Suara.com - Ketika jumlah korban tewas di negara itu melampaui 92 ribu, sebanyak 50 negara bagian Amerika Serikat bersiap melakukan pembukaan kembali setelah sempat ditutup selama dua bulan.
Menyadur BBC News, Connecticut menjadi negara bagian terakhir yang mencabut aturan pembatasan wilayah atau lockdown ketika memberikan lampu hijau ke toko-toko dan restoran untuk membuka kembali.
District of Columbia diperkirakan akan mengumumkan pembukaan kembali minggu depan. Hampir semua negara bagian yang akan membuka kembali aktivitasnya diharuskan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
Di Maryland misalnya, penduduk harus sudah rekreasi luar ruangan, seperti mengunjungi lapangan golf, pantai, dan bumi perkemahan. Sedangkan di Oklahoma sekarang mengizinkan penduduk untuk menghadiri upacara keagamaan, mentato, dan bahkan menghabiskan malam di klub malam.
Negara-negara yang terletak di Timur Laut dan Pantai Barat negara Amerika juga telah memulai pembukaan regional. Namun dengan pergerakan yang lebih lambat.
Di California misalnya, beberapa restoran dan lokasi ritel akan diizinkan untuk dibuka kembali, tetapi hanya di negara-negara yang memenuhi standar dan memiliki penurunan kasus positifnya.
Pekan lalu, Wali Kota Distrik Muriel Bowser memperpanjang pembatasan jarak sosial kota hingga setidaknya 8 Juni. Namun, pedoman tersebut dapat dilonggarkan jika DC memenuhi serangkaian syarat untuk dibuka kembali yang ditetapkan oleh Bowser.
Pemerintah Amerika Serikat telah mengeluarkan panduan setebal 60 halaman yang dirilis oleh Pusat Pengendalian Penyakit (CDC) akhir pekan lalu untuk negara bagian yang akan melonggarkan pembatasa. Pedoman ini memberikan panduan terperinci untuk sektor-sektor tertentu.
Misalnya di sekolah, meja harus ditempatkan dengan jarak sekitar 2 meter dan menghadap ke arah yang sama, dengan pemeriksaan suhu untuk semua staf dan siswa.
Baca Juga: Kasus Corona di Amerika Selatan Naik, Trump Akan Larang Warga AS ke Brasil
Di restoran, CDC menyarankan untuk membatsi jumlah pengunjung dan tetap menerapkan jaga jarak sosial, dan membatasi interaksi pekerja dan pelanggan untuk menghidari risiko tinggi.
Dan negara-negara bagian disarankan untuk melaporkan penurunan kasus dengan "gejala yang mirip Covid-19" dan tes positif selama 14 hari.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Bukan Akira Nishino, 2 Calon Pelatih Timnas Indonesia dari Asia
- Diisukan Cerai, Hamish Daud Sempat Ungkap soal Sifat Raisa yang Tak Banyak Orang Tahu
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
Pilihan
-
Makna Mendalam 'Usai di Sini', Viral Lagi karena Gugatan Cerai Raisa ke Hamish Daud
-
Emil Audero Akhirnya Buka Suara: Rasanya Menyakitkan!
-
KDM Sebut Dana Pemda Jabar di Giro, Menkeu Purbaya: Lebih Rugi, BPK Nanti Periksa!
-
Mees Hilgers 'Banting Pintu', Bos FC Twente: Selesai Sudah!
-
Wawancara Kerja Lancar? Kuasai 6 Jurus Ini, Dijamin Bikin Pewawancara Terpukau
Terkini
-
BBW Jakarta 2025: Lautan Buku Baru, Pesta Literasi Tanpa Batas
-
Program MBG Dikritik Keras Pakar: Ribuan Keracunan Cuma Angka Statistik
-
Konvensyen DMDI ke-23 di Jakarta, Sultan Najamudin Tekankan Persatuan dan Kebesaran Rumpun Melayu
-
Polemik Ijazah Jokowi Masih Bergulir, Pakar Hukum Ungkap Fakta Soal Intervensi Politik
-
Geger Ijazah Gibran! Pakar Ini Pertanyakan Dasar Tudingan dan Singgung Sistem Penyetaraan Dikti
-
Dana Pemda Rp 234 T Mengendap di Bank, Anggota DPR Soroti Kinerja Pemda dan Pengawasan Kemendagri
-
Diteror Lewat WhatsApp, Gus Yazid Lapor Polisi Hingga Minta Perlindungan ke Presiden Prabowo
-
Survei Gibran 'Jomplang', Rocky Gerung Curiga Ada 'Operasi Besar' Menuju 2029
-
Menteri Imigrasi di FLOII Expo 2025: Saatnya Tanaman Hias Indonesia Tembus Dunia!
-
KPK Lanjutkan Operasi 'Memiskinkan' Nurhadi, Hasil Panen Rp1,6 Miliar Disita