Suara.com - Pemprov DKI Jakarta telah menganggarkan Rp 4 miliar untuk membeli perangkat pengeras suara atau toa Disaster Warning System (DWS) untuk peringatan terjadinya bencana menuai polemik. Sebab, dengan harga Rp 4 miliar hanya untuk membeli enam set toa.
Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) BPBD Jakarta M. Ridwan mengatakan toa yang dibeli bukan seperti toa yang terpasang di masjid-masjid.
Ridwan mengatakan toa ini dilengkapi dengan sejumlah alat canggih untuk menunjang peringatan dini bencana di Jakarta. Di antaranya seperti Automatic Weather Sensor (AWS) dan Automatic Water Level Recorder (AWLR).
“Memang pakai toa tapi bukan menggunakan toa yang ada di Masjid ," ujar Ridwan saat dikonfirmasi Rabu (15/1/2020).
Ia menjelaskan, satu perangkat DWS juga terdiri dari empat toa dan satu tiang. Nantinya informasi soal bencana akan diumumkan ketika pintu air sudah berstatus siaga 3.
"Diumumkan dari kantor BPBD saat pintu air siaga 3 atau waspada," jelasnya.
Selain melalui DWS, pengumuman bencana juga disebutnya disebarkan langsung kepada Lurah atau Camat setempat. Ada juga penyebaran SMS kepada warga yang tinggal di lokasi rawan banjir.
"Kalau tambah pakai toa akan menjadi lebih bagus untuk melengkapi informasi," jelasnya.
Selain itu perangkat ini juga disebut bakal tergabung dalam sistem peringatan dini atau Early Warning System (EWS) BPBD DKI.
Baca Juga: Banjir Bandang di Lebak Tewaskan 9 Orang dan 1.649 Rumah Warga Hanyut
"Tahun 2020 pengadaan enam set DWS," ujar Ridwan.
Enam set DWS ini dianggarkan di Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun 2020. Anggarannya terbagi menjadi dua komponen mata anggaran yakni untuk pemeliharaan dan pengadaan DWS.
"Pemeliharaan DWS, anggaran Rp 165.000.000. Pengadaan DWS 6 set, anggaran Rp 4.073.901.441," jelasnya.
Lokasi pemasangan DWS ini tersebar di titik rawan banjir di Jakarta. Di antaranya adalah Tegal alur, Rawajati, Makasar, Jati Padang, , Kedoya selatan, dan Cililitan.
Selain itu ada juga 14 kawasan yang sudah dipasang DWS sampai tahun 2019.
Jakarta Selatan: Ulujami, Petogogan, Cipulir, Pengadegan, Cilandak Timur, Pejaten Timur.
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
Pilihan
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Hipdut, Genre Baru yang Bikin Gen Z Ketagihan Dangdut
Terkini
-
Usai Dicopot Prabowo, Benarkah Sri Mulyani Adalah Menteri Keuangan Terlama?
-
Inikah Ucapan yang Bikin Keponakan Prabowo, Rahayu Saraswati Mundur dari Senayan?
-
Suciwati: Penangkapan Delpedro Bagian dari Pengalihan Isu dan Bukti Rezim Takut Kritik
-
Viral Pagar Beton di Cilincing Halangi Nelayan, Pemprov DKI: Itu Izin Pemerintah Pusat
-
Temuan Baru: Brimob Dalam Rantis Sengaja Lindas Affan Kurniawan
-
PAN Tolak PAM Jaya Jadi Perseroda: Khawatir IPO dan Komersialisasi Air Bersih
-
CEK FAKTA: Isu Pemerkosaan Mahasiswi Beralmamater Biru di Kwitang
-
Blusukan Gibran Picu Instruksi Tito, Jhon: Kenapa Malah Warga yang Diminta Jaga Keamanan?
-
DPR Sambut Baik Kementerian Haji dan Umrah, Sebut Lompatan Besar Reformasi Haji
-
CEK FAKTA: Viral Klaim Proyek Mall di Leuwiliang, Benarkah?