Suara.com - Insiden tragis menimpa empat orang polisi di Melbourne pada hari Rabu (22/4/2020) waktu setempat. Mereka tewas setelah ditabrak oleh sebuah truk pembawa daging beku. Saat kejadian, para polisi itu sedang menghentikan sebuah mobil mewah.
Dilansir dari ABC News, Kamis (23/4/2020), ini adalah kematian terbesar dalam satu peristiwa yang menimpa polisi di negara bagian Victoria.
Menurut laporan media setempat, kejadian bermula ketika dua polisi menghentikan mobil Porsche 911 yang dikemudikan seorang pria di Eastern Freeway, di kawasan Kew, 8 km dari pusat kota Melbourne.
Pengemudi Porsche itu dihentikan karena membawa mobil dalam kecepatan tinggi, dan polisi hendak melakukan tes narkoba terhadapnya.
Dua petugas tersebut kemudian meminta bantuan dua polisi lainnya karena mobil mewah Porsche akan disita.
Lalu sekitar pukul 17.40 sore sebuah truk dengan kecepatan tinggi menabrak serangkaian mobil polisi dan Porsche. Empat orang polisi itu tewas di tempat.
Setelah kejadian ini, pengemudi Porsche tersebut melarikan diri. Uniknya, dia kemudian memposting foto-foto kejadian di Facebooknya.
Menurut polisi, sekarang pengemudi itu sudah melakukan kontak dengan polisi.
Menurut polisi pria itu berusia 41 tahun dengan catatan kriminal yang panjang.
Baca Juga: Baku Tembak dengan Kelompok Takfiri di Kairo, Satu Polisi Tewas
Kepala Kepolisian Victoria Chief Commissioner Graham Ashton mengatakan pengemudi sudah dinyatakan positif menggunakan 'sejenis narkoba' ketika polisi menghentikannya.
"Ada beberapa gambar yang dipasang di Facebook yang tampaknya diambil orang ini di lokasi kejadian sebelum dia meninggalkan lokasi," kata Ashton.
"Beberapa foto ini beredar di internet semalam. Kita sudah berbicara dengan Facebook pagi ini untuk menghapus gambar-gambar tersebut," tambahnya.
Graham Ashton mengatakan bahwa truk yang menabrak mati empat polisi tersebut melaju dengan kecepatan 100 km per jam.
Begitu tingginya kecepatan truk sehingga kemudian berhenti di area reremputan yang membatasi jalur jalan.
Pengemudi truk ini sekarang masih dirawat di rumahsakit di bawah penjagaan polisi.
Berita Terkait
-
Di Rumah Aja? Yuk Jelajah Virtual Tujuh Tempat Menarik di Australia!
-
Australia Lockdown, Kanguru Lompat-lompat Hingga Pusat Perbelanjaan
-
2 Kecelakaan Lalu Lintas Warnai Selasa Pagi di Jakarta
-
Kasus Covid-19 Mulai Turun, Beberapa Pantai di Australia Kembali Dibuka
-
Timbun Tisu Senilai Rp 100 Juta Saat Corona, Ketika Dijual Malah Tak Laku
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
Pilihan
-
Dokter Lulusan Filsafat yang 'Semprot' DPR Soal Makan Gratis: Siapa Sih dr. Tan Shot Yen?
-
Gile Lo Dro! Pemain Keturunan Filipina Debut Bersama Barcelona di LaLiga
-
BCA Mobile 'Tumbang' di Momen Gajian, Netizen Mengeluh Terlantar Hingga Gagal Bayar Bensin!
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
Terkini
-
Cegah Keracunan, BPOM Siapkan Modul Nasional untuk Juru Masak Program MBG
-
Kapan Sebaiknya Mengajukan Pinjaman Daring agar Lebih Menguntungkan?
-
Presiden Prabowo Turun Tangan Atasi Kasus Keracunan MBG, Ini Instruksi Detailnya!
-
Terungkap! Ini Identitas dan Pangkat Anggota TNI Penganiaya Pegawai Artis Zaskia Adya Mecca
-
Cuaca Hari Ini: BMKG Rilis Peringatan Dini Hujan Lebat dan Angin Kencang di 8 Kota Besar
-
Agus Suparmanto Ungkap Tantangan Terbesar PPP Usai Muktamar: Pulihkan Kepercayaan Umat
-
Peta Politik Baru di Meja Bundar Munas PKS: Dasco, Utut hingga Cucun Duduk Satu Meja
-
Cak Imin 'Deg-degan' pada Dasco di Munas PKS, Sinyal Politik di Balik Tawa Hadirin
-
Anak 10 Tahun di Tangerang Diduga Diculik Badut, Keluarga Minta Bantuan Warga
-
Ketum PPP Agus Suparmanto Tegas Akan Tindak Kader yang Abaikan Aspirasi Umat