Suara.com - Nasib nahas dialami seorang mantan petugas satuan pengamanan korban PHK di Tawau, Johor, Malaysia. Dia meninggal saat hendak mudik dengan jalan kaki.
Menyadur dari World of Buzz, Kamis (14/5/2020), mantan sekuriti tersebut menjadi korban pemutusan hubungan kerja (PHK). Tak ada pekerjaan, dia mencoba untuk mudik dengan berjalan kaki ke desanya yang berjarak 372 kilometer.
Malang, seperti dikutip dari Harian Metro, dia tidak pernah sampai ke rumah. Tubuhnya ditemukan tak bernyawa di pinggiran jalan di Muadzam Shah, Pahang.
Polisi meyakini pria berusia 30 tahun tersebut mengalami sakit saat berjalan kaki ke Kuala Terengganu, setelah diberhentikan dari pekerjaannya.
Setelah tubuhnya dilakukan swab tes saat otopsi, diketahui ternyata pria tersebut positif terinfeksi corona alias COVID-19.
Dikatakan bahwa dia berusaha untuk berjalan kaki kembali ke desa asalnya karena sangat merindukan anak-anaknya, setelah mereka berpisah selama penegakan hukum masa MCO.
Situasi yang memburuk setelah perjalanan lintas negara dengan bus dilarang, menyebabkan orang itu terdampar di Johor setelah dia dipecat.
Laporan dari Berita Harian mengatakan, almarhum terlihat di penghalang jalan oleh pihak berwenang. Di sana, berdasarkan saksi mata, pria tersebut sudah terlihat lemah dan pucat.
"Almarhum diberi makanan dan dinasihati agar tidak melanjutkan perjalanannya, tetapi dia tidak kalah gigih." kata Ketua Eksekutif Skuad Pengurusan Jenazah, Rafie Zainal.
Baca Juga: Pasutri Dibunuh Pakai Linggis, Korban Sempat Curhat ke Pembunuh Mau Mudik
Semakin tragis ketika keluarga almarhum tidak mampu membayar 1.500 ringgit Malaysia atau setara dengan Rp 5 juta untuk biaya pemakaman, tetapi untungnya diberikan bantuan oleh Skuad Pengurusan Jenazah.
Pemakaman dilakukan dengan kepatuhan ketat pada SOP Covid-19 saat ini, dengan yang hadir mengenakan Personal Protective Equipment (PPE).
Dalam konferensi persnya kemarin, Dr Noor Hisham Abdullah, Direktur Jenderal Kesehatan Malaysia, mengungkapkan bahwa lelaki itu adalah yang ke-110 terkait kematian di negara tersebut. Sumber infeksi almarhum masih dalam penyelidikan.
Berita Terkait
-
Satu PNS Positif Corona, Balai Kota Salatiga Disterilkan
-
Ditolak Warga karena Takut Tertular, Pemakaman Jenazah PDP Corona Dipindah
-
Prediksi Dokter Italia: Covid-19 Melemah, Hilang Sebelum Vaksin Ditemukan
-
Semangat Para Santri Tadarus Al Quran Ditengah Wabah Corona
-
Kritik Keras Pakar UI: Gugus Tugas Itu Fokus Tekan Penularan, Bukan Ekonomi
Terpopuler
- 7 Sunscreen Terbaik untuk Flek Hitam Usia 50 Tahun, Atasi Garis Penuaan
- Sosok Profesor Kampus Singapura yang Sebut Pendidikan Gibran Cuma Setara Kelas 1 SMA
- 14 Kode Redeem FC Mobile Hari Ini 7 Oktober 2025, Gaet Rivaldo 112 Gratis
- 3 Link DANA Kaget Khusus Hari Ini, Langsung Cair Bernilai Rp135 Ribu
- 5 Fakta Heboh Kasus Video Panas Hilda Pricillya dan Pratu Risal yang Guncang Media Sosial
Pilihan
-
4 Rekomendasi HP Murah dengan MediaTek Dimensity 7300, Performa Gaming Ngebut Mulai dari 2 Jutaan
-
Tarif Transjakarta Naik Imbas Pemangkasan Dana Transfer Pemerintah Pusat?
-
Stop Lakukan Ini! 5 Kebiasaan Buruk yang Diam-diam Menguras Gaji UMR-mu
-
Pelaku Ritel Wajib Tahu Strategi AI dari Indosat untuk Dominasi Pasar
-
Istri Thom Haye Keram Perut, Jadi Korban Perlakuan Kasar Aparat Keamanan Arab Saudi di Stadion
Terkini
-
Prediksi Cuaca Hari Ini 10 Oktober 2025: Peringatan Dini BMKG dan Info Lengkapnya
-
Warga Depok Wajib Tahu! Disdukcapil Tutup Layanan Tatap Muka 10 Oktober, Ini Alternatifnya
-
Kepulauan Talud Sulut Berpotensi Tsunami usai Gempa Filipina 7,4 Magnitudo, BMKG: Waspada!
-
Menu MBG di SMPN 281 dan SMAN 62 Jaktim Dikeluhkan, Telur Mentah dan Sayur Beraroma Tidak Sedap
-
Bantu Gibran Bangun Papua, Prabowo Tunjuk Eks Jenderal hingga Eks Stafsus Jokowi
-
Waspada Tsunami di Kepulauan Talaud Hingga Supiori Imbas Gempa Filipina
-
Perwosi Gelar Lomba Senam Nasional Kreasi 2025, Peringati HUT ke-58
-
Ammar Zoni jadi Bandar di Penjara, DPR: Petugas Lapas Harus Dihukum Berat jika Terbukti Kongkalikong
-
Guru Besar UI Soal Pertemuan JokowiAbu Bakar Baasyir: Tak Masalah, Tapi Harus Dipantau BNPT
-
Di Bawah Presiden Baru, Suriah Ingin Belajar Islam Moderat dan Pancasila dari Indonesia