Suara.com - Sejumlah kota-kota di Asia mulai mendekati situasi normal menyusul dengan pelonggaran aturan lockdown di sejumlah negara.
Vietnam, salah satu kisah sukses di dunia yang dapat mengendalikan pandemi ini, telah mengizinkan bisnis yang tidak esensial, seperti bar, restoran, bioskop, dan spa dibuka kembali dalam beberapa pekan terakhir.
Negara-negara Eropa semakin longgarkan lockdown, pakar peringatkan risiko gelombang kedua Covid-19 'masih sangat besar' Jutaan warga China serbu tempat wisata menyusul pelonggaran lockdown Italia longgarkan lockdown, perdana menteri: 'bisnis tak bisa menunggu sampai vaksin ditemukan'Ta Hien Street yang populer di Hanoi, yang dikenal sebagai tempat minum bir, tampak seperti dulu.
Vietnam dengan penduduk sekitar 97 juta jiwa hanya mencatat sekitar 300 kasus Covid-19 di dalam negeri, dan nol pasien meninggal, meskipun berbatasan dengan China.
Para ahli mengatakan, Vietnam bertindak sejak awal, tidak seperti negara lain yang jumlah infeksi dan pasien meninggal tercatat dalam jumlah besar.
Thailand juga terlihat mendekati keadaan normal ketika pasar dibuka kembali pada awal bulan.
Negara ini juga mulai membuka pusat perbelanjaan minggu lalu.
Thailand mengkonfirmasi sekitar 3.000 kasus, termasuk yang terendah di dunia.
Di Yangon Myanmar beberapa ruas jalannya tersendat pekan lalu setelah pemerintah mengizinkan perusahaan untuk kembali beroperasi dengan menerapkan jarak aman antara para pekerjanya.
Baca Juga: Wabah Corona, Warga Kediri Jangan Silaturahmi ke Rumah Tetangga
Pemerintah mengatakan aturan pembatasan dapat diberlakukan kembali jika kasus mulai melonjak lagi.
Toko-toko di kota-kota India juga sudah mulai dibuka kembali.
Baik India dan Pakistan telah mulai melonggarkan pembatasan, bahkan ketika kasus terus meningkat, karena dampak ekonomi dari lockdown terbukti mahal.
Kedua negara belum melihat jumlah kematian yang tinggi - sebuah tren yang mereka harapkan akan bertahan.
Sebelumnya, warga juga mulai beraktivitas seperti biasa di sejumlah kota di China menyusul dengan pelonggaran aturan pembatasan sosial.
'Potensi gelombang kedua'Sebelumnya, WHO meminta negara-negara yang melonggarkan aturan pembatasan untuk berhati-hati.
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
Dolar Diramal Tembus Rp20.000, Ekonom Blak-blakan Kritik Kebijakan 'Bakar Uang' Menkeu
-
'Spill' Sikap NasDem: Swasembada Pangan Harga Mati, Siap Kawal dari Parlemen
-
Rocky Gerung 'Spill' Agenda Tersembunyi di Balik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir
-
Kriminalisasi Masyarakat Adat Penentang Tambang Ilegal PT Position, Jatam Ajukan Amicus Curiae
-
Drama PPP Belum Usai: Jateng Tolak SK Mardiono, 'Spill' Fakta Sebenarnya di Muktamar X
-
Horor MBG Terulang Lagi! Dinas KPKP Bongkar 'Dosa' Dapur Umum: SOP Diabaikan!
-
Jalani Kebijakan 'Koplaknomics', Ekonom Prediksi Indonesia Hadapi Ancaman Resesi dan Gejolak Sosial
-
Mensos Gus Ipul Bebas Tugaskan Staf Ahli yang Jadi Tersangka Korupsi Bansos di KPK
-
Detik-detik Bus DAMRI Ludes Terbakar di Tol Cikampek, Semua Penumpang Selamat
-
Titik Didih Krisis Puncak! Penutupan Belasan Tempat Wisata KLH Picu PHK Massal, Mulyadi Geram