Suara.com - Akademisi Rocky Gerung tanggapi pernyataan Syahganda Nainggolan yang prediksi rezim Jokowi hanya bertahan 6 bulan. Dalam hal ini, Rocky juga menyatakan bahwa pemerintah tidak akan sampai tahun 2024.
"Saya juga bikin analiss kalau pemerintahan presiden enggak akan sampai 2024. Semeseter ini tanda keretakan akan muncul," ujar Rocky di chanel YouTube resminya.
Tanda keretakan yang muncul itu, menurut Rocky akan diperparah dengan peristiwa-peristiwa tak terduga.
"Turunnya kreativitas ekonomi karena virus, berhentinya global supply chain sedunia karena pusat produksi China terkait Eropa yang tak bisas terpenuhi."
"Seluruh keadaan bangsa ini masih melanjutkan konflik pascapemilu diperparah oleh variebel yang baru ini yaitu probrel pendemi," ujar Rocky.
Ia menambahkan, bahwa keretakan pemerintah akan didukung oleh berbagai faktor.
"Karena tuntutan bayar utang, keakraban negara compang-camping, keterampilan rezim menampilkan diskursus bermutu enggak ada cuma ada slogan salam pancasila berantas radikalisme," kata dia.
Prediksi jatuhnya pemerintah menurutnya didukung juga oleh fenomena pembusukan politik.
"Indonesia mengalami pembusukan politik, orang marah kalau saya bilang begini. Bukan saya yang menginginkan tapi rezim sendiri sedang melakukan angkah-langkah ke arah pembusukan itu," kata dia lagi.
Baca Juga: Menpora Ingin Pegawai Kemenpora Tingkatkan Kinerja
Karena pembusukan politik itu, Rocky kemudian menegaskan, bahwa ungkapan Syahganda tentang jatuhnya pemerintah dalam waktu 6 bulan menjadi hal yang masuk akal.
"Ya masuk akal aja, karena variabel sosial misalnya keakraban bernegara ada keteganang etnis, agama enggak tau bagaimana. Ada virus bukanya ada kebersamaan malah ada segregasi kan," ujarnya.
"Perdamaian politik ada, tapi perdamaian batin tidak ada itu bukan salah rakyat tapi pemerintah," tambanya.
Menurut Rocky, pemerintah yang tidak bisa membaca tanda-tanda pembusukan politik disebabkan karena melumpuhkan potensi oposisi.
"Pemerintah mengambil alih potensi oposisi memasukkan suara oposisi ke dalam kabniet. Karena enggak ada oposisi sinyal pembusukan (politik) itu tidak bisa dilihat pemerintah," katanya.
Dengan keadaan-keadaan tersbeut, Rocky menyatakan bahwa pemerintah bisa jatuh dengan kebijakannya sendiri.
Berita Terkait
Terpopuler
- Owner Bake n Grind Terancam Penjara Hingga 5 Tahun Akibat Pasal Berlapis
- Promo Super Hemat di Superindo, Cek Katalog Promo Sekarang
- Tahu-Tahu Mau Nikah Besok, Perbedaan Usia Amanda Manopo dan Kenny Austin Jadi Sorotan
- 5 Fakta Viral Kakek 74 Tahun Nikahi Gadis 24 Tahun, Maharnya Rp 3 Miliar!
- 7 Fakta Pembunuhan Sadis Dina Oktaviani: Pelaku Rekan Kerja, Terancam Hukuman Mati
Pilihan
-
Cuma Satu Pemain di Skuad Timnas Indonesia Sekarang yang Pernah Bobol Gawang Irak
-
4 Rekomendasi HP Murah dengan MediaTek Dimensity 7300, Performa Gaming Ngebut Mulai dari 2 Jutaan
-
Tarif Transjakarta Naik Imbas Pemangkasan Dana Transfer Pemerintah Pusat?
-
Stop Lakukan Ini! 5 Kebiasaan Buruk yang Diam-diam Menguras Gaji UMR-mu
-
Pelaku Ritel Wajib Tahu Strategi AI dari Indosat untuk Dominasi Pasar
Terkini
-
Analisis Mantan BIN: Jokowi Minta Pertahankan Kapolri Sebagai Upaya Mengamankan Pintu Terakhir
-
Bantah Eksekusi Silfester Kedaluwarsa, Kejagung Minta Kuasa Hukum Bantu Hadirkan Kliennya: Tolonglah
-
Kasus Korupsi Kredit Sritex, Kejagung Kembali Sita Aset Eks Dirut Iwan Lukminto
-
Berkas Perkara Delpedro Cs Dilimpahkan ke Kejaksaan, Pengacara Lawan Balik Lewat Praperadilan
-
Menteri PPPA: Di Kampus Perlu Dibangun Budaya Saling Menghormati dan Ruang Aman
-
Geger Anak Eks Walkot Cirebon Maling Sepatu di Masjid, Kasusnya Disetop Polisi, Ini Alasannya!
-
Minta MK Hapus Uang Pensiun DPR, Lita Gading Dibalas Hakim: Mereka kan Kerja
-
DPR Soroti Kasus Narkoba Ammar Zoni di Rutan: Indikasi Peredaran Gelap Narkoba Masih Marak
-
Suka Metal dan 'Kerja Kerja Kerja', 4 Kemiripan Calon PM Jepang Sanae Takaichi dengan Jokowi
-
KPK Dalami Peran Eks Dirut Perhutani soal Izin dan Pengawasan di Kasus Korupsi Inhutani V