Suara.com - Belum sehari setelah Menteri Kesehatan Indonesia membantah pernyataan mengenai kasus corona di Indonesia, dua warga Indonesia positif terdeteksi corona. Penyataan ini dituturkan oleh Presiden Indonesia Joko Widodo, Senin (2/3/2020).
Sebelumnya Gubernur Jakarta Anies Baswedan menyebutkan bahwa 115 orang dalam pemantauan dan 32 pasien dalam pengawasan terkait corona. Namun, pernyataan ini kemudian dibantah oleh Menkes, Terawan Agus Putranto.
"Jadi kurang tepat pernyataan itu, karena semua hasil PCR semuanya negatif." kata Terawan.
Hasil negatif itu, tambah Terawan, termasuk hasil pemeriksaan terhadap 188 warga yang baru tiba dari World Dream Cruise.
Terawan juga membantah pernyataan Perdana Menteri Australia, Scott Morisson, yang meragukan Indonesia bersih dari corona.
Scott mengatakan kepada Radio Australia 3AM bahwa Indonesia memiliki sistem kesehatan yang berbeda dengan Australia. Scott juga memperkirakan adanyaa kemungkinan kasus corona di Indonesia, hanya saja belum terkonfirmasi.
Terawan kemudian menangggapinya dengan tidak mengambil pusing keraguan Morisson tersebut, "Saya orang ragu, yo biarin aja. Nanggapi orang ragu lak pusing. Nomor satu adalah kenyataan, keterbukaan, kejujuran." tuturnya ketika bertemu awak media di Bandara Kertajati, Majalengka, Jawa Barat, Minggu (1/3/2020).
Belum sampai 24 jam dari bantahan Terawan tersebut, Presiden Indonesia mengonfirmasi adanya dua warga Indonesia yang positif terkena COVID-19 ini. Dua warga tersebut adalah seorang ibu dan anak.
Kedua suspek tersebut sebelumnya bertemu dengan warga negara Jepang yang terdeteksi virus corona setelah meninggalkan Indonesia.
Baca Juga: Lee Jeong Hoon Batal Jadi MC Konser BTS Karena Corona Covid-19
"Dicek dan tadi pagi saya dapat laporan dari Pak Menkes bahwa ibu ini dan putrinya positif corona," jelas Jokowi di Istana Kepresidenan, Senin (2/3/2020).
Dari Wuhan tak dites corona
Pemerintah Indonesia telah berhasil mengevakuasi 238 mahasiswa Indonesia dari Wuhan, China dari pusat penyebaran tiba di Indonesia.
Namun mereka dipulangkan ke rumah masing-masing tanpa menjalani pemeriksaan virus corona. Alasannya alat tes yang mahal.
Dialihbahasakan dari The Economist, Minggu (1/3/2020), para WNI yang telah dievakuasi dari Wuhan menjalani karantina di Natuna selama dua pekan. Selama itu pula mereka tidak dites virus corona.
Kementerian Kesehatan berdalih pengujian tidak dilakukan lantaran harga alat pengujian yang mahal. Untuk reagen ditaksir dengan harga kisaran Rp 1 miliar.
Berita Terkait
-
WN Jepang yang Bawa Masuk Virus Corona di Indonesia Sempat ke Malaysia
-
Jokowi Sebut Ibu dan Anak Terkena Virus Corona dari WN Jepang
-
2 Warga Positif Corona, Jokowi Sebut Korbannya Ibu dan Anak
-
Best 5 Otomotif Akhir Pekan: Geneva Motor Show Batal, Nmax Pak Harto
-
Jokowi Putuskan Evakuasi 68 WNI Diamond Princess Pakai Pesawat Garuda
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
- Prabowo Disebut Reshuffle Kabinet Sore Ini! Ganti 4 Menteri, Menhan Rangkap Menkopolhukam
Pilihan
-
3 Kontroversi Purbaya Yudhi Sadewa di Tengah Jabatan Baru sebagai Menteri
-
Indonesia di Ujung Tanduk, Negara Keturunan Jawa Malah Berpeluang Lolos ke Piala Dunia 2026
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaru September 2025
-
IHSG Jeblok Hingga 1 Persen di Sesi I Perdagangan Selasa Setelah Sertijab Menteri Keuangan
-
19 Tewas di Aksi Demo Anti Korupsi, Eks Persija Jakarta: Pemerintah Pembunuh!
Terkini
-
Israel Bom Ibu Kota Qatar
-
Cerita SMA Negeri 4 Mataram Soal Chromebook Era Nadiem Makarim : Tak Ada Office-nya
-
Warga Makassar Gugat Polda Sulsel Rp800 Miliar
-
RUU Anti-Flexing Ahmad Dhani Disambut Skeptis Golkar: Cukup Diatur Fraksi, Tak Perlu UU
-
Jhon Sitorus Sindir Purbaya: Si Paling Tahu Keuangan Negara
-
Bahlil Kumpulkan Fraksi Golkar di DPR, Beri Arahan Khusus: Harus Peka Kondisi Masyarakat
-
Perusuh Memasuki Kediaman Presiden Nepal
-
Kenapa Publik Kini Bersimpati pada Sri Mulyani: Dianggap Karyawan Terbaik Didepak Bos?
-
DPR Soroti Efektivitas Dana Desa, Pertanyakan Jumlah Kades Dipenjara dan Biaya Politik Miliaran
-
Mendadak Viral, Anak Menkeu Klaim Modal Nabung Jadi Miliarder di Usia 18 Tahun