Suara.com - Lockdown di Italia diharapkan bisa diambil sisi positifnya yakni sebagai pembelajaran di Indonesia. Untuk mengetahui kondisi warga di Italia saat lockdown, dr. Adhiatma Gunawan, Head of Medical Grab Health menghubungi rekannya, July Veronica yang tinggal di Florence, Italia.
July Veronica pun mulai menceritakan kondisinya saat Italia lockdown.
"Kita sudah lockdown hari ke sebelas. Kami keluar hanya ke pasar atau sekadar mengajak anjing keluar jalan-jalan," kata July Veronica.
Ia mengaku ke pasar sekitar 2 sampai 3 hari sekali.
"Sekitar 2-3 hari sekali (ke pasar). Aku sendiri lebih suka ke pasar daripada supermarket karena tidak perlu antre. Kalau di Supermarket harus ngantre panjang, karena kan jarak antrean 3 meter per orang. Jadi harus nunggu sekitar 20 menit baru dapat," ungkap July Veronica.
Mendengar jawaban tersebut, dr. Adhiatma Gunawan pun penasaran dengan kebenaran berita di media dan internet, terkait jarak untuk antre yang renggang.
July Veronica pun membenarkan berita tersebut.
"Benar. Ketika keluar, kota memang sepi. Kalau pun ada orang, pasti renggang-renggang saat antre. Mereka sisakan jarak satu sama lain," jawab July Veronica.
July Veronica juga mengatakan bahwa sekarang juga orang jarang pakai masker, kemungkinan karena persediaan masker di Italia sudah habis.
Baca Juga: Saat Berhubungan Intim dengan Ibu Kandung, ABG Bandar Sabu Digerebek Polisi
Harga masker di Italia di sekitar July tinggal relatif sedikit lebih mahal meski tidak melonjak drastis. Sekitar 5 Euro dari harga biasa 2 sampai 3 Euro.
Meski harga masker relatif naik, harga makanan masih sama. July juga masih bisa pesan antar makanan juga.
Restoran masih ada yang buka. Hanya tetap pakai layanan pesan antar, namanya Deliveroo.
dr. Adhiatma Gunawan: Kondisi Indonesia saat ini mirip seperti Italia 20-23 hari yang lalu
Kemudian dr. Adhiatma Gunawan menanyakan soal lockdown di Italia.
"Kan keputusan lockdown sudah berjalan 11 hari. Penerapannya seperti apa? Apakah memang pemerintah Italia tegas atau karena warganya yang sudah terdidik untuk melakukan lockdown?" kata dr. Adhiatma Gunawan menanyakan.
Berita Terkait
-
Wali Kota Bekasi, Bandung, dan Depok Diperiksa Takut Positif Virus Corona
-
Tanpa Intervensi, Penularan Covid-19 di Indonesia Tembus 71.000 di April
-
Fatwa Salat Jumat, MUI Pandeglang: Jika Ada Indikasi Covid, Salat di Rumah
-
Bunyi Azan Dzuhur di Solo Berubah karena Status KLB Virus Corona
-
Tiadakan Salat Berjemaah di Masjid, FPI: Warga Harus Dukung Keputusan Anies
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 5 Pilihan HP Snapdragon Murah RAM Besar, Harga Mulai Rp 1 Jutaan
Pilihan
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
Terkini
-
KPK Akui Belum Endus Keterlibatan Bobby Nasution dalam Kasus Korupsi Pengadaan Jalan Sumut
-
Luncurkan Kampanye Makan Bergizi Hak Anak Indonesia, BGN: Akses Gizi Bukan Bantuan
-
Bertemu di Istana, Ini yang Dibas Presiden Prabowo dan Dasco
-
Poin Pembahasan Penting Prabowo-Dasco di Istana, 4 Program Strategis Dikebut Demi Rakyat
-
Dituduh Punya Ijazah Doktor Palsu, Arsul Sani Tak akan Lapor Balik: Kalau MK kan Nggak Bisa
-
Viral Usul Ganti Ahli Gizi dengan Lulusan SMA, Ini Klarifikasi Lengkap Wakil Ketua DPR Cucun
-
Heboh Sebut Ahli Gizi Tak Penting, Wakil Ketua DPR Cucun Minta Maaf, Langsung Gelar Rapat Penting
-
Minta Pramono Naikkan Upah Jadi Rp6 Juta, Buruh Sesalkan UMP DKI Kalah dari Bekasi-Karawang
-
Tiap Meter Persegi di Jabodetabek Tercemar 4 Puntung Rokok, Perusahaan Ini Juaranya
-
Energi Bersih Bukan Mimpi, Inovasi 95 Tahun Ini Buktinya