2025 Tekan Ekonomi Nasional, Biaya Pemulihan Melonjak Puluhan Triliun Rupiah
-
John Herdman Dikontrak PSSI 4 Tahun
-
Bukan Sekadar Tenda: Menanti Ruang Aman bagi Perempuan di Pengungsian
-
4 Rekomendasi HP Xiaomi Murah, RAM Besar Memori Jumbo untuk Pengguna Aktif
-
Cek di Sini Jadwal Lengkap Pengumuman BI-Rate Tahun 2026
Terkini
-
Bangunan Parkir 2 Lantai Runtuh di Koja, Polisi Turun Tangan Selidiki
-
TNI Bubarkan Aksi Bawa Bendera GAM di Aceh, Satu Orang Terciduk Bawa Pistol dan Rencong
-
Bukan Cuma Lokal, Turis Eropa Serbu Kota Tua Jakarta Saat Natal: Ternyata Ini yang Mereka Cari
-
Pratikno: Januari 2026, Siswa Terdampak Bencana Sumatra Dipastikan Kembali Sekolah
-
Pemerintah Cabut Izin Jutaan Hektare Sawit dan Segel 5 Perusahaan Tambang
-
RI Tak Main-main! Bintang Porno Bonnie Blue Diadukan ke Inggris Usai Lecehkan Bendera Merah Putih
-
Pesan Mendagri ke Daerah Kaya: Jangan Simpan Anggaran, Bantu Korban Bencana
-
Prabowo: Pemerintah Tak Libur, Fokus Pulihkan Aceh dan Sumatra
-
Geger Video Bom di Bandara Batam, Kapolda Kepri: Hoaks! Pelaku Sedang Kami Kejar
-
Kejar Target Akhir Tahun, Seskab Teddy dan BP BUMN Percepat Pembangunan 15.000 Rumah Pascabencana