Suara.com - Seorang penggali kubur di pemakaman Pondok Rangon Jakarta Timur menceritakan perjuangannya yang harus mengeluarkan tenaga berkali-kali lipat untuk menguburkan jenazah covid-19.
Minar adalah seorang pria berusia 54 tahun. Sudah 33 tahun dia bekerja sebagai penggali kubur di TPU Pondok Rangon.
Sehari-hari dia berbagi pekerjaannya berwama kawannya untuk menggali dan merawat makam.
Namun, sejak covid-19 mewabah, Ia dan kawannya kini menjadi sangat sibuk.
"Pekerjaan saya sekarang sangat berbeda. Saya hampir tidak bisa istirahat," kata Minar seperti yang dikutip Suara.com dari Channel News Asia, Rabu (22/4/2020).
Biasanya Minar dan tim penggali kubur lainnya bergantian setiap minggu untuk menyelesaikan empat pekerjaan utama menggali kubur. Itu berarti, Minar hanya perlu menggali satu liang per minggunya dalam sebulan.
Namun, sejak kematian akibat covid-19 meningkat di Jakarta, Ia harus berupaya ekstra keras.
"Sekarang sangat melelahkan karena ada begitu banyak mayat tiba setiap hari, jadi aku merasa lelah karena menggali tanpa henti," aku Minar.
Hingga Selasa (21/4/2020), Indonesia memiliki sekitar 7.100 kasus covid-19. Jumlah ini menjadikan Indonesia sebagai negara dengan tingkat kematian covid tertinggi di Asia Tenggara, yakni sebesar 9%.
Baca Juga: Tinju Dunia: Joshua Diklaim Satu-satunya Petinju yang Bisa KO Fury
Dari jumlah itu, setengah diantaranya terjadi di Jakarta dengan total 300 kematian.
Channel News Asia melaporkan bahwa Pemprov DKI Jakarta telah memerintahkan bagi mereka yang meninggal karena COVID-19, serta mereka yang dicurigai terinfeksi hanya dimakamkan di dua pemakaman umum - satu di Jakarta Timur tempat Minar bekerja dan yang lainnya di Jakarta.
Minar melanjutkan kisahnya bahwa untuk menggali satu liang kuburan membutuhkan waktu sekitar dua jam. Sementara saat ini dia menggali lima kuburan dalam sehari.
"Aku berpacu dengan waktu. Kadang-kadang ketika mayat tiba, kuburan belum siap," kata Minar.
Ia juga mengaku proses pemakaman sekarang menjadi lebih sulit. Dia harus mematuhi protokol penguburan untuk meminimalisir penyebaran virus.
"Berbeda sekarang, tidak ada keluarga almarhum yang menyaksikan proses pemakaman. Semua dilakukan dengan cepat," lanjut Minar.
Berita Terkait
-
Tersangka Penolakan Jenazah Covid-19 di Banyumas Bertambah Jadi Empat Orang
-
Antisipasi Penolakan, Pemkot Padang Siapkan Lahan Pemakaman Jasad Covid
-
Gelar Simulasi Pemulasaran, Polda DIY Siap Bantu Pemakaman Korban Covid-19
-
Panutan, Tak Ada Tukang Gali, Kapolres Wonosobo Makamkan Jenazah Pasien Cor
-
Pemakaman Perawat RSUP Kariadi Ditolak Warga, PPNI Siapkan Langkah Hukum
Terpopuler
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- Sulit Dibantah, Beredar Foto Diduga Ridwan Kamil dan Aura Kasih Liburan ke Eropa
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
-
Genjot Konsumsi Akhir Tahun, Pemerintah Incar Perputaran Uang Rp110 Triliun
Terkini
-
Tolak UMP 2026, Buruh Bakal Gugat ke PTUN dan Kepung Istana
-
Kecelakan Hari Ini: Motor Kebut Tabrak Viar Pedagang Tahu Bulat di Kalimalang, Satu Pemuda Tewas
-
Buruh Tolak Keras UMP Jakarta 2026: Masa Gaji Bank di Sudirman Kalah dari Pabrik Panci Karawang
-
Kasus Ilegal Akses Akun Mirae Mandek, Korban Kini Ngaku Kecewa dan Merasa Ditekan
-
Presiden Prabowo Telepon Hotman di Hari Natal, Puji Buka Lapangan Kerja: Hebat Kau!
-
Sama-sama 'Somali' Beda Nasib: Di Mana Letak Somaliland dan Apa Bedanya dengan Somalia?
-
Israel Jadi Negara Pertama di Dunia Akui Kemerdekaan Somaliland, Dunia Arab Murka
-
Koalisi Sipil Kecam Represi TNI di Aceh: Dalih Bendera Bulan Sabit Dinilai Buka Luka Lama Konflik
-
Nyalip Tak Hati-hati, Calya Disopiri Mahasiswa Myanmar Seruduk Minitrans di Duren Tiga
-
Derita WNI Hamil 6 Bulan di Kamboja, Lolos dari Siksaan Sindikat Judi Online