Suara.com - Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tengku Zulkarnain mendukung usulan pembentukan panitia khusus (Pansus) Jiwasraya, seperti yang diserukan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) lewat Twitter.
Dukungan tersebut disampaikan Tengku Zul sabagai tanggapan atas cuitan Ketua Fraksi PKS DPR Jazuli Juwaini yang mengatakan PKS sepakat mendesak DPR untuk membentuk Pansus Jiwasraya.
Jazuli menilai, dengan adanya tim tersebut, kasus Jiwasraya yang tak menunaikan polis kepada nasabah bisa dungkap secara transparan.
"Sepakat Fraksi PKS setuju bentuk pansus, biar terang benerang siapa yang telah mengambil dan menerima cipratan uang milik masyarakat yang telah susah payah ikut bergabung di asuransi JS ini," cuit Jazuli Juwaini, seperti dikutip Suara.com, Senin (30/12/2019).
Terkait pernyataan tersebut, Tengku Zul megapresiasi usulan PKS dan mengaku penasaran dengan partai yang tak mendukung pembentukan Pansus Jiwasraya.
"PKS setuju pembentukan Pansus Jiwasraya agar siapa saja yang kecipratan duit korupsi itu bisa dibeberkan dan dihukum. Bravo PKS. Salut...! Kita lihat Partai apa saja yang tidak mendukung Pansus Rampok raksasa dengan duit haram (versi Jaksa Agung) 31 trilyun ini," cuit Tengku Zul.
Lewat cuitan selanjutnya, Tengku Zul pun menyinggung kasus Jiwasraya yang disebut muncul sejak pemerintahan 10 tahun lalu atau era Susilo Bambang Yudhoyono.
Menurut Tengku Zul pendapat tersebut tidak masuk akal. Sebab, permasalahan nasabah yang tidak menerima polis baru terkuak di tahun 2018, tidak di tahun sebelumnya.
Ia pun mengingatkan, Menteri Keuangan di zaman SBY dan Jokowi adalah orang yang sama, sehingga tidak layak untuk menyalahkan pemerintahan sebelumnya.
Baca Juga: Perakit Bom di Makassar Jelang Tahun Baru Terinspirasi Game Online
"Mulai ada gerakan menyalahkan rezim sebelumnya atas kasus Jiwasraya? Sekedar mengingatkan: Apakah gagal bayar uang nasabah mulai muncul tahun 2016, 2017? Apakah investasi besar yang dinilai bermasalah mulai tahun 2018? Pada rezim sebelumnya, Menteri Keuangannya adalah orang yang sama...," kata Tengku Zul.
Untuk diketahui, Presiden Jokowi menyebut persoalan keuangan yang dialami Jiwasraya sudah terjadi lebih dari 10 tahun dan bukanlah masalah yang ringan.
Sementara Manajemen PT Asuransi Jiwasraya (Persero) mengakui tidak akan sanggup membayar polis nasabah yang mencapai Rp 12,4 triliun yang jatuh tempo mulai Oktober-Desember 2019 (gagal bayar). Kesulitan keuangan ini disebabkan kesalahan investasi yang dilakukan oleh manajemen lama Jiwasraya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Sunscreen Terbaik Harga di Bawah Rp30 Ribu agar Wajah Cerah Terlindungi
- Siapa Shio yang Paling Hoki di 5 November 2025? Ini Daftar 6 yang Beruntung
- 24 Kode Redeem FC Mobile 4 November: Segera Klaim Hadiah Parallel Pitches, Gems, dan Emote Eksklusif
Pilihan
-
6 Kasus Sengketa Tanah Paling Menyita Perhatian di Makassar Sepanjang 2025
-
6 HP Memori 128 GB Paling Murah Terbaru 2025 yang Cocok untuk Segala Kebutuhan
-
4 Rekomendasi Tablet RAM 8 GB Paling Murah, Multitasking Lancar Bisa Gantikan Laptop
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
Terkini
-
Lolos Hukuman MKD, Uya Kuya dan Adies Kadir Baru Bisa Aktif Lagi di DPR Tergantung Ini!
-
Viral! Pasangan Pembuangan Bayi di Ciamis Dinikahkan di Kantor Polisi: Biar Bisa Rawat Anak Bersama?
-
Ditugasi Prabowo Berkantor di Papua, Gibran Tak Merasa Diasingkan: Itu Tidak Benar!
-
Sumpah SF Hariyanto: Saya Bukan Pelapor Kasus Gubernur Riau, Kami Sedang Ngopi Saat KPK Datang
-
DPR Batasi Delegasi Buruh, Komisi IX Absen: Ada Apa di Balik Audiensi Kenaika
-
Jusuf Kalla Ngamuk di Makassar: Tanah Saya Dirampok Mafia, Ini Ciri Khas Lippo!
-
'Acak-acak' Sarang Narkoba di Kampung Bahari Jakut, Kos-kosan Oranye jadi Target BNN, Mengapa?
-
Media Asing Soroti Progres IKN, Kekhawatiran soal Lingkungan dan Demokrasi Jadi Perhatian Utama
-
Sandi 'Tujuh Batang' dan Titah 'Satu Matahari' yang Menjerat Gubernur Riau dalam OTT KPK
-
Rumah Hakim Kasus Korupsi Rp231 M Dibakar, Komisi III DPR: Ini Kejahatan Terencana