Suara.com - Semenjak pandemi Covid-19 menyerang Nepal, jutaan keluarga terancam kelaparan, karena banyak kepala keluarga yang kehilangan pekerjaan dan tidak dapat mengirimkan uang.
Salah satunya adalah Shiba Kala Limbu, seorang ibu rumah tangga yang pernah kelaparan demi anaknya karena sang suami tidak kunjung mengirimkan uang. Ram Kumar, suami Shiba bekerja sebagai tukang batu di Qatar dan kehilangan pekerjaannya semenjak pandemi menyerang.
Wanita berusia 25 tahun tersebut mengatakan dia tidak punya uang setelah kiriman dari suaminya berhenti.
"Ini menyakitkan. Saya melewatkan beberapa makan malam untuk menghemat sedikit makanan yang kumiliki untuk putriku." ujarnya disadur dari South China Morning Post pada Rabu (1/7/2020).
Penyebaran virus yang menyerang pernapasan ini telah mencekik ekonomi di seluruh dunia dan membuat jutaan pekerja migran keluar dari pekerjaan, membuat mereka tidak dapat mengirim uang ke keluarganya.
Menurut data Bank Dunia, lebih dari 56 persen dari estimasi 5,4 juta rumah tangga di Nepal menerima remitansi yang merupakan jalur vital bagi keluarga yang tidak memiliki sumber pendapatan lain.
Remitansi mencapai 8,1 miliar dolar (Rp117,4 triliun) pada tahun 2019, atau lebih dari seperempat produk domestik bruto Nepal, tetapi kemungkinan turun 14 persen pada tahun 2020 karena resesi global yang disebabkan oleh Covid-19, serta penurunan harga minyak. Jutaan migran Nepal bekerja di negara-negara Teluk yang kaya akan minyak dan Malaysia.
Ganesh Gurung, seorang analis Nepal mengatakan bahwa remitansi sangat penting bagi keluarga kelas menengah ke bawah yang telah pindah ke pusat kota dan bergantung pada mereka untuk membayar sewa, bahan makanan, biaya sekolah, dan keperluan lainnya.
"Tanpa pengiriman uang, keluarga-keluarga ini akan menjadi lebih miskin dan kejahatan seperti perdagangan manusia dan pelacuran bisa meningkat," jelas Gurung, seorang pakar tentang masalah migran di Institute of Development Studies Nepal.
Baca Juga: Gelandang Box-to-box Persija Akui Kesulitan saat Main untuk Timnas Nepal
Limbu mengaku biasanya ia menerima hingga 20.000 rupee Nepal (Rp 2,3 juta) setiap bulan sebelum pandemi. Tetapi dalam enam bulan terakhir dia hanya menerima 40.000 rupee Nepal (Rp 4,6 juta) dari suaminya.
"Hanya itu yang berhasil dia kirim tahun ini. Saya menggunakan sebagian untuk membayar sewa dan sisanya untuk membeli bahan makanan." katanya.
Di kota barat daya Gajedah, Radha Marasini mengatakan suaminya, Indra Mani, kehilangan pekerjaannya sebagai penjaga keamanan di sebuah pabrik tekstil di kota Ludhiana di India utara setelah pandemi menyerang.
Ketika penghasilannya berkurang, lelaki berusia 43 tahun itu tidak punya pilihan selain meminjam ke pinjaman lokal dan membayar suku bunga yang cukup besar, untuk memastikan ia dan putranya yang berusia 15 tahun dapat bertahan hidup.
"Jika situasi tidak membaik, kami harus makan hanya satu kali sehari," kata Marasini.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- 5 Sepatu Lokal Senyaman Hoka Ori, Cushion Empuk Harga Jauh Lebih Miring
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
Hadiri Final Soekarno Cup 2025 di Bali, Megawati Sampaikan Pesan Anak Muda Harus Dibina
-
Polisi Bongkar Perusak Kebun Teh Pangalengan Bandung, Anggota DPR Acungi Jempol: Harus Diusut Tuntas
-
Tragedi Kalibata Jadi Alarm: Polisi Ingatkan Penagihan Paksa Kendaraan di Jalan Tak Dibenarkan!
-
Bicara Soal Pencopotan Gus Yahya, Cholil Nafis: Bukan Soal Tambang, Tapi Indikasi Penetrasi Zionis
-
Tinjau Lokasi Pengungsian Langkat, Prabowo Pastikan Terus Pantau Pemulihan Bencana di Sumut
-
Trauma Usai Jadi Korban Amukan Matel! Kapolda Bantu Modal hingga Jamin Keamanan Pedagang Kalibata
-
Rapat Harian Gabungan Syuriyah-Tanfidziyah NU Putuskan Reposisi Pengurus, M Nuh Jadi Katib Aam
-
Pakar UIKA Dukung Anies Desak Status Bencana Nasional untuk Aceh dan Sumatera
-
BNI Raih Apresiasi Kementerian UMKM Dorong Pelaku Usaha Tembus Pasar Global
-
BNI Dorong Digitalisasi dan Transparansi Rantai Pasok FMCG