News / Metropolitan
Minggu, 14 Desember 2025 | 21:25 WIB
Petugas dari Suku Dinas Sumber Daya Air (SDA) Jakarta Pusat melakukan pengerukan lumpur di aliran anak Kali Krukut, Kebon Melati, Tanah Abang, Jakarta, Selasa (22/7/2025). [Suara.com/Alfian Winanto]
Baca 10 detik
  • Pemprov DKI Jakarta siapkan Rp344 miliar untuk bebaskan 75 bidang tanah seluas 1,67 hektare di Cilandak Timur.
  • Normalisasi Kali Krukut sepanjang 1,3 km bertujuan atasi penyempitan dan bangunan liar penyebab banjir Kemang.
  • Proyek krusial yang tertunda satu dekade ini direncanakan mulai dieksekusi fisiknya pada tahun 2026.

Suara.com - Dana fantastis senilai Rp344 miliar disiapkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk membebaskan lahan di sepanjang bantaran Kali Krukut, Cilandak Timur, Jakarta Selatan.

Proyek normalisasi sungai yang menjadi salah satu biang kerok banjir di kawasan elite Kemang ini akhirnya memasuki babak baru setelah terkatung-katung lebih dari satu dekade.

Anggaran jumbo tersebut dialokasikan untuk membebaskan lahan seluas 1,67 hektare yang mencakup 75 bidang tanah. Tingginya harga tanah di kawasan Jakarta Selatan menjadi penyebab utama membengkaknya biaya pembebasan lahan ini, sebuah langkah krusial sebelum pengerukan dan pelebaran sungai bisa dilakukan.

"Tanah yang dibebaskan mencapai 1,67 hektare meliputi 75 bidang tanah dengan estimasi biaya kurang lebih Rp344 miliar untuk pembebasan tanahnya. Karena memang lokasi tanah di sana sangat mahal," kata Sekretaris Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta, Nugraharyadi, dalam siniar "Upaya Mitigasi Supaya Curah Hujan Tinggi Teratasi" yang dipantau di Jakarta, Minggu (14/12/2025).

Kali Krukut sejatinya memegang peranan vital sebagai saluran utama pembuangan air hujan dari tengah kota ke hilir. Namun, kondisinya saat ini sangat memprihatinkan.

Terjadi penyempitan aliran (bottleneck) di banyak titik, terutama di sekitar Kelurahan Petogogan. Diperparah lagi dengan maraknya bangunan liar yang berdiri kokoh di atas badan sungai, menghalangi laju air saat hujan deras mengguyur ibu kota.

Akibatnya, kawasan seperti Kemang dan Mampang menjadi langganan banjir setiap tahunnya, menyebabkan kerugian materi yang tidak sedikit dan melumpuhkan aktivitas warga.

Proyek normalisasi ini akan menyasar total panjang 1,3 kilometer aliran sungai yang melintasi Kelurahan Petogogan dan Pela Mampang. Tujuannya, yakni mengembalikan lebar sungai ke kondisi ideal agar mampu menampung debit air yang tinggi.

"Kami mencoba menciptakan kondisi yang ideal agar aliran air lebih normal, karena banyak sekali hambatan-hambatan di sana yang menyebabkan terjadinya genangan pada saat terjadinya hujan," ujar Nugraharyadi sebagaimana dilansir Antara.

Baca Juga: Warga Sudah Resah dan Gelisah, PKS Minta Pramono Tak Gegabah Normalisasi Kali Krukut

Saat ini, Dinas SDA DKI Jakarta telah merampungkan pendataan lahan yang akan terdampak di Kelurahan Petogogan, sementara pendataan di wilayah Pela Mampang masih terus berjalan.

Proses itu dikebut sesuai dengan arahan tegas dari Gubernur Pramono yang menargetkan eksekusi proyek bisa segera dimulai.

"Sesuai dengan arahan Pak Gubernur untuk bisa segera melakukan pembebasan di sana dan melaksanakan pembangunan fisik di sana," kata dia.

Menurut rencana, keseluruhan proses normalisasi Kali Krukut akan dimulai pada tahun 2026. Tahap awal akan difokuskan pada penetapan lokasi (penlok) yang diikuti dengan proses pembebasan lahan.

Tekad Gubernur Pramono untuk merealisasikan rencana yang tertunda lebih dari sepuluh tahun ini ditunjukkan saat ia meninjau langsung kondisi Kali Krukut pada Jumat (7/11) lalu, membawa harapan baru bagi warga Jakarta Selatan untuk terbebas dari momok banjir.

Load More