Suara.com - Pemerintah dinilai mesti memenuhi kebutuhan sembako terutama bagi masyarakat setelah menyerukan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jakarta. Alasannya supaya anjuran dituruti.
Sosiolog Imam B Prasodjo mengatakan masyarakat masih abai imbauan masyarakat soal PSBB gara-gara kebutuhan sembako mereka tidak terpenuhi. Thus, mereka cuek.
“Mereka juga kepengen seperti Anda tinggal di rumah, cuma masalahnya mereka harus mencari nafkah. Mereka kalau hari ini enggak keluar cari nafkah, dapur tidak ngebul. Bagaimana mereka memberi makan kepada anak-anaknya,” kata Imam seperti dikutip Hops.id--jaringan Suara.com--dari tayangan TV One, Selasa (7/4/2020).
Masalah kian meruncing. Pasalnya, imbuh Imam, pekerja informal di Ibu Kota dinilai cukup banyak, seperti para ojek daring alias ojek online atau ojol. Karena itu, salah satu hal yang patut dipikirkan pemerintah yakni pemberian sembako.
Imam mengatakan, beberapa waktu lalu, sudah ada kebijakan soal penggratisan listrik untuk rumah-rumah berdaya 450 watt, lalu penangguhan cicilan bagi kalangan menengah ke bawah, namun tidak dibarengi pembagian sembako agar mereka tetap di rumah.
“Dengan dibebaskannya listrik tentu akan mengurangi beban hidup mereka. Tapi bagaimana dengan kebutuhan sehari-harinya (selama PSBB)? Oleh karena itu harus ada upaya penggelontoran, misalnya sembako, itu segera. Dan jangan dikasih BLT seperti yang dulu.”
“Karena kalau dikasih BLT, mereka akan pergi ke pasar, lagi-lagi akan berkerumun, Tetapi sembako itu diantar,” katanya lagi.
Sebab pada dasarnya, kata dia, ada beberapa kelompok masyarakat yang kalau melakukan sesuatu harus berdasarkan pemahamannya. Hal itu masuk dalam teori tindakan sosial.
Sehingga, bagaimana mereka mau mengikuti anjuran menghindari kerumunan apabila dia belum dibuat sadar dengan kondisi yang ada pada dirinya sendiri.
Baca Juga: Kemenlu Anggarkan Rp 110 Miliar untuk WNI Terjangkit Corona di Luar Negeri
Berita Terkait
-
Ada Warganya yang Positif Covid-19, Dua RT di Panggungharjo Dikarantina
-
Vespa Sediakan Layanan Antar Jemput Gratis untuk Perawatan Motor Rutin
-
Kemenlu Anggarkan Rp 110 Miliar untuk WNI Terjangkit Corona di Luar Negeri
-
Tak Takut Virus Corona, Warga Berdesakan Antre Beli Masker di Pabrik
-
Tenaga Medis Diinapkan di Hotel Bintang 5 Bandung, Diberi Semangat dan Jamu
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Kelangsungan Usaha Tidak Jelas, Saham Toba Pulp Lestari (INRU) Digembok BEI Usai Titah Prabowo
-
Satu Calon Pelatih Timnas Indonesia Tak Hadiri Proses Wawancara PSSI, Siapa?
-
5 HP Tahan Air Paling Murah untuk Keamanan Maksimal bagi Pencinta Traveling
-
Rupiah Dijamin Stabil di Akhir Tahun, Ini Obat Kuatnya
-
Kehabisan Gas dan Bahan Baku, Dapur MBG Aceh Bertahan dengan Menu Lokal
Terkini
-
Wafat di Pesawat Usai Tolak Tambang Emas, Kematian Wabup Sangihe Helmud Hontong Kembali Bergema
-
PLN Pastikan Kesiapan SPKLU Lewat EVenture Menjelang Natal 2025 & Tahun Baru 2026
-
Soal Polemik Perpol Baru, Kapolri Dinilai Taat Konstitusi dan Perkuat Putusan MK
-
Kritik Penunjukan Eks Tim Mawar Untung sebagai Dirut Antam, KontraS: Negara Abai Rekam Jejak HAM!
-
Mendagri Tito Serahkan Bantuan untuk Warga Terdampak Bencana di Sumbar
-
Detik-Detik Pengendara Motor Tewas Tertabrak Bus Minitrans di Pakubuwono Jaksel
-
Jawab Kritik Rektor Paramadina, Wamendiktisaintek Tegaskan Fokus Pemerintah Bukan Kuota PTN
-
Korsleting Dominasi Kasus Kebakaran Jakarta, Pengamat: Listriknya 'Spanyol', Separuh Nyolong!
-
Operasi Senyap KPK di Banten, Lima Orang Terjaring OTT Semalam
-
Waspada Cuaca Ekstrem, Distamhut DKI Pangkas 69 Ribu Pohon Rawan