Suara.com - Kontradiksi antara Philadelphia dan St.Louis dalam menghadapi pandemi flu Spanyol adalah pelajaran nyata dalam menghadapi Covid-19 sekarang.
Flu Spanyol sendiri merupakan virus pandemik yang mewabah di dunia pada tahun 1918. Tingkat kematiannya tinggi, merenggut 50.000.000 jiwa.
Mengalihbahasakan dari CNN, pada bulan September 1918, Philadelphia mengadakan Parade Liberty Loan untuk promosi obligasi pemerintah yang dikeluarkan untuk membayar Perang Dunia Pertama.
BACA JUGA: 5 Strategi Melawan Virus Corona, Sukses di Berbagai Negara
Parade sih enggak masalah, tapi sayangnya parade di Philadelpia itu dilakukan saat ada wabah flu Spanyol (H1N1).
Mulanya, pada 19 September virus tersebut menyebar di Philadelphia melalui kapal Philadelphia Navy Yard. Dalam hitungan hari, ada 600 orang pelaut terkena virus tersebut.
Meskipun virus sudah mewabah, pemerintah malah ngeyel tetap melaksanakan parade pada tanggal 28 September 1918. Parade tersebut melibatkan 200.000 orang Philadelphia.
Imbasnya, pada 1 oktober munculah 635 kasus baru. Kota di negara bagian Pennsylvania, Amerika Serikat itu menjadi kota dengan dampak flu Spanyol terburuk.
BACA JUGA: Pemudik Pulang Kampung Lebih Awal, Corona di Daerah Dilaporkan Meningkat
Baca Juga: Menaker Optimalkan BLK Jadi Sentra Pencegahan Covid-19
Gara-gara ngeyel soal parade, lebih dari 12.000 warga meninggal dan 47.000 kasus dalam jangka waktu 6 minggu saja. Setelah 6 bulan, kasus kematian menjadi 16.000 dengan 500.000 kasus.
Parade memang bukan satu-satunya faktor, peristiwa di Philadelphia juga didukung dengan populasi tinggi, kondisi pekerjaan, dan hidup yang tidak begitu layak.
Meskipun begitu Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) tetap menyatakan, bahwa parade menjadi kegiatan yang seharusnya ditiadakan saat pandemi.
Cara St. Louis menghadapi flu Spanyol
Hal berbeda yang bisa dicontoh atas kejadian flu Spanyol adalah St. Louis salah satu kota di negara bagian Missouri, Amerika Serikat.
Mengalihbahasakan history.com, sebelum wabah masuk ke St. Louis, Komisioner Kesehatan Dr. Max Starkloff meminta dokter setempat untuk siaga tinggi dan menulis tajuk rencana di St. Louis Post-Dispatch tentang pentingnya menghindari keramaian.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
-
HUT ke 68 Bank Sumsel Babel, Jajan Cuma Rp68 Pakai QRIS BSB Mobile
-
6 Rekomendasi HP Snapdragon Paling Murah untuk Kebutuhan Sehari-hari, Mulai dari Rp 1 Jutaan
Terkini
-
MKD Jelaskan Pertimbangan Adies Kadir Tidak Bersalah: Klarifikasi Tepat, Tapi Harus Lebih Hati-hati
-
Dinyatakan Bersalah Dihukum Nonaktif Selama 6 Bulan Oleh MKD, Sahroni: Saya Terima Lapang Dada
-
Ahmad Sahroni Kena Sanksi Terberat MKD! Lebih Parah dari Nafa Urbach dan Eko Patrio, Apa Dosanya?
-
MKD Ungkap Alasan Uya Kuya Tak Bersalah, Sebut Korban Berita Bohong dan Rumah Sempat Dijarah
-
Polda Undang Keluarga hingga KontraS Jumat Ini, 2 Kerangka Gosong di Gedung ACC Reno dan Farhan?
-
Saya Tanggung Jawab! Prabowo Ambil Alih Utang Whoosh, Sindir Jokowi?
-
Said Didu Curiga Prabowo Cabut 'Taring' Purbaya di Kasus Utang Whoosh: Demi Apa?
-
Tragedi KKN UIN Walisongo: 6 Fakta Pilu Mahasiswa Terseret Arus Sungai Hingga Tewas
-
Uya Kuya Dinyatakan Tidak Melanggar Kode Etik, Kini Aktif Lagi Sebagai Anggota DPR RI
-
Dendam Dipolisikan Kasus Narkoba, Carlos dkk Terancam Hukuman Mati Kasus Penembakan Husein